PALANGKA RAYA- Infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi ancaman nyata di kondisi kabut asap saat
ini. Tiap hari kian bertambah jumlah penderitanya. Di semua daerah. Di Kalteng.
Dalam sepekan atau minggu pertama bulan September, ada 2.364 orang terpapar
ISPA.
Hal itu disampaikan Kepala
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng
Endang Sri Lestari kepada Kalteng Pos, Jumat (14/9). Meski, menurutnya, tidak
dapat disimpulkan bahwa ISPA yang diderita masyarakat Kalteng semuanya dampak dari
kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kami tidak bisa
mengatakan bahwa penderita ISPA ini dikarenakan asap karhutla, tetapi memang
dampak asap ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit ISPA,â€katanya.
ISPA menyasar orang
berusia lanjut, dewasa sampai anak-anak.
“Berdasarkan data di
lapangan, yang paling banyak adalah anak-anak,â€ungkapnya.
Anak-anak rentan
terkena ISPA. Sedangkan untuk orang dewasa yang terkena ISPA adalah mereka yang
memiliki potensi atau riwayat penyakit asma,”ucapnya.
Dijelaskan Endang,
dampak dari pada asap karhutla untuk jangka pendek memang hanya ISPA. Tetapi,
dampak ini akan berakibat ke jangka panjang seperti penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK).
“Untuk gangguan
penyakit dalam, asap ini hanya akan berakibat pada ISPA. Mungkin dalam hitungan bulan, atau tahun akan
berpotensi menimbulkan PPOK,”jelasnya.
Selanjutnya, akibat
asap ini nantinya juga akan berdampak pada kanker, tetapi perlu diingat harus
melalui penelitian. Sedangkan untuk dampak luar tubuh seperti ke mata dan
kulit.
“Perlu juga menggunakan
kacamata untuk menghindari asap sampai ke mata, kemudian bagi pemadam juga
harus memperhatikan keselataman kulit karena dapat mengakibatkan
alergi,”pungkasnya.