33 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Tanah Bantaran Sungai Retak ! Rumah Roboh, 16 Jiwa Warga Flamboyan Ba

PALANGKA
RAYA
-Sungai
Kahayan dalam kondisi surut dan dangkal. Tak ada angin kencang yang bertiup.
Namun, tiba-tiba tanah di bantaran sungai retak. Alhasil, bangunan rumah kayu yang
berdiri di atasnya langsung ambruk. Beruntung tak ada korban jiwa maupun
terluka pada peristiwa yang menggembarkan warga Flamboyan Bawah itu.

Kejadian itu sangat
mengejutkan warga yang bermukim di kompleks Flamboyan Bawah, Kelurahan Langkai,
Jumat (19/7) sekitar pukul 14.00 WIB. Retakan tanah di bantaran Sungai Kahayan
terlihat jelas. Tanah mengalami penurunan kurang lebih tiga meter. Tiga rumah
kayu yang dibangun di atas tanah tersebut miring dan nyaris rata dengan tanah.
Akibatnya, 16 jiwa kehilangan tempat tinggal. Sebagian memilih mengungsi ke
rumah sanak keluarga, sementara beberapa lagi memilih untuk tetap bertahan.

Salah satu korban
bernama Hadawati (40). Setelah kejadian itu, ia memilih tinggal bersama
keluarga untuk sementara waktu, sembari membongkar dan mengumpulkan bahan-bahan
rumah kayu yang telah roboh itu, yang bisa digunakan untuk membangun rumah baru
atau menjualnya sebelum berpindah ke tempat yang baru.

Baca Juga :  Pasien Positif Covid-19 Bertambah 8 Orang, 1 Orang Meninggal Dunia

“Sekarang saya tinggal
dengan keluarga, mas. Sudah dua hari ini di situ. Rumah saya hanya tersisa
dapurnya saja. Depannya roboh. Waktu itu saya sedang nggak berada di rumah
karena bekerja,” ucapnya sembari menghela napas panjang, Minggu (21/7).

Dikatakannya, tak ada
tanda-tanda sebelum kejadian itu. Saat pulang dari tempat kerja, ia begitu
terkejut tatkala melihat rumahnya sudah roboh. Kemudian ia menyelamatkan
beberapa barang  yang masih bisa diambil.

Ibu tiga anak tersebut
mengatakan, ia sempat mengkhawatikan anaknya yang diringgalkan di rumah. Beruntungnya,
saat kejadian itu anaknya sedang bermain game di dapur dan tidak terjebak longsor.

Sementara itu, Salihin (15)
yang merupakan anak Hadawati mengisahkan, saat itu ia berada di dapur dan asyik
bermain ponsel. Saat longsor terjadi, ia tidak merasakan getaran besar, tapi melihat
rumah bagian depan secara pelan-pelan terpisah dari dapur.

Baca Juga :  Jam Istirahat Ditiadakan, Proses Pembelajaran Dipersingkat

“Tidak ada berasa, cuma
saya melihat langsung rumahnya pelan-pelan menurun dan roboh. Awalnya dari
depan jembatan kemudian ke belakang,” kata anak yang menginjak bangku SMP
tersebut sembari menunjuk rumahnya.

Di tempat terpisah,
Lurah Langkai Evarina mengatakan, pihkanya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah
Kota Palangka Raya melalui instasi terkait, untuk memberikan penanganan
terhadap korban peristiwa ini.

“Ada tiga rumah yang
terdampak, empat kepala keluarga (KK) dengan jumlah 16 jiwa. Kami sudah
melakukan koordinasi dan memberikan sedikit bantuan untuk meringankan beban
korban,” katanya.

Wanita berparas cantik
tersebut menuturkan, salah satu yang tekena dampak dari longsor tersebut adalah
pipa PDAM. Namun, lanjutnya, saat ini sudah dilakukan penanganan dan perbaikan
oleh pihak terkait. Juga menyangkut jaringan listrik.

“Ketika saya di sana
(lokasi kejadian), pipa PDAM dan jaringan listrik sementara diperbaiki petugas.
Sebagian korban mengungsi ke tempat keluarganya. Kejadian ini sudah ditangani
instansi terkait,” pungkasnya. (ndo/ce/ala)

PALANGKA
RAYA
-Sungai
Kahayan dalam kondisi surut dan dangkal. Tak ada angin kencang yang bertiup.
Namun, tiba-tiba tanah di bantaran sungai retak. Alhasil, bangunan rumah kayu yang
berdiri di atasnya langsung ambruk. Beruntung tak ada korban jiwa maupun
terluka pada peristiwa yang menggembarkan warga Flamboyan Bawah itu.

Kejadian itu sangat
mengejutkan warga yang bermukim di kompleks Flamboyan Bawah, Kelurahan Langkai,
Jumat (19/7) sekitar pukul 14.00 WIB. Retakan tanah di bantaran Sungai Kahayan
terlihat jelas. Tanah mengalami penurunan kurang lebih tiga meter. Tiga rumah
kayu yang dibangun di atas tanah tersebut miring dan nyaris rata dengan tanah.
Akibatnya, 16 jiwa kehilangan tempat tinggal. Sebagian memilih mengungsi ke
rumah sanak keluarga, sementara beberapa lagi memilih untuk tetap bertahan.

Salah satu korban
bernama Hadawati (40). Setelah kejadian itu, ia memilih tinggal bersama
keluarga untuk sementara waktu, sembari membongkar dan mengumpulkan bahan-bahan
rumah kayu yang telah roboh itu, yang bisa digunakan untuk membangun rumah baru
atau menjualnya sebelum berpindah ke tempat yang baru.

Baca Juga :  Pasien Positif Covid-19 Bertambah 8 Orang, 1 Orang Meninggal Dunia

“Sekarang saya tinggal
dengan keluarga, mas. Sudah dua hari ini di situ. Rumah saya hanya tersisa
dapurnya saja. Depannya roboh. Waktu itu saya sedang nggak berada di rumah
karena bekerja,” ucapnya sembari menghela napas panjang, Minggu (21/7).

Dikatakannya, tak ada
tanda-tanda sebelum kejadian itu. Saat pulang dari tempat kerja, ia begitu
terkejut tatkala melihat rumahnya sudah roboh. Kemudian ia menyelamatkan
beberapa barang  yang masih bisa diambil.

Ibu tiga anak tersebut
mengatakan, ia sempat mengkhawatikan anaknya yang diringgalkan di rumah. Beruntungnya,
saat kejadian itu anaknya sedang bermain game di dapur dan tidak terjebak longsor.

Sementara itu, Salihin (15)
yang merupakan anak Hadawati mengisahkan, saat itu ia berada di dapur dan asyik
bermain ponsel. Saat longsor terjadi, ia tidak merasakan getaran besar, tapi melihat
rumah bagian depan secara pelan-pelan terpisah dari dapur.

Baca Juga :  Jam Istirahat Ditiadakan, Proses Pembelajaran Dipersingkat

“Tidak ada berasa, cuma
saya melihat langsung rumahnya pelan-pelan menurun dan roboh. Awalnya dari
depan jembatan kemudian ke belakang,” kata anak yang menginjak bangku SMP
tersebut sembari menunjuk rumahnya.

Di tempat terpisah,
Lurah Langkai Evarina mengatakan, pihkanya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah
Kota Palangka Raya melalui instasi terkait, untuk memberikan penanganan
terhadap korban peristiwa ini.

“Ada tiga rumah yang
terdampak, empat kepala keluarga (KK) dengan jumlah 16 jiwa. Kami sudah
melakukan koordinasi dan memberikan sedikit bantuan untuk meringankan beban
korban,” katanya.

Wanita berparas cantik
tersebut menuturkan, salah satu yang tekena dampak dari longsor tersebut adalah
pipa PDAM. Namun, lanjutnya, saat ini sudah dilakukan penanganan dan perbaikan
oleh pihak terkait. Juga menyangkut jaringan listrik.

“Ketika saya di sana
(lokasi kejadian), pipa PDAM dan jaringan listrik sementara diperbaiki petugas.
Sebagian korban mengungsi ke tempat keluarganya. Kejadian ini sudah ditangani
instansi terkait,” pungkasnya. (ndo/ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru