27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Usia 40 Tahun ke Atas, Waspadai Frozen Shoulder

Kasus
frozen shoulder atau rasa nyeri dan kaku di area bahu termasuk penyakit yang
belum dapat dipastikan penyebabnya. Namun, gejala yang dirasakan biasanya
dimulai dengan rasa nyeri yang sangat luar biasa di bahu. Selain itu, diikuti
limitasi pada gerakan. ”Dipakai angkat tangan terasa sakit, mau angkat barang,
pakai baju sulit,” ucap dr Stefani SpKFR.

Bagaimana
membedakan nyeri bahu yang termasuk frozen shoulder dan yang bukan? Stefani
menuturkan, keterbatasan gerak tangan pada frozen shoulder terjadi pada segala
arah. Baik ke atas, depan, maupun samping. Jika pada arah tertentu saja, bisa
dicari penyebab lainnya.

Penyakit
itu dibagi menjadi tiga tahap. Dokter Pramono Ari Wibowo SpOT menyebutkan,
tahap pertama disebut freezing. Pada tahap itu, pasien biasanya merasakan nyeri
hebat. Sifatnya progresif, bahkan bisa mengakibatkan terbangun saat malam
karena nyeri tersebut. ”Pada beberapa kasus, juga ada yang dipakai diam saja
sudah nyeri,” jelas Stefani. Tahap pertama itu biasanya terjadi selama tiga
hingga sembilan bulan.

”Tahap
kedua disebut frozen shoulder, di sini nyerinya mulai berkurang,” jelas
Pramono. Rasa nyeri mulai berkurang pada beberapa jenis gerakan tertentu saja.
Hilang timbul dan tak lagi mengganggu tidur secara terus-menerus. Namun,
keterbatasan gerak masih dirasakan pasien. Tahap tersebut biasanya terjadi
selama 12 bulan. Dengan demikian, total 21 bulan sejak tahap awal.

Baca Juga :  Efektifkah Mengatasi Sembelit dengan Kopi?

Tahap
terakhir disebut thawing. Pada tahap ini, gerakan bahu mulai membaik. Rasa
nyeri juga biasanya menghilang. Namun, tahap tersebut berjalan selama 24 bulan.
”Jadi, total kalau pulih sendiri itu bisa 45 bulan,” tutur dokter spesialis
ortopedi di National Hospital tersebut. Meski begitu, proses pemulihan tak
terjadi 100 persen. Dari 10 orang, bisa jadi 1−2 orang dengan frozen shoulder
tetap tak membaik setelah bertahun-tahun.

Faktor
yang memengaruhi munculnya frozen shoulder ternyata terkait beberapa hal. Salah
satunya usia. Stefani mengatakan, banyak pasien datang dengan frozen shoulder
sudah berusia 40 tahun ke atas. Jenis kelamin juga didominasi perempuan.
”Laki-laki lebih sedikit, tapi biasanya datang dengan keluhan yang lebih berat.
Faktor persisnya belum diketahui,” papar Pramono.

Faktor
adanya penyakit diabetes melitus juga cukup memengaruhi. ”Mereka yang menderita
kencing manis punya kemungkinan dua kali lebih tinggi,” ucap Pramono.
Pengobatan yang dilakukan jadi lebih rumit jika pasien memiliki kencing manis.
Hal itu dipengaruhi ketidakoptimalan di pembuluh darah.

Baca Juga :  Hobi Bersepeda, Simak 5 Tips untuk Tempuh Jarak Jauh

Pemeriksaan
awal pada frozen shoulder biasanya untuk memetakan kategori primer atau
sekunder. ”Jadi, kita lakukan rontgen untuk melihat apakah ada kondisi
penyebabnya,” imbuhnya.

Pemulihan
biasanya diutamakan dengan terapi konservatif dulu atau tidak melalui operasi.
”Dikombinasi, bisa pemberian fisioterapi dengan obat-obatan untuk mengurangi
gejala dan peradangan. Kita mesti tahu mereka datang di fase apa,” ungkap
Pramono. Stefani menambahkan, terapi kompres pada bahu juga dilakukan untuk membantu
pengurangan rasa nyeri.

Tentang
Frozen Shoulder

Secara
umum dibagi dua dari kondisi awalnya, primer dan sekunder.

Primer
jika tak ada riwayat jatuh, dipijat, atau lainnya.

Sekunder
jika terjadi karena ada pemicu. Bisa di luar sendi, dalam sendi, atau saraf.

Penyebab
pasti belum diketahui. Namun, beberapa penelitian mengarah pada peradangan
sehingga kapsul pembungkus sendi jadi menebal.

Kasus
frozen shoulder atau rasa nyeri dan kaku di area bahu termasuk penyakit yang
belum dapat dipastikan penyebabnya. Namun, gejala yang dirasakan biasanya
dimulai dengan rasa nyeri yang sangat luar biasa di bahu. Selain itu, diikuti
limitasi pada gerakan. ”Dipakai angkat tangan terasa sakit, mau angkat barang,
pakai baju sulit,” ucap dr Stefani SpKFR.

Bagaimana
membedakan nyeri bahu yang termasuk frozen shoulder dan yang bukan? Stefani
menuturkan, keterbatasan gerak tangan pada frozen shoulder terjadi pada segala
arah. Baik ke atas, depan, maupun samping. Jika pada arah tertentu saja, bisa
dicari penyebab lainnya.

Penyakit
itu dibagi menjadi tiga tahap. Dokter Pramono Ari Wibowo SpOT menyebutkan,
tahap pertama disebut freezing. Pada tahap itu, pasien biasanya merasakan nyeri
hebat. Sifatnya progresif, bahkan bisa mengakibatkan terbangun saat malam
karena nyeri tersebut. ”Pada beberapa kasus, juga ada yang dipakai diam saja
sudah nyeri,” jelas Stefani. Tahap pertama itu biasanya terjadi selama tiga
hingga sembilan bulan.

”Tahap
kedua disebut frozen shoulder, di sini nyerinya mulai berkurang,” jelas
Pramono. Rasa nyeri mulai berkurang pada beberapa jenis gerakan tertentu saja.
Hilang timbul dan tak lagi mengganggu tidur secara terus-menerus. Namun,
keterbatasan gerak masih dirasakan pasien. Tahap tersebut biasanya terjadi
selama 12 bulan. Dengan demikian, total 21 bulan sejak tahap awal.

Baca Juga :  Efektifkah Mengatasi Sembelit dengan Kopi?

Tahap
terakhir disebut thawing. Pada tahap ini, gerakan bahu mulai membaik. Rasa
nyeri juga biasanya menghilang. Namun, tahap tersebut berjalan selama 24 bulan.
”Jadi, total kalau pulih sendiri itu bisa 45 bulan,” tutur dokter spesialis
ortopedi di National Hospital tersebut. Meski begitu, proses pemulihan tak
terjadi 100 persen. Dari 10 orang, bisa jadi 1−2 orang dengan frozen shoulder
tetap tak membaik setelah bertahun-tahun.

Faktor
yang memengaruhi munculnya frozen shoulder ternyata terkait beberapa hal. Salah
satunya usia. Stefani mengatakan, banyak pasien datang dengan frozen shoulder
sudah berusia 40 tahun ke atas. Jenis kelamin juga didominasi perempuan.
”Laki-laki lebih sedikit, tapi biasanya datang dengan keluhan yang lebih berat.
Faktor persisnya belum diketahui,” papar Pramono.

Faktor
adanya penyakit diabetes melitus juga cukup memengaruhi. ”Mereka yang menderita
kencing manis punya kemungkinan dua kali lebih tinggi,” ucap Pramono.
Pengobatan yang dilakukan jadi lebih rumit jika pasien memiliki kencing manis.
Hal itu dipengaruhi ketidakoptimalan di pembuluh darah.

Baca Juga :  Hobi Bersepeda, Simak 5 Tips untuk Tempuh Jarak Jauh

Pemeriksaan
awal pada frozen shoulder biasanya untuk memetakan kategori primer atau
sekunder. ”Jadi, kita lakukan rontgen untuk melihat apakah ada kondisi
penyebabnya,” imbuhnya.

Pemulihan
biasanya diutamakan dengan terapi konservatif dulu atau tidak melalui operasi.
”Dikombinasi, bisa pemberian fisioterapi dengan obat-obatan untuk mengurangi
gejala dan peradangan. Kita mesti tahu mereka datang di fase apa,” ungkap
Pramono. Stefani menambahkan, terapi kompres pada bahu juga dilakukan untuk membantu
pengurangan rasa nyeri.

Tentang
Frozen Shoulder

Secara
umum dibagi dua dari kondisi awalnya, primer dan sekunder.

Primer
jika tak ada riwayat jatuh, dipijat, atau lainnya.

Sekunder
jika terjadi karena ada pemicu. Bisa di luar sendi, dalam sendi, atau saraf.

Penyebab
pasti belum diketahui. Namun, beberapa penelitian mengarah pada peradangan
sehingga kapsul pembungkus sendi jadi menebal.

Terpopuler

Artikel Terbaru