PALANGKA RAYA- Sebagai seorang ayah, sudah menjadi kodratnya
mencari nafkah untuk keluarga. Begitu dengan istri, kodratnya mengurus keluarga
dengan merawat buah hati penuh kasih sayang. Namun, apa boleh buat jika takdir
berkata lain. Empat balita di Palangka Raya harus menjalani kisah hidup yang
pilu.
รขโฌลDadah kakakรขโฌยฆ. Dadah kakakรขโฌยฆ. Dadah kakakรขโฌยฆ.,รขโฌย
Apriana dan Ely, melepas kepulangan penulis usai berkunjung di rumahnya, Gang Paul Soeling, Jalan
Mendawai I, Kota Palangka Raya, kemarin (15/5).
Tak henti dua bocah
perempuan ini mengucap salam dengan melambaikan tangannya. Wajah ceria dan
tawanya masih terngiang sampai penulis menuliskan kisah ini. Terlihat jelas
kepolosannya, seperti anak kecil tidak tahu-menahu, tetapi sebetulnya tahu.
Merekalah saksi kisah hidup yang tak indah.
Apriani, perempuan lima
tahun yang sedikit memahami tingkah ibunya sehari-hari. Pasalnya, ibunya yang
bernama Febriani dikatakan mengalami penyakit gangguan jiwa. Usianya yang masih
di bawah umur, tapi sudah memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Ia mengerti
bagaimana merawat adik-adiknya, di sisi lain ia juga harus bisa merawat dirinya
sendiri. Spotan, bayi 18 bulan itu terdiam, merasa tenang dengan tepukan tangan
kakak di pantat mungilnya.
รขโฌลNamanya Santi, jika
adikku yang paling bungsu cowok namanya Yonathan,รขโฌย kata Apriana, saat
dibincangi Kalteng Pos, di barak tempat ia bersama orang tua dan ketiga
adiknya.
Sikap gadis cilik ini
bak orang dewasa. Sembari berlarian dan tertawa bersama adiknya, Ely.
รขโฌลSaya Dodo, paman tiga
bocah ini. Saya datang beberapa hari lalu karena ada keperluan di Palangka
Raya, kemudian mampir ke rumah kakak saya, sedangkan yang sakit gangguang jiwa
kakak ipar saya,รขโฌย terang Dodo, memulai pembicaraan.
Sekitar satu bulan
setengah yang lalu, Dodo menghubungi kakaknya, Etmon. Selepas itu, ia tak lagi
tahu kabar kakanya. Yang ia tahu, kakak sulungnya itu bekerja di salah satu
perusahaan tambang. Pulang ke kota beberapa bulan sekali datang menemui anak
istrinya.
รขโฌลSaya kaget waktu
datang dan melihat keadaan kakak ipar (Febriani), kondisi yang sakit bersama
empat anaknya. Anak bungsunya yang berusia enam bulan sekarang di bawa Dinas
Sosial (Dinsos) Kota Palangka Raya, pascakakak ipar saya dibawa ke Rumah Sakit
Jiwa (RSJ) Kala Atei,รขโฌย beber Dodo kepada Kalteng Pos.
Saat ia datang pun,
suami tidak berada di tempat. Kontak kakanya pun tidak dapat dihubungi. Ia
memutuskan merawat ketiga bocah malang itu sejak Jumat lalu hingga Minggu
(15/12).
รขโฌลJumat lalu kakak ipar
saya saya dibawa ke RSJ, kakak saya tidak bisa dihubungi. Rencananya, Selasa besok
saya akan pulang ke Kuala Kurun dan membawa anak ketiga, Santi (batita 18
bulan),รขโฌย katanya sambil mengambil Santi dari tempat tidur.
Ia mengaku, Santi
sangat takut melihat orang baru. Takut mendengar suara-suara keras. Santi hanya
mau berinteraksi dengan kedua kakaknya, Apriana dan Ely. รขโฌลSaya kurang paham
mengapa? Tapi bayi ini takut di tempat ramai apalagi melihat orang baru,
beberapa hari ini mulai mau saya gendong dan rencananya akan saya bawa pulang,
saya rawat,รขโฌย ucapnya, Minggu (15/12).
Sementara Apriana dan
Ely, pihak keluarga ayahnya siap merawat di Kabupaten Pulang Pisau dan akan
dijempat kemungkinan hari ini, Senin (16/12). รขโฌลJadi, anak pertama dan kedua
akan dibawa ke Pulang Pisau bersama kakak-kakak saya, anak ketiga bersama saya
dan yang keempat di Dinsos,รขโฌย jelasnya.
Dodo sempat bingung,
bagaimana bisa kakak iparnya hidup dan merawat keempat anaknya selama ini. Ia
melihat kondisi anaknya sehat dan tidak ada sedikit pun luka. Terawat dengan
baik dan bersih layaknya ibu normal pada umumnya.
รขโฌลIya saya juga bingung,
jika anak pertama sudah berusia lima tahun dan anak kedua berusia tiga tahun
sudah bisa mengurus diri sendiri, sedangkan anak ketiga dan bungsu masih batita
yang tentu saja mengurusnya tidak mudah,รขโฌย kata Dodo.
Padahal, lanjut Dodo,
yang diketahuinya tidak ada keturunan gangguan jiwa dari silsilah keluarga
kakak iparnya itu. Tetapi, memang yang ia tahu hubungan kakak ipar bersama
saudara-saudara baik dari pihak febriani maupun suaminya, Etmon tidak begitu
baik. Sehingga tak heran jika Dodo juga tidak bisa menguhubungi keluarga kakak
iparnya.
รขโฌลSetahu saya tidak ada
keturunan gangguan jiwa, hanya saja kakak ipar saya ini orangnya keras kepala,
sering bermasalah dengan keluarga saya maupun keluarganya sendiri,รขโฌย ucapnya.
Memang, sangat
disayangkan, disisi lain usianya yang masih muda yakni baru 28 tahun, Febriani
juga harus tinggal di RSJ dan meninggalkan keempat buah hatinya.
Sementara itu, Wali
Kota Palangka Raya Fairid Naparin mengatakan, pihaknya akan selalu berupaya
hadir di tengah-tengah masyarakat, terlebih bagi yang membutuhkan pertolongan.
Katanya, apabila ada laporan dari masyarakat, pemko melalui instansi terkait
akan merespons cepat dan selalu siap memberikan pelayanan yang terbaik.
รขโฌลKhusus untuk
permasalahan sosial yang dihadapi salah satu warganya, Febriani, pemko melalui
Dinsos Palangka Raya dan instansi lainnya juga telah melakukan tindakan nyata,รขโฌย
ucapnya.
Senada, Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Palangka Raya Andjar Hari Purnomo menyebutkan bahwa staf Dinkes dan Dinsos Kota Palangka Raya
telah turun turun ke rumah yang bersangkutan setelah mendapat laporan dari
masyarakat. Akhirnya memutuskan agar Febriani dirujuk ke RSJ Kalawa Atai
menggunakan mobil ambulans Dinkes Kota
Palangka Raya.
รขโฌลWaktu itu dieksekusi
sekitar pukul 13:00 WIB dan proses pengurusan pasien untuk rawat inap, anak
pertama, kedua dan ketiga dirawat saudara suami, sedangkan anak keempat yang
mash berusia enam bulan karena pertimbangan perawatan bayi, maka untuk sementara
dirawat oleh perawat Puskesmas Bukit Hindu, Indahyati,รขโฌย pungkasnya. (abw)