29.7 C
Jakarta
Thursday, April 17, 2025

WARNING..!! Di Kotim, Sudah 352 Orang Terinfeksi dan 56 Meninggal Akib

SAMPIT – Penderita Human Immunodeficiency
Virus (HIV) di Kabupaten Kotawaringir Timur mencapai 352 orang. Dari jumlah
tersebut, 100 orang terinfeksi Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) dan
22 diantaranya adalah ibu hamil (bumil). Jumlah tersebut berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim sejak 2011-2019.

Dari jumlah tersebut, ada 56
orang termasuk bumil yang terinfeksi HIV/AIDS di Kotim meninggal dunia dalam
rentang waktu 9 tahun terakhir.

Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kotim, usia produktif 25-49 tahun mendominasi sebagai penderita
penyakit akibat berhubungan badan bukan suami istri ini. Jika dipersentasikan
sebanyak 76,4 persen atau 269 orang. Disusul 
usia 20-24 tahun dengan persentase 13,6 persen atau 48 orang. Usia 50 tahun
ada 18 penderita atau 5 persen, usia 15-19 ada 8 orang atau 2,3 persen, usia 5-14
tahun ada 2 penderita atau 0,6 persen dan usia 4 tahun ada 7 orang atau 2
persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin
Timur dr Faisal Novendra Cahyanto menjelaskan, upaya yang dilakukan pemerintah yaitu
periksa warga yang tersebar di 17 kecamatan yang ada di Kotim.

Baca Juga :  Sejumlah Kapolres Dirombak, Ini Daftarnya

“Bagi warga yang ingin memeriksa
kesehatan, terutama pemeriksaan HIV/AIDS bisa langsung datang ke puskesmas
terdekat. Data pasien tentu akan kami rahasiakan. Untuk itu diperlukan
keaktifan warga melakukan pemeriksaan yang intensif nantinya,” kata dokter
Faisal, Selasa (28/5).

Menurut kadinkes Kotim, meski
lokalisasi di Jalan Jenderal Sudirman Km 12 Sampit sudah ditutup, tapi
penyebaran para pekerja seks komersial (PSK) masih tetap berlangsung. Khususnya
di jalan arah ke Kecamatan Telawang.

“Dinkes saat ini melakukan tri
zero dalam penanganan HIV/AIDS. Pertama dengan cara melakukan peningkatan
deteksi dini dalam kasus HIV/AIDS. Kegiatan ini dilakukan di pusat kesehatan
terdekat/ puskesmas. Kedua, meminimalisir kematian akibat HIV/AIDS dengan cara
melakukan pengobatan secara rutin, yakni menum obat seumur hidup. Ketiga, tidak
boleh menjauhi orang yang terkena ODA (orang dengan AIDS). Artinya,
penularannya akan terjadi apabila melakukan hubungan badan bukan suami istri,
khusus salah satu pasangan yang terkena penyakit itu terlebih dahulu,” paparnya.

Dijelaskannya, bagi yang ODA
memang bergaul dengan masyarakat agak kurang atau menjauh. Mereka takut jika
orang di sekitarnya terkena. “Perlu disampaikan bahwa penyakit HIV/AIDS ini
penularannya melalui berhubungan badan/intim,” jelasnya.

Baca Juga :  Waduh, Kini Kasus Covid-19 di Pulang Pisau Melonjak

Ditambahkannya, bagi ibu hamil
yang ada di Kotim agar melakukan pemeriksaan dini. Dikhawatirkan penyakit ini
menular ke bayi nantinya. “Untuk pengobatannya gratis alias tidak bayar. untuk
itu, diharapkan keaktifan dan keterbukaan kepada petugas kesehatan di wilayah
masing-masing. Masalah data pribadi dirahasiakan, sesuai dengan aturan dan
mekanisme yang berlaku tentunya,” ungkapnya.

Di Kotim saat ini sudah ada
Komisi Perlindungan HIV/AIDS yang sering melakukan sosialisasi bahaya akan
penyakit mematikan ini. “Jaga pergaulan dan seks bebas agar tidak terkena penyakit
berbahaya ini. Jika terkena maka akan sulit untuk diobati dan lebih bahanya
lagi akan menular jika ada istri dan apabila ada keturunannya, maka akan
terkena imbasnya juga,” pungkasnya.

Ditambahkan dokter Faisal,  diperlukan pendekatan kepada Yang Maha Kuasa
dan mengamalkan perintah-Nya. “Sebab segala sesuatu akan indah dan baik jika
sesuai dengan aturan agama,” ungkapnya. (rif/ens/ctk/nto)

SAMPIT – Penderita Human Immunodeficiency
Virus (HIV) di Kabupaten Kotawaringir Timur mencapai 352 orang. Dari jumlah
tersebut, 100 orang terinfeksi Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) dan
22 diantaranya adalah ibu hamil (bumil). Jumlah tersebut berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim sejak 2011-2019.

Dari jumlah tersebut, ada 56
orang termasuk bumil yang terinfeksi HIV/AIDS di Kotim meninggal dunia dalam
rentang waktu 9 tahun terakhir.

Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kotim, usia produktif 25-49 tahun mendominasi sebagai penderita
penyakit akibat berhubungan badan bukan suami istri ini. Jika dipersentasikan
sebanyak 76,4 persen atau 269 orang. Disusul 
usia 20-24 tahun dengan persentase 13,6 persen atau 48 orang. Usia 50 tahun
ada 18 penderita atau 5 persen, usia 15-19 ada 8 orang atau 2,3 persen, usia 5-14
tahun ada 2 penderita atau 0,6 persen dan usia 4 tahun ada 7 orang atau 2
persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin
Timur dr Faisal Novendra Cahyanto menjelaskan, upaya yang dilakukan pemerintah yaitu
periksa warga yang tersebar di 17 kecamatan yang ada di Kotim.

Baca Juga :  Sejumlah Kapolres Dirombak, Ini Daftarnya

“Bagi warga yang ingin memeriksa
kesehatan, terutama pemeriksaan HIV/AIDS bisa langsung datang ke puskesmas
terdekat. Data pasien tentu akan kami rahasiakan. Untuk itu diperlukan
keaktifan warga melakukan pemeriksaan yang intensif nantinya,” kata dokter
Faisal, Selasa (28/5).

Menurut kadinkes Kotim, meski
lokalisasi di Jalan Jenderal Sudirman Km 12 Sampit sudah ditutup, tapi
penyebaran para pekerja seks komersial (PSK) masih tetap berlangsung. Khususnya
di jalan arah ke Kecamatan Telawang.

“Dinkes saat ini melakukan tri
zero dalam penanganan HIV/AIDS. Pertama dengan cara melakukan peningkatan
deteksi dini dalam kasus HIV/AIDS. Kegiatan ini dilakukan di pusat kesehatan
terdekat/ puskesmas. Kedua, meminimalisir kematian akibat HIV/AIDS dengan cara
melakukan pengobatan secara rutin, yakni menum obat seumur hidup. Ketiga, tidak
boleh menjauhi orang yang terkena ODA (orang dengan AIDS). Artinya,
penularannya akan terjadi apabila melakukan hubungan badan bukan suami istri,
khusus salah satu pasangan yang terkena penyakit itu terlebih dahulu,” paparnya.

Dijelaskannya, bagi yang ODA
memang bergaul dengan masyarakat agak kurang atau menjauh. Mereka takut jika
orang di sekitarnya terkena. “Perlu disampaikan bahwa penyakit HIV/AIDS ini
penularannya melalui berhubungan badan/intim,” jelasnya.

Baca Juga :  Waduh, Kini Kasus Covid-19 di Pulang Pisau Melonjak

Ditambahkannya, bagi ibu hamil
yang ada di Kotim agar melakukan pemeriksaan dini. Dikhawatirkan penyakit ini
menular ke bayi nantinya. “Untuk pengobatannya gratis alias tidak bayar. untuk
itu, diharapkan keaktifan dan keterbukaan kepada petugas kesehatan di wilayah
masing-masing. Masalah data pribadi dirahasiakan, sesuai dengan aturan dan
mekanisme yang berlaku tentunya,” ungkapnya.

Di Kotim saat ini sudah ada
Komisi Perlindungan HIV/AIDS yang sering melakukan sosialisasi bahaya akan
penyakit mematikan ini. “Jaga pergaulan dan seks bebas agar tidak terkena penyakit
berbahaya ini. Jika terkena maka akan sulit untuk diobati dan lebih bahanya
lagi akan menular jika ada istri dan apabila ada keturunannya, maka akan
terkena imbasnya juga,” pungkasnya.

Ditambahkan dokter Faisal,  diperlukan pendekatan kepada Yang Maha Kuasa
dan mengamalkan perintah-Nya. “Sebab segala sesuatu akan indah dan baik jika
sesuai dengan aturan agama,” ungkapnya. (rif/ens/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru