26.3 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Bentengi dari Penyakit Berbahaya, Yuk Lengkapi Imunisasi Anak!

DATA
Kementerian Kesehatan mengungkap, angka vaksinasi campak-rubela atau MR turun
13 persen pada Januari–Maret 2020. Itu belum termasuk imunisasi lainnya.
Padahal, pemberian vaksin adalah wajib. Terutama, untuk anak-anak usia batita.

Menurut
Prof Dr dr Hartono Gunardi SpA(K), imunisasi penting untuk membentengi anak
dari penyakit berbahaya. Dia mencontohkan, virus penyebab campak Measles
morbillivirus dan Varicella-zoster penyebab cacar air. ’’Keduanya menyebar
lewat udara dan droplet. Sama-sama punya risiko komplikasi dan kematian. Sama
seperti Covid-19, tapi ada penangkalnya,’’ tegasnya.

Dalam
webinar dan perilisan gerakan #LengkapiVaksinasiAnak kemarin (27/7), Hartono
menyampaikan, penyakit tersebut bisa menimbulkan gangguan tumbuh kembang.
Misalnya, pada infeksi rubela berat, anak bisa mengalami diare berkepanjangan.
’’Nutrisi nggak terserap baik, akhirnya muncul malanutrisi,’’ ungkap Ketua
Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
itu.

Hartono
juga menjelaskan, banyak orang tua yang beranggapan, sekali imunisasi saja
cukup. Dengan begitu, booster atau pengulangan imunisasi tidak dilakukan. ’’Sel
imun tubuh kita punya memori yang bisa menurun seiring waktu. Nah, agar
kekebalan tetap ada, perlu imunisasi booster,’’ lanjutnya. Dia menyatakan,
hanya BCG yang diberikan sekali seumur hidup.

Di
sisi lain, dr Meta Melvina menambahkan, orang tua tidak perlu khawatir
mengantar anak mendapat imunisasi. Sebab, fasilitas layanan kesehatan sudah
memberlakukan protokol ketat. ’’Bahkan, ada yang punya layanan (imunisasi) ke
rumah dan drive-thru,’’ terang inisiator Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia
itu.

Baca Juga :  Air Seduhan Manggis Punya 3 Manfaat Untuk Kesehatan

Meta
menambahkan, orang tua bisa lebih dulu melakukan konsultasi via telepon atau
panggilan video sebelum ke dokter. ’’Setelah itu, baru tentukan jadwal, datang
tepat waktu. Lebih efisien,’’ paparnya.

Anak-anak,
lanjut dia, sebaiknya sudah melengkapi imunisasi dasar sesuai anjuran Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebelum masuk usia sekolah. ’’Jadi, ketika mulai
keluar rumah dan bersosialisasi dengan temannya, mereka terlindungi. Orang tua
enggak waswas,’’ ucap Meta.

AMAN
JALANI IMUNISASI

Terapkan
Protokol Kesehatan

Anak
serta orang tua (atau pengantar) wajib mengenakan masker, mencuci tangan dengan
sabun, serta segera pulang seusai imunisasi.

Ambil
Opsi Vaksin Kombinasi

Agar
lebih efisien, pilih vaksin pentavalen atau pentabio yang berisi kombinasi
beberapa imunisasi sekaligus. Sehingga tidak perlu sering-sering kembali untuk
menjalani imunisasi.

Pilih
Layanan Kesehatan Terdekat

Bagi
yang memiliki bujet terbatas, vaksinasi di pos pelayanan terpadu (posyandu)
bisa jadi pilihan. Sebab, semua imunisasi wajib yang digalakkan pemerintah
tersedia gratis. Di antaranya, hepatitis B, BCG, polio, DPT-HIB, dan campak.

Cermati
Jadwal Imunisasi

Dengan
adanya pandemi, fasilitas pelayanan kesehatan biasanya meluangkan hari dan jam
khusus untuk imunisasi anak sehat. Ruang pelayanan juga dipisahkan jauh dari
ruang perawatan pasien sakit.

Baca Juga :  MAU Tahu ? Ini Manfaat Menguntungkan Tidur Miring ke Kiri

FREQUENT
Q & A

Bagaimana
jika jadwal imunisasi anak terlewati?

Kejar
sesuai jadwal. Imunisasi tetap bisa diberikan sesuai yang dibutuhkan. Dalam
vaksinasi, tidak ada istilah ’’hangus’’ alias pengulangan dari pertama karena
jadwal terlewati.

Berapa
lama jeda antarimunisasi?

Tiap
vaksin dilakukan dengan jarak dua hingga empat pekan. Untuk vaksin hidup
seperti BCG, polio oral, campak, dan rotavirus, jarak minimal satu bulan dengan
imunisasi selanjutnya.

Bagaimana
jika anak demam setelah vaksin?

Demam
setelah imunisasi adalah reaksi wajar. Cukup berikan parasetamol sesuai
petunjuk.

Bagaimana
cara mengetahui jadwal imunisasi sesuai umur anak?

Jadwal
imunisasi tercantum lengkap di Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang dibagikan di
puskesmas. Untuk versi digital, ada tabel imunisasi yang termuat di PrimaKu,
aplikasi yang diakui IDAI. Cukup berikan centang jika anak sudah melakukan
imunisasi, lalu cermati jadwal selanjutnya

Apakah
imunisasi halal?

Majelis
Ulama Indonesia atau MUI merilis dua fatwa tentang imunisasi pada 2016 dan
2018. Arab Saudi, yang merupakan lokasi Tanah Suci Makkah, mewajibkan vaksinasi
untuk anak-anak. Mereka harus ’’lulus’’ alias memenuhi daftar imunisasi sebelum
mendaftar sekolah.

DATA
Kementerian Kesehatan mengungkap, angka vaksinasi campak-rubela atau MR turun
13 persen pada Januari–Maret 2020. Itu belum termasuk imunisasi lainnya.
Padahal, pemberian vaksin adalah wajib. Terutama, untuk anak-anak usia batita.

Menurut
Prof Dr dr Hartono Gunardi SpA(K), imunisasi penting untuk membentengi anak
dari penyakit berbahaya. Dia mencontohkan, virus penyebab campak Measles
morbillivirus dan Varicella-zoster penyebab cacar air. ’’Keduanya menyebar
lewat udara dan droplet. Sama-sama punya risiko komplikasi dan kematian. Sama
seperti Covid-19, tapi ada penangkalnya,’’ tegasnya.

Dalam
webinar dan perilisan gerakan #LengkapiVaksinasiAnak kemarin (27/7), Hartono
menyampaikan, penyakit tersebut bisa menimbulkan gangguan tumbuh kembang.
Misalnya, pada infeksi rubela berat, anak bisa mengalami diare berkepanjangan.
’’Nutrisi nggak terserap baik, akhirnya muncul malanutrisi,’’ ungkap Ketua
Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
itu.

Hartono
juga menjelaskan, banyak orang tua yang beranggapan, sekali imunisasi saja
cukup. Dengan begitu, booster atau pengulangan imunisasi tidak dilakukan. ’’Sel
imun tubuh kita punya memori yang bisa menurun seiring waktu. Nah, agar
kekebalan tetap ada, perlu imunisasi booster,’’ lanjutnya. Dia menyatakan,
hanya BCG yang diberikan sekali seumur hidup.

Di
sisi lain, dr Meta Melvina menambahkan, orang tua tidak perlu khawatir
mengantar anak mendapat imunisasi. Sebab, fasilitas layanan kesehatan sudah
memberlakukan protokol ketat. ’’Bahkan, ada yang punya layanan (imunisasi) ke
rumah dan drive-thru,’’ terang inisiator Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia
itu.

Baca Juga :  Air Seduhan Manggis Punya 3 Manfaat Untuk Kesehatan

Meta
menambahkan, orang tua bisa lebih dulu melakukan konsultasi via telepon atau
panggilan video sebelum ke dokter. ’’Setelah itu, baru tentukan jadwal, datang
tepat waktu. Lebih efisien,’’ paparnya.

Anak-anak,
lanjut dia, sebaiknya sudah melengkapi imunisasi dasar sesuai anjuran Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebelum masuk usia sekolah. ’’Jadi, ketika mulai
keluar rumah dan bersosialisasi dengan temannya, mereka terlindungi. Orang tua
enggak waswas,’’ ucap Meta.

AMAN
JALANI IMUNISASI

Terapkan
Protokol Kesehatan

Anak
serta orang tua (atau pengantar) wajib mengenakan masker, mencuci tangan dengan
sabun, serta segera pulang seusai imunisasi.

Ambil
Opsi Vaksin Kombinasi

Agar
lebih efisien, pilih vaksin pentavalen atau pentabio yang berisi kombinasi
beberapa imunisasi sekaligus. Sehingga tidak perlu sering-sering kembali untuk
menjalani imunisasi.

Pilih
Layanan Kesehatan Terdekat

Bagi
yang memiliki bujet terbatas, vaksinasi di pos pelayanan terpadu (posyandu)
bisa jadi pilihan. Sebab, semua imunisasi wajib yang digalakkan pemerintah
tersedia gratis. Di antaranya, hepatitis B, BCG, polio, DPT-HIB, dan campak.

Cermati
Jadwal Imunisasi

Dengan
adanya pandemi, fasilitas pelayanan kesehatan biasanya meluangkan hari dan jam
khusus untuk imunisasi anak sehat. Ruang pelayanan juga dipisahkan jauh dari
ruang perawatan pasien sakit.

Baca Juga :  MAU Tahu ? Ini Manfaat Menguntungkan Tidur Miring ke Kiri

FREQUENT
Q & A

Bagaimana
jika jadwal imunisasi anak terlewati?

Kejar
sesuai jadwal. Imunisasi tetap bisa diberikan sesuai yang dibutuhkan. Dalam
vaksinasi, tidak ada istilah ’’hangus’’ alias pengulangan dari pertama karena
jadwal terlewati.

Berapa
lama jeda antarimunisasi?

Tiap
vaksin dilakukan dengan jarak dua hingga empat pekan. Untuk vaksin hidup
seperti BCG, polio oral, campak, dan rotavirus, jarak minimal satu bulan dengan
imunisasi selanjutnya.

Bagaimana
jika anak demam setelah vaksin?

Demam
setelah imunisasi adalah reaksi wajar. Cukup berikan parasetamol sesuai
petunjuk.

Bagaimana
cara mengetahui jadwal imunisasi sesuai umur anak?

Jadwal
imunisasi tercantum lengkap di Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang dibagikan di
puskesmas. Untuk versi digital, ada tabel imunisasi yang termuat di PrimaKu,
aplikasi yang diakui IDAI. Cukup berikan centang jika anak sudah melakukan
imunisasi, lalu cermati jadwal selanjutnya

Apakah
imunisasi halal?

Majelis
Ulama Indonesia atau MUI merilis dua fatwa tentang imunisasi pada 2016 dan
2018. Arab Saudi, yang merupakan lokasi Tanah Suci Makkah, mewajibkan vaksinasi
untuk anak-anak. Mereka harus ’’lulus’’ alias memenuhi daftar imunisasi sebelum
mendaftar sekolah.

Terpopuler

Artikel Terbaru