27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Pedagang PIM Mengadu ke DPRD Kotim

SAMPIT,KALTENGPOS.CO-Sejumlah
perwakilan pedagang Pasar Ikan Mentaya (PIM) di Pusat Perbelanjaan Mentaya
(PPM) Sampit mendatangi gedung DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Mereka mengeluhkan keberadaan pasar dadakan di dalam kota yang berdampak pada
penurunan omzet pendapatan mereka.

 

“Omzet kami menurun hingga 50 persen lebih. Sementara kami
ini merupakan pasar induk dan retribusi dari kami untuk daerah cukup besar.
Tapi dengan adanya pasar dadakan, pembeli menjadi sepi,” ungkap Hadi
Yanor, Ketua Persatuan PIM saat mendatangi kantor DPRD Kotim Senin (10/8).

 

Pihaknya berharap DPRD, khususnya Komisi II yang membindangi
masalah pasar bisa melangsungkan rapat dengar pendapat (RDP), agar pihak-pihak
atau instansi yang terkait di dalamnya bisa melakukan tatap muka, hingga
menghasilkan solusi yang tidak merugikan mereka.

Baca Juga :  Kenaikan Tarif Air PDAM Banyak Dikeluhkan Masyarakat

 

“Kami sangat berharap adanya RDP, karena semua pedagang di
pasar resmi di Sampit mengeluhkan adanya pasar dadakan tersebut. Harapan kami
pasar dadakan itu ditiadakan lagi,” tegas Hadi.

 

Dirinya mengatakan, untuk PIM, ada 197 pedagang, sementara untuk
PPM kurang lebih 500 orang. Dan mayoritas mereka menginginkan pasar dadakan
ditiadakan dan kalau memang diperbolehkan harus di luar kota.

 

Menanggapi keluhan perwakilan pedagang PPM tersebut, Ketua Komisi
II DPRD Kabupaten Kotim, Hj Darmawati mengatakan, pihaknya akan menampung apa
yang disampaikan para pedagang tersebut.

 

“Langkah awal, nanti kita koordinasikan dulu dengan pihak
dinas pasar terkait keluhan yang disampaikan bapak-bapak dan ibu-ibu, kalau
memang nanti diperlukan untuk RDP kita akan melakukan penjadwalan terlebih
dahulu,” ujar Darmawati.

Baca Juga :  Jangan Tergoda dan Terjerumus dengan Narkoba

 

Sementara, Anggota Komisi II lainya, Syahbana mengungkapkan,
masalah tersebut akan dikoordinasikan dulu dengan dinas pasar, sebelum sampai
pada RDP.

 

“Memang kita lihat, adanya pasar dadakan menimbulkan dampak
bagi pedagang pasar, karena semua komiditi yang dijual juga ada di pasar
dadakan. Kami diskusikan dulu dengan rekan-rekan di Komisi II dan mendiskusikan
dengan Banmus untuk menentukan jadwal, apakah nanti di RDP atau tidak, tapi
kita upayakan dulu untuk memanggil dinas pasar,” jelas Syahbana.

 

Ia juga manambahkan,
memang bukan hanya karena pasar dadakan, penurunan omzet pedagang tersebut juga
akibat masa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan ekonomi masyarakat lesu dan itu
juga terjadi di pasar-pasar di tiga kecamatan luar kota yang sudah pihaknya
kunjungi belum lama ini.

SAMPIT,KALTENGPOS.CO-Sejumlah
perwakilan pedagang Pasar Ikan Mentaya (PIM) di Pusat Perbelanjaan Mentaya
(PPM) Sampit mendatangi gedung DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Mereka mengeluhkan keberadaan pasar dadakan di dalam kota yang berdampak pada
penurunan omzet pendapatan mereka.

 

“Omzet kami menurun hingga 50 persen lebih. Sementara kami
ini merupakan pasar induk dan retribusi dari kami untuk daerah cukup besar.
Tapi dengan adanya pasar dadakan, pembeli menjadi sepi,” ungkap Hadi
Yanor, Ketua Persatuan PIM saat mendatangi kantor DPRD Kotim Senin (10/8).

 

Pihaknya berharap DPRD, khususnya Komisi II yang membindangi
masalah pasar bisa melangsungkan rapat dengar pendapat (RDP), agar pihak-pihak
atau instansi yang terkait di dalamnya bisa melakukan tatap muka, hingga
menghasilkan solusi yang tidak merugikan mereka.

Baca Juga :  Kenaikan Tarif Air PDAM Banyak Dikeluhkan Masyarakat

 

“Kami sangat berharap adanya RDP, karena semua pedagang di
pasar resmi di Sampit mengeluhkan adanya pasar dadakan tersebut. Harapan kami
pasar dadakan itu ditiadakan lagi,” tegas Hadi.

 

Dirinya mengatakan, untuk PIM, ada 197 pedagang, sementara untuk
PPM kurang lebih 500 orang. Dan mayoritas mereka menginginkan pasar dadakan
ditiadakan dan kalau memang diperbolehkan harus di luar kota.

 

Menanggapi keluhan perwakilan pedagang PPM tersebut, Ketua Komisi
II DPRD Kabupaten Kotim, Hj Darmawati mengatakan, pihaknya akan menampung apa
yang disampaikan para pedagang tersebut.

 

“Langkah awal, nanti kita koordinasikan dulu dengan pihak
dinas pasar terkait keluhan yang disampaikan bapak-bapak dan ibu-ibu, kalau
memang nanti diperlukan untuk RDP kita akan melakukan penjadwalan terlebih
dahulu,” ujar Darmawati.

Baca Juga :  Jangan Tergoda dan Terjerumus dengan Narkoba

 

Sementara, Anggota Komisi II lainya, Syahbana mengungkapkan,
masalah tersebut akan dikoordinasikan dulu dengan dinas pasar, sebelum sampai
pada RDP.

 

“Memang kita lihat, adanya pasar dadakan menimbulkan dampak
bagi pedagang pasar, karena semua komiditi yang dijual juga ada di pasar
dadakan. Kami diskusikan dulu dengan rekan-rekan di Komisi II dan mendiskusikan
dengan Banmus untuk menentukan jadwal, apakah nanti di RDP atau tidak, tapi
kita upayakan dulu untuk memanggil dinas pasar,” jelas Syahbana.

 

Ia juga manambahkan,
memang bukan hanya karena pasar dadakan, penurunan omzet pedagang tersebut juga
akibat masa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan ekonomi masyarakat lesu dan itu
juga terjadi di pasar-pasar di tiga kecamatan luar kota yang sudah pihaknya
kunjungi belum lama ini.

Terpopuler

Artikel Terbaru