PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo mengatakan, Kalteng diperkirakan masuk musim kemarau pada Juni dan Juli tahun 2023.
“Kita sudah mengikuti rapat koordinasi dengan pa Menko Marves kemarin bahwa Kalteng itu nanti masuk mulai kemarau diperkirakan Juni dan Juli, kita ada waktu Mei ini kalau ingin melakukan kegiatan modifiikasi cuaca itu saat ini mumpung curah hujannya sampai tetes-tetesnya masih ada. Dan ini masih hujan,” ujarnya kepada awak media, Selasa (2/5).
Edy beralasan modifikasi cuaca bertujuan untuk pembasahan pada lahan-lahan yang kering di gambut. Wilayah gambut yang ada di Kalteng yakni Kabupaten Pulang Pisau, Palangka Raya Sampit, dan Kapuas.
“Kita mencoba untuk melihat di bulan Mei treatment apa yang kita lakukan untuk pembasahan itu,Mumpun ada awan, kalau awannya kering hujan buatannya tidak mungkin dilakukan modifikasi,” terang Wagub.
Ia menerangkan kondisi cuaca ekstrem panas terjadi karena memang memasuki musim kemarau. Sehingga dengan adanya kondisi tersebut, Edy juga mengharapkan agar Elnino tak terjadi di wilayah Kalteng.
“Mudah-mudahan tidak ada Elninonya, kita menunggu analisis BMKG, perkembangan setiap bulannya kita ikuti selalu berubah-ubah. Karena laporan kemarin 50 50 terjadinya Elnino, kalau ada Elnino bahaya kita nih, bahayanya itu kita akan kembali mengalami ke fase tahun 2015 yakni fase kering dan mudah terbakar itu yang harus kita antisipasi. Yang penting kesiapan kita menyangkut sarana-prasarana sudah dilakukan oleh pemerintah provinsi termasuk penyiapan anggaran untuk kegiatan mitigasi bencana,”tandasnya.
Reporter: M Hafidz
PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo mengatakan, Kalteng diperkirakan masuk musim kemarau pada Juni dan Juli tahun 2023.
“Kita sudah mengikuti rapat koordinasi dengan pa Menko Marves kemarin bahwa Kalteng itu nanti masuk mulai kemarau diperkirakan Juni dan Juli, kita ada waktu Mei ini kalau ingin melakukan kegiatan modifiikasi cuaca itu saat ini mumpung curah hujannya sampai tetes-tetesnya masih ada. Dan ini masih hujan,” ujarnya kepada awak media, Selasa (2/5).
Edy beralasan modifikasi cuaca bertujuan untuk pembasahan pada lahan-lahan yang kering di gambut. Wilayah gambut yang ada di Kalteng yakni Kabupaten Pulang Pisau, Palangka Raya Sampit, dan Kapuas.
“Kita mencoba untuk melihat di bulan Mei treatment apa yang kita lakukan untuk pembasahan itu,Mumpun ada awan, kalau awannya kering hujan buatannya tidak mungkin dilakukan modifikasi,” terang Wagub.
Ia menerangkan kondisi cuaca ekstrem panas terjadi karena memang memasuki musim kemarau. Sehingga dengan adanya kondisi tersebut, Edy juga mengharapkan agar Elnino tak terjadi di wilayah Kalteng.
“Mudah-mudahan tidak ada Elninonya, kita menunggu analisis BMKG, perkembangan setiap bulannya kita ikuti selalu berubah-ubah. Karena laporan kemarin 50 50 terjadinya Elnino, kalau ada Elnino bahaya kita nih, bahayanya itu kita akan kembali mengalami ke fase tahun 2015 yakni fase kering dan mudah terbakar itu yang harus kita antisipasi. Yang penting kesiapan kita menyangkut sarana-prasarana sudah dilakukan oleh pemerintah provinsi termasuk penyiapan anggaran untuk kegiatan mitigasi bencana,”tandasnya.
Reporter: M Hafidz