32.3 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Tiap Menit Sepuluh Pasien Stroke Meninggal, Deteksi Dini dengan FAST

Penyakit
stroke menjadi penyakit pembunuh nomor tiga setelah jantung dan kanker. Banyak
masyarakat mengenal stroke ringan dan berat. Padahal jenis stroke itu ada dua.
Yaitu stroke perdarahan dan sumbatan. Masyarakat dapat mendeteksi dini gejala
stroke dengan metode FAST.

Dokter
Spesialis Neurologi/Saraf RS Siloam Sentosa Bekasi dr Angelina Juwita Wibowo
SpN menjelaskan, metode FAST dalam diskusi Health Talk Siloam Hospitals Sentosa
dengan tema Stroke, Jangan di Rumah Aja. Metode FAST yaitu face drooping atau
wajah terkulai. Dia menuturkan ketika menemukan sebelah sisi wajah yang tampak
tidak normal, tidak simetris, atau dikeluhkan terasa baal seisi wajah, maka
kecurigaan stroke meningkat.

’’Kemudian
A-nya itu adalah arm weakness atau kelemahan lengan,’’ katanya saat dihubungi
Jumat (28/8). Kondisi itu menurut dia terjadi apabila sebelah tangan tampak
tertinggal atau tidak mampu mencapai level yang sama dengan tangan satunya. Dia
menegaskan kondisi ini kemungkinan telah terjadi stroke.

Baca Juga :  Dua Cara Alami Atasi Keputihan

Selanjutnya
adalah S atau speech difficulty atau kesulitan bicara. Angelina mengatakan
gangguan bicara yang terjadi mendadak adalah salah satu gejala paling khas dari
stroke. Suspect penderita biasanya tiba-tiba tidak mampu berbicara dengan
lancar dan terbata-bata. Bahkan ada juga yang berbicaranya pelo.

’’Sedangkan
terakhir adalah T atau time. Yaitu waktu atau saatnya memanggil bantuan,’’
katanya. Dia menjelaskan saat ini fasilitas kesehatan menerapkan protokol ketat
untuk mencegah penularan pandemi Covid-19. Tetapi dia mengatakan adanya
protokol itu tidak boleh jadi alasan pasien stroke untuk takut ke rumah sakit.

’’(Jika
gejala sudah muncul, Red) segera menghubungi puskesmas atau RS Siloam Sentosa
Bekasi. Jangan di rumah saja,’’ jelasnya. Tindakan cepat itu diambil supaya
dokter bisa segera menemukan masalah yang memicu terjadinya stroke. Caranya
dengan melakukan CT Scan, MRI, dan pemeriksaan laboratorium. Tindakan cepat itu
untuk menghindari kecacatan atau bahkan kematian akibat stroke.

Baca Juga :  Wah! Dampak Korona Lebih Fatal Bagi Pria Dibanding Perempuan

Angelina
lantas menjelaskan pada 2005 lalu WHO mencatat setiap menit setidaknya ada
sepuluh orang meninggal akibat stroke. Banyak yang menganggap stroke itu
kelemahan anggota gerak. Tetapi secara spesifik, stroke adalah penyakit neurologis
akut. Disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi mendadak.
Stroke menduduki tempat ketiga di dunia sebagai penyakit yang mematikan setelah
jantung dan kanker. (wan/JPC)

Penyakit
stroke menjadi penyakit pembunuh nomor tiga setelah jantung dan kanker. Banyak
masyarakat mengenal stroke ringan dan berat. Padahal jenis stroke itu ada dua.
Yaitu stroke perdarahan dan sumbatan. Masyarakat dapat mendeteksi dini gejala
stroke dengan metode FAST.

Dokter
Spesialis Neurologi/Saraf RS Siloam Sentosa Bekasi dr Angelina Juwita Wibowo
SpN menjelaskan, metode FAST dalam diskusi Health Talk Siloam Hospitals Sentosa
dengan tema Stroke, Jangan di Rumah Aja. Metode FAST yaitu face drooping atau
wajah terkulai. Dia menuturkan ketika menemukan sebelah sisi wajah yang tampak
tidak normal, tidak simetris, atau dikeluhkan terasa baal seisi wajah, maka
kecurigaan stroke meningkat.

’’Kemudian
A-nya itu adalah arm weakness atau kelemahan lengan,’’ katanya saat dihubungi
Jumat (28/8). Kondisi itu menurut dia terjadi apabila sebelah tangan tampak
tertinggal atau tidak mampu mencapai level yang sama dengan tangan satunya. Dia
menegaskan kondisi ini kemungkinan telah terjadi stroke.

Baca Juga :  Dua Cara Alami Atasi Keputihan

Selanjutnya
adalah S atau speech difficulty atau kesulitan bicara. Angelina mengatakan
gangguan bicara yang terjadi mendadak adalah salah satu gejala paling khas dari
stroke. Suspect penderita biasanya tiba-tiba tidak mampu berbicara dengan
lancar dan terbata-bata. Bahkan ada juga yang berbicaranya pelo.

’’Sedangkan
terakhir adalah T atau time. Yaitu waktu atau saatnya memanggil bantuan,’’
katanya. Dia menjelaskan saat ini fasilitas kesehatan menerapkan protokol ketat
untuk mencegah penularan pandemi Covid-19. Tetapi dia mengatakan adanya
protokol itu tidak boleh jadi alasan pasien stroke untuk takut ke rumah sakit.

’’(Jika
gejala sudah muncul, Red) segera menghubungi puskesmas atau RS Siloam Sentosa
Bekasi. Jangan di rumah saja,’’ jelasnya. Tindakan cepat itu diambil supaya
dokter bisa segera menemukan masalah yang memicu terjadinya stroke. Caranya
dengan melakukan CT Scan, MRI, dan pemeriksaan laboratorium. Tindakan cepat itu
untuk menghindari kecacatan atau bahkan kematian akibat stroke.

Baca Juga :  Wah! Dampak Korona Lebih Fatal Bagi Pria Dibanding Perempuan

Angelina
lantas menjelaskan pada 2005 lalu WHO mencatat setiap menit setidaknya ada
sepuluh orang meninggal akibat stroke. Banyak yang menganggap stroke itu
kelemahan anggota gerak. Tetapi secara spesifik, stroke adalah penyakit neurologis
akut. Disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi mendadak.
Stroke menduduki tempat ketiga di dunia sebagai penyakit yang mematikan setelah
jantung dan kanker. (wan/JPC)

Terpopuler

Artikel Terbaru