PALANGKA RAYA- Besok
merupakan hari yang ditunggu-tunggu umat muslim sejagad, khususnya di Indonesia.
Sesuai kalender nasional, Hari Raya Idulfitri jatuh pada 5 Juni 2019.
Sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya, suasana kondusif dan penuh toleransi
diharapkan terus mewarnai Bumi Tambun Bungai ini.
Masih berselimut nuansa
pemilu, diharapkan tak menutup mata dan telinga untuk bersilaturahmi, baik
antarsesama muslim maupun dengan umat beragama lain. Melupakan semua perbedaan politik
selama pemilu lalu.
Ketua Majelis Besar
Agama Hindu Kaharingan Pusat, Drs Walter S Penyang mendukung jika Kalteng tetap
menjaga kerukunan antarumat beragama dan menjunjung tinggi toleransi.
Falsafah Huma Betang mesti
menjadi pegangan dalam membangun persatuan dan kesatuan di Bumi Pancasila ini.
“Kami mengucapkan
selamat Hari Raya Idulfitri bagi umat Islam. Umat Hindu Kaharingan siap bekerja
sama menjaga kerukunan selama Idulfitri,” katanya kepada Kalteng Pos
ketika dihubungi per telepon, kemarin (3/6).
Hal senada disampaikan Pastor
Paroki Katedral St Maria Pastor RD Patrialis Alu Tampung Pr, yang turut
menyampaikan selamat Hari Raya Idulfitri bagi umat muslim, khususnya di
Kalteng. Mewakili umat Katolik mendukung penuh agar seluruh lapisan masyarakat
dari berbagai agama menjunjung tinggi toleransi umat beragama.
“Kami akan ikut
menjaga kerukunan yang sudah terjalin dengan baik selama ini,†ucapnya.
Terpisah, Ketua Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Kota Palangka Raya, KH Zainal Arifin mengungkapkan, menjelang Hari Raya Idulfitri, MUI bersama
masyarakat tetap mendukung terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat.
Pihaknya mengimbau
masyarakat, khususnya kepada umat Islam, agar tidak termakan isu yang bisa menimbulkan
perpecahan.
“Kita lihat selama
ini kerukunan antarumat beragama maupun umat seagama, baik di Kalteng secara
umum maupun di Kota Palangka Raya, sudah sangat baik,” ucapnya.
Inilah yang perlu
dipertahankan. Karena itu, pihaknya selalu bertemu dengan tokoh lintas agama
seperti pendeta dan lainnya, demi tetap menjaga jalinan silaturahmi.
“Hal paling penting adalah tetap menjaga
persatuan, kesatuan, kerukunan, dan memerangi isu SARA dan hoaks yang dapat
merugikan diri sendiri dan masyarakat,” tutupnya. (nue/ce/ram)