26.7 C
Jakarta
Friday, November 15, 2024

Siapkan Opsi Pencegahan Dini dan Jangka Panjang Terkait Inflasi di Kotim

SAMPIT, PROKALTENG.CO–  Dalam menekan inflasi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Pemerintah daerah setempat dinilai perlu melakukan langkah-langkah strategis. Diantaranya dengan menyiapkan beberapa opsi untuk pencegahan dini dan jangka panjang.

Hal ini disampaikan langsung oleh anggota Komisi II DPRD Kotim Andi Lala. Menurutnya. Langkah strategis tersebut harus melalui dasar kajian yang diambil dari berbagai referensi di daerah lainnya.

“Setiap tahun kita sudah tahu apa yang menyebabkan mudah terjadinya inflasi ini. Misalnya daging, telor, ayam potong, termasuk cabai, yang harganya bisa selangit dan terus mengalami kenaikan. Itu artinya harus ada upaya pencegahan dini misalnya mengurangi pasokan dari luar dan memberdayakan petani kita,” ujarnya, Rabu (13/11)

Baca Juga :  Tindak Tegas PBS yang Garap Lahan di Luar HGU

Politisi Partai Gerindra ini menyarakan. Untuk menekan kenaikan harga sekaligus memenuhi kebutuhan pokok tentunya harus memiliki potensi lahan yang cukup. Misalnya lahan untuk peternakan Sapi dan ayam, bahkan ayam petelor, dan menyiapkan lahan pertanian cabai secara khusus melalui BUMD maupun pihak swasta yang nantinya dapat memberdayakan SDM nya dari petani lokal.

“Perlu kita ketahui bersama bahwa Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas pada barang lainnya, nah hal ini yang terjadi di daerah kita, selain kebutuhan akan kuotanya meningkat, harga juga semakin naik, sementara daerah tidak punya opsi untuk menekan hal ini,” ucap Andi.

Baca Juga :  40 Anggota DPRD Kotim Serap Aspirasi ke Masyarakat

Dirinya juga mengatakan, Inflasi juga terjadi akibat dititik beratkan kepada kebutuhan pokok yang terus menerus meningkat jumlah kuotanya. Patalnya kuota tersebut dibarengi dengan kenaikan harga akibat menerima pasukan dari daerah lain.

“Kita inikan selalu mengharapkan pasokan dari daerah lain, untuk memenuhi kuota masyarakat atau konsumen di daerah. Sementara langkah memberdayakannya masih lemah, untuk itu kami mendorong pemerintah kita untuk lebih serius lagi mengatasi hal ini dengan maksimal memberdayakan petani lokal,” pungkasnya.(bah/jpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO–  Dalam menekan inflasi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Pemerintah daerah setempat dinilai perlu melakukan langkah-langkah strategis. Diantaranya dengan menyiapkan beberapa opsi untuk pencegahan dini dan jangka panjang.

Hal ini disampaikan langsung oleh anggota Komisi II DPRD Kotim Andi Lala. Menurutnya. Langkah strategis tersebut harus melalui dasar kajian yang diambil dari berbagai referensi di daerah lainnya.

“Setiap tahun kita sudah tahu apa yang menyebabkan mudah terjadinya inflasi ini. Misalnya daging, telor, ayam potong, termasuk cabai, yang harganya bisa selangit dan terus mengalami kenaikan. Itu artinya harus ada upaya pencegahan dini misalnya mengurangi pasokan dari luar dan memberdayakan petani kita,” ujarnya, Rabu (13/11)

Baca Juga :  Tindak Tegas PBS yang Garap Lahan di Luar HGU

Politisi Partai Gerindra ini menyarakan. Untuk menekan kenaikan harga sekaligus memenuhi kebutuhan pokok tentunya harus memiliki potensi lahan yang cukup. Misalnya lahan untuk peternakan Sapi dan ayam, bahkan ayam petelor, dan menyiapkan lahan pertanian cabai secara khusus melalui BUMD maupun pihak swasta yang nantinya dapat memberdayakan SDM nya dari petani lokal.

“Perlu kita ketahui bersama bahwa Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas pada barang lainnya, nah hal ini yang terjadi di daerah kita, selain kebutuhan akan kuotanya meningkat, harga juga semakin naik, sementara daerah tidak punya opsi untuk menekan hal ini,” ucap Andi.

Baca Juga :  40 Anggota DPRD Kotim Serap Aspirasi ke Masyarakat

Dirinya juga mengatakan, Inflasi juga terjadi akibat dititik beratkan kepada kebutuhan pokok yang terus menerus meningkat jumlah kuotanya. Patalnya kuota tersebut dibarengi dengan kenaikan harga akibat menerima pasukan dari daerah lain.

“Kita inikan selalu mengharapkan pasokan dari daerah lain, untuk memenuhi kuota masyarakat atau konsumen di daerah. Sementara langkah memberdayakannya masih lemah, untuk itu kami mendorong pemerintah kita untuk lebih serius lagi mengatasi hal ini dengan maksimal memberdayakan petani lokal,” pungkasnya.(bah/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru