Masyarakat
diminta jangan panik atas informasi penularan virus Korona lewat udara. Sebab
virus Korona di udara umumnya terjadi di ruangan tertutup dengan sirkulasi
udara yang buruk. Peristiwa ini disebut dengan aerosol dan berbeda dengan
droplet.
Tim
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dokter Reisa Broto Asmoro
menjelaskan bahwa ilmu masih terus berkembang dan penelitian terus dilakukan.
Bahkan ada ribuan jurnal penelitian yang berkembang setiap hari.
“Maka
masyarakat harus benar-benar mengerti. Bagaimana dan apa saja yang membuat
virus Korona menular pada manusia,†tegasnya dalam konferensi pers, Rabu
(25/7).
Menurutnya,
transmisi penularan terutama terjadi melalui percikan atau droplet baik
langsung dan tak langsung atau kontak dekat. Penularan lewat udara umumnya bisa
terjadi di rumah sakit saat melakukan prosedur medis.
“Seperti
penanganan intubasi, bronkoskopi, resusitasi jantung, dan lainnya. Melalui
udara dari seseorang yang terinfeksi lewat batuk, bersin, bicara, atau
bernyanyi,†ungkapnya.
Dokter
Reisa menjelaskan WHO mendefinisikan penularan lewat udara disebabkan oleh
aerosol yang melayang di udara. Lalu, apa bedanya aerosol dan droplet yang
selama ini menjadi media penularan virus Korona.
“Droplet
adalah percikan dan buliran saat batuk dan bersin atau bicara. Sedangkan
pernapasan menghasilkan aerosol,†jelas dr Reisa.
Sedangkan
droplet adalah buliran yang ukurannya 5 mikrometer. Sementara aerosol kurang
dari 5 mikrometer atau tetesan napas terkecil. Airbone adalah penularan lewat
aerosol dari jarak jauh.
“Maka
penting untuk memahami ini, itulah sebabnya mengapa setiap orang penting untuk
memakai masker dengan tepat dan benar,†tandas dr Reisa.