26.5 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

ADA-ADA SAJA ! Dikira Mau Di-Rapid Test, Petugas Coklit Datang Warga M

PALANGKA RAYA- Sejak 15
Juli lalu Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai melaksanakan tahapan pencocokan dan
penelitian (coklit). Petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) menemui calon
pemilih secara langsung. 

Ketua KPU Palangka
Raya Ngismatul Choiriyah turut mendampingi Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan
PPDB menyatroni satu per satu rumah warga untuk melakukan coklit. Bahkan harus
menerjang genangan air yang tingginya hampir setinggi perut orang dewasa.
Kemarin pagi (20/7), mereka menyisir rumah warga yang menjadi calon pemilih di
tempat pemungutan suara (TPS) 08, Jalan Bengaris V, Kelurahan Tanjung Pinang.

Rombongan mengenakan
seragam putih dilengkapi alat pengaman diri seperti masker dan face shield.
Warga yang melihat tampak kebingungan. Bahkan ada yang mengira mereka adalah petugas
kesehatan. Warga pun memilih kabur. Meninggalkan rumahnya. Bahkan ada yang
menghidupkan kelotok.

Baca Juga :  Pendemo Geruduk PT SAB, Minta 2 TKA Angkat Kaki dari Mura

Tak hanya itu, ada juga
warga yang segera menutup pintu rumah. Dikunci. Petugas mencoba mengetuk pintu.
Tak ada yang peduli. Bahkan ada yang menangis. Mengira akan dilakukan rapid
test massal. Padahal, ketua RT setempat turut mendampingi rombongan.

“Petugas memang menggunakan
face shield. Sudah kami lepas pas berjalan, agar tak dikira petugas medis.
Meski dilepas, ternyata mereka (warga) tetap saja tidak ingin membuka pintu.
Mereka takut (di-rapid test, red),” tutur Ngismatul.Sebelumnya pihaknya
sudah mengumumkan bahwa petugas KPU akan datang untuk urusan coklit.

Dikatakan Ngismatul, ada
kendala yang ditemui pihaknya dalam proses coklit ini. Sebab, warga yang
berdomisili di beberapa wilayah pinggiran menolak kedatangan petugas karena mengira
sebagai petugas kesehatan.

Baca Juga :  Kebelet Mau Nikah? Ini 17 Syarat yang Wajib Diterapkan

Pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak RT,
bahwa TPS akan dibangun di halaman rumah ketua RT. “Masyarakat ada
yang menyampaikan aspirasi ke wali kota supaya jalan itu ditimbun, agar
kendaraan bisa lewat. Sebab, mata pencaharian mereka pertanian,”
pungkasnya.

PALANGKA RAYA- Sejak 15
Juli lalu Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai melaksanakan tahapan pencocokan dan
penelitian (coklit). Petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) menemui calon
pemilih secara langsung. 

Ketua KPU Palangka
Raya Ngismatul Choiriyah turut mendampingi Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan
PPDB menyatroni satu per satu rumah warga untuk melakukan coklit. Bahkan harus
menerjang genangan air yang tingginya hampir setinggi perut orang dewasa.
Kemarin pagi (20/7), mereka menyisir rumah warga yang menjadi calon pemilih di
tempat pemungutan suara (TPS) 08, Jalan Bengaris V, Kelurahan Tanjung Pinang.

Rombongan mengenakan
seragam putih dilengkapi alat pengaman diri seperti masker dan face shield.
Warga yang melihat tampak kebingungan. Bahkan ada yang mengira mereka adalah petugas
kesehatan. Warga pun memilih kabur. Meninggalkan rumahnya. Bahkan ada yang
menghidupkan kelotok.

Baca Juga :  Pendemo Geruduk PT SAB, Minta 2 TKA Angkat Kaki dari Mura

Tak hanya itu, ada juga
warga yang segera menutup pintu rumah. Dikunci. Petugas mencoba mengetuk pintu.
Tak ada yang peduli. Bahkan ada yang menangis. Mengira akan dilakukan rapid
test massal. Padahal, ketua RT setempat turut mendampingi rombongan.

“Petugas memang menggunakan
face shield. Sudah kami lepas pas berjalan, agar tak dikira petugas medis.
Meski dilepas, ternyata mereka (warga) tetap saja tidak ingin membuka pintu.
Mereka takut (di-rapid test, red),” tutur Ngismatul.Sebelumnya pihaknya
sudah mengumumkan bahwa petugas KPU akan datang untuk urusan coklit.

Dikatakan Ngismatul, ada
kendala yang ditemui pihaknya dalam proses coklit ini. Sebab, warga yang
berdomisili di beberapa wilayah pinggiran menolak kedatangan petugas karena mengira
sebagai petugas kesehatan.

Baca Juga :  Kebelet Mau Nikah? Ini 17 Syarat yang Wajib Diterapkan

Pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak RT,
bahwa TPS akan dibangun di halaman rumah ketua RT. “Masyarakat ada
yang menyampaikan aspirasi ke wali kota supaya jalan itu ditimbun, agar
kendaraan bisa lewat. Sebab, mata pencaharian mereka pertanian,”
pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru