31.7 C
Jakarta
Saturday, March 15, 2025

Memasuki Puncak Kemarau, Tingkatkan Kewaspadaan

MUARA TEWEH- Kabut asap akibat kebakaran
hutan dan lahan (karhutla) berdampak bagi kesehatan. Penurunan kualitas udara
akibat asap yang ditimbulkan dari karhutla berdampak terhadap kesehatan manusia
antara lain penyakit Ispa, Asma, Pneumonia, Iritasi mata. Selain itu, dampak
terhadap bidang trasportasi yaitu dapat menganggu jarak pandang dalam dunia
penerbangan.

Bupati Barito Utara (Batara) H Nadalsyah,
menyebutkan berdasarkan prediksi BMKG, puncak kemarau akan terjadi Agustus-
September 2019 dengan kondisi lebih kering dari 2018. “Sehingga,
diperlukan kewaspadaan lebih tinggi dari semua pihak, guna
mengantisipasi,” terang bupati yang akrab disapa Koyem, baru-baru ini.

Menurut bupati dua periode ini, dalam
pencegahan karhutla melarang membuka hutan dan lahan dengan cara
membakar. 

Baca Juga :  Cegah Virus Corona, Sembilan WNA Dicek Kesehatan

“Prioritas kegiatan pencegahan melalui
patroli terpadu dan deteksi dini hot spot, secara tanggap menangani bila muncul
hotspot, segara padamkan api bila memang ada api,” imbuhnya. 

Bahkan, kata dia, karhutla boleh dikatakan
merupakan bencana yang terjadi hampir setiap tahun di Indonesia khususnya di
wilayah Sumatera dan Kalimantan, termasuk juga di wilayah Batara.
“Kejadian karhutla juga menjadi isu nasional,” tandasnya. (dad/ram)

MUARA TEWEH- Kabut asap akibat kebakaran
hutan dan lahan (karhutla) berdampak bagi kesehatan. Penurunan kualitas udara
akibat asap yang ditimbulkan dari karhutla berdampak terhadap kesehatan manusia
antara lain penyakit Ispa, Asma, Pneumonia, Iritasi mata. Selain itu, dampak
terhadap bidang trasportasi yaitu dapat menganggu jarak pandang dalam dunia
penerbangan.

Bupati Barito Utara (Batara) H Nadalsyah,
menyebutkan berdasarkan prediksi BMKG, puncak kemarau akan terjadi Agustus-
September 2019 dengan kondisi lebih kering dari 2018. “Sehingga,
diperlukan kewaspadaan lebih tinggi dari semua pihak, guna
mengantisipasi,” terang bupati yang akrab disapa Koyem, baru-baru ini.

Menurut bupati dua periode ini, dalam
pencegahan karhutla melarang membuka hutan dan lahan dengan cara
membakar. 

Baca Juga :  Cegah Virus Corona, Sembilan WNA Dicek Kesehatan

“Prioritas kegiatan pencegahan melalui
patroli terpadu dan deteksi dini hot spot, secara tanggap menangani bila muncul
hotspot, segara padamkan api bila memang ada api,” imbuhnya. 

Bahkan, kata dia, karhutla boleh dikatakan
merupakan bencana yang terjadi hampir setiap tahun di Indonesia khususnya di
wilayah Sumatera dan Kalimantan, termasuk juga di wilayah Batara.
“Kejadian karhutla juga menjadi isu nasional,” tandasnya. (dad/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru