Site icon Prokalteng

Sering Terpapar Asap, Kadar CO di Paru-paru Petugas Pemadam Lampaui Am

sering-terpapar-asap-kadar-co-di-paru-paru-petugas-pemadam-lampaui-am

PANGKALAN BUN – Hampir setiap hari selalu berkutat dengan pemadaman
kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Para petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten
Kobar pun rentan mengalami gangguan kesehatan. Karena dampak karhutla
menimbulkaan kabut asap. Bahkan ada beberapa petugas yang tumbang karena kabut
asap.

Hal ini diketahui setelah para
petugas damkar itu menjalani pemeriksaan kesehatan di Pangkalan Bun, Kamis
(19/9). Hasilnya diketahui, paru-paru sejumlah anggota Damkar Kobar memiliki
kadar karbon monoksida (CO)  yang cukup tinggi. Data itu diketahui setelah
mereka menjalani pemeriksaan menggunakan alat smoke analizer di markas Damkar Kobar, Jalan Pangeran Antasari, kemarin.

Menurut Dokter Spesialis Paru
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr Zainudin Azis, setelah dilakukan
pemeriksaan ditemukan beberapa petugas yang kadar CO mencapai skor di atas
angka 10. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan karena dianggap
berbahaya. Padahal untuk normalnya, ukuran kadar CO 1-5. Kadar CO mencapai 24
part per milion (ppm) pada paru-paru dan masuk kategori berbahaya.

“Kami lakukan pemeriksaan
untuk mengecek kondisi para petugas setelah beberapa hari berjuang melakukan
pemadaman. Kami berinisiatif agar mereka nantinya tidak terkena dampak yang
sangat membahayakan,” katanya.

Walaupun saat pemeriksaan
diketahui ada beberapa petugas Damkar paru-parunya masuk kategori berbahaya,
namun pihak RSSI Pangkalan Bun enggan memberikan secara pasti berapa anggota
Damkar yang terkena dampak berbahaya akibat kabut asap.

“Kami harus lakukan
pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui secara pasti penyebabnya. Apakah ada
penyakit lainnya yang menyebabkan kadar CO meningkat,” ujarnya.

Sementara Kepala Satpol PP dan
Damkar Kobar Majerum Purni mengatakan, pihaknya akan segera melakukan
koordinasi dengan BPBD. Karena mereka meminta masker yang standar untuk para
petugas yang dianggap aman. Karena saat melaksanakan tugas diketahui hanya
menggunakan marker yang mungkin tidak sesuai standar di lapangan.

“Kami akan segera lakukan
evaluasi agar ke depan nantinya bisa lebih aman bagi para petugas. Kami akan
lebih memperhatikan keamanan bagi para anggota di lapangan,” ungkapnya. (son/ens/ctk/nto)

Exit mobile version