30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dipicu Stres dan Pekerjaan, Ketahui Cara Obati Disfungsi Ereksi

Disfungsi
seksual pria bisa disebabkan berbagai faktor. Kondisi ini mengganggu
keharmonisan pasangan suami istri (pasutri). Sebab tidak jarang, masalah
hubungan intim menjadi pencetus konflik dengan pasangan hidup.

Dalam
layanan Men’s Health and Couple’s Well-being Clinic di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Prof. Dr. dr.
Tjhin Wiguna, SpKJ (K) dari Departemen Medik Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM
menjelaskan beberapa penelitian menemukan bahwa disfungsi seksual pada pria
ternyata juga dapat memicu terjadinya masalah atau gangguan jiwa tertentu.

Beberapa
masalah kejiwaan yang terkait seperti kecemasan yang menetap, adanya masalah
pernikahan yang memicu terjadinya disfungsi seksual, depresi, perasaan
bersalah, stress, trauma, adiksi pornografi yang memicu timbulnya pornography
induced erectile dysfunction.

“Individu
dengan disfungsi seksual perlu melakukan konsultasi dengan psikiater agar dapat
dikenali secara dini masalah kesehatan jiwa yang mungkin ada, sehingga dapat
diberikan tatalaksana yang sesuai,” katanya dalam Webinar, Selasa (27/10).

Beberapa
masalah pemicunya yakni, terdiri dari faktor fisik dan psikologis. Salah
satunya stres dan depresi bisa menjadi pemicu.

Baca Juga :  Air Ketumbar Bisa Turunkan Berat Badan

Faktor
fisik yaitu disebabkan kadar hormon testosteron rendah, obat-obatan
(antihipertensi, antidepresan), gangguan pembuluh darah (hipertensi,
aterosklerosis/sumbatan pembuluh darah), kerusakan saraf (stroke, komplikasi
diabetes), merokok, dan alkohol. Faktor psikologis yaitu masalah pernikahan
atau hubungan interpersonal lain, kekhawatiran terhadap performa seksual,
depresi dan rasa bersalah, riwayat trauma seksual, atau stres pekerjaan atau
rumah tangga.

 

 

 

Pengobatan
Disfungsi Ereksi

Pada
umumnya, kata dia, tatalaksana dalam bidang psikiatri diberikan dengan konsep
biopsikososial, yaitu terapi yang bersifat biologik seperti pemberian
psikfarmakoterapi sesuai dengan kebutuhan pasien. Selain itu juga memberikan
terapi psikososial seperti psikoterapi suportif. Tujuannya untuk mendukung atau
mempetahankan sistem ego agar terus dapat berfungsi dengan baik, memperbaiki
fungsi adaptif pasien, serta membantu pasien agar memiliki rasa percaya diri
yang lebih optimal.

Selain
itu juga dapat diberikan jenis psikoterapi lain berupa psikoterapi yang
bersifat re-edukatif seperti terapi kogntif perilaku untuk membantu pasien
mengenali berbagai pikiran negatif yang mencetuskan timbulnya emosi maladaptif.
Kemudian menuntun pasien mencari berbagai alternatif pikiran yang lebih adaptif
sehingga bisa mengatasi emosi negatif dan mampu membuat pasien merasa lebih
nyaman.

Baca Juga :  Manfaat Ajaib Sawi Hijau untuk Kesehatan

“Jika
diperlukan juga dapat dilakukan psikoterapi yang berorientasi psikoanalitik
untuk merekonstruksi kepribadian pasien,” jelasnya.

Sebelum
menentukan terapi yang tepat, seseorang akan menjalani serangkaian pemeriksaan.
Prosedur

pemeriksaan
ini bertujuan untuk menentukan secara pasti diagnosis pasien, serta penyebab
yang

mendasarinya.
Hal ini disebabkan fungsi seksual melibatkan proses yang kompleks, meliputi
sistem saraf, hormon, dan pembuluh darah.

Contoh
pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan gula darah, tekanan darah,
dan kolesterol. Bila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan yang lebih
spesifik, seperti kadar hormon testosteron maupun pemeriksaan aliran darah ke
genital. Bila ditemukan kelainan, maka pasien dapat berkonsultasi dengan bidang
urologi, bidang endokrin penyakit dalam, bidang psikiatri, atau bidang lain
yang sesuai dengan hasil temuan.

Disfungsi
seksual pria bisa disebabkan berbagai faktor. Kondisi ini mengganggu
keharmonisan pasangan suami istri (pasutri). Sebab tidak jarang, masalah
hubungan intim menjadi pencetus konflik dengan pasangan hidup.

Dalam
layanan Men’s Health and Couple’s Well-being Clinic di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Prof. Dr. dr.
Tjhin Wiguna, SpKJ (K) dari Departemen Medik Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM
menjelaskan beberapa penelitian menemukan bahwa disfungsi seksual pada pria
ternyata juga dapat memicu terjadinya masalah atau gangguan jiwa tertentu.

Beberapa
masalah kejiwaan yang terkait seperti kecemasan yang menetap, adanya masalah
pernikahan yang memicu terjadinya disfungsi seksual, depresi, perasaan
bersalah, stress, trauma, adiksi pornografi yang memicu timbulnya pornography
induced erectile dysfunction.

“Individu
dengan disfungsi seksual perlu melakukan konsultasi dengan psikiater agar dapat
dikenali secara dini masalah kesehatan jiwa yang mungkin ada, sehingga dapat
diberikan tatalaksana yang sesuai,” katanya dalam Webinar, Selasa (27/10).

Beberapa
masalah pemicunya yakni, terdiri dari faktor fisik dan psikologis. Salah
satunya stres dan depresi bisa menjadi pemicu.

Baca Juga :  Air Ketumbar Bisa Turunkan Berat Badan

Faktor
fisik yaitu disebabkan kadar hormon testosteron rendah, obat-obatan
(antihipertensi, antidepresan), gangguan pembuluh darah (hipertensi,
aterosklerosis/sumbatan pembuluh darah), kerusakan saraf (stroke, komplikasi
diabetes), merokok, dan alkohol. Faktor psikologis yaitu masalah pernikahan
atau hubungan interpersonal lain, kekhawatiran terhadap performa seksual,
depresi dan rasa bersalah, riwayat trauma seksual, atau stres pekerjaan atau
rumah tangga.

 

 

 

Pengobatan
Disfungsi Ereksi

Pada
umumnya, kata dia, tatalaksana dalam bidang psikiatri diberikan dengan konsep
biopsikososial, yaitu terapi yang bersifat biologik seperti pemberian
psikfarmakoterapi sesuai dengan kebutuhan pasien. Selain itu juga memberikan
terapi psikososial seperti psikoterapi suportif. Tujuannya untuk mendukung atau
mempetahankan sistem ego agar terus dapat berfungsi dengan baik, memperbaiki
fungsi adaptif pasien, serta membantu pasien agar memiliki rasa percaya diri
yang lebih optimal.

Selain
itu juga dapat diberikan jenis psikoterapi lain berupa psikoterapi yang
bersifat re-edukatif seperti terapi kogntif perilaku untuk membantu pasien
mengenali berbagai pikiran negatif yang mencetuskan timbulnya emosi maladaptif.
Kemudian menuntun pasien mencari berbagai alternatif pikiran yang lebih adaptif
sehingga bisa mengatasi emosi negatif dan mampu membuat pasien merasa lebih
nyaman.

Baca Juga :  Manfaat Ajaib Sawi Hijau untuk Kesehatan

“Jika
diperlukan juga dapat dilakukan psikoterapi yang berorientasi psikoanalitik
untuk merekonstruksi kepribadian pasien,” jelasnya.

Sebelum
menentukan terapi yang tepat, seseorang akan menjalani serangkaian pemeriksaan.
Prosedur

pemeriksaan
ini bertujuan untuk menentukan secara pasti diagnosis pasien, serta penyebab
yang

mendasarinya.
Hal ini disebabkan fungsi seksual melibatkan proses yang kompleks, meliputi
sistem saraf, hormon, dan pembuluh darah.

Contoh
pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan gula darah, tekanan darah,
dan kolesterol. Bila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan yang lebih
spesifik, seperti kadar hormon testosteron maupun pemeriksaan aliran darah ke
genital. Bila ditemukan kelainan, maka pasien dapat berkonsultasi dengan bidang
urologi, bidang endokrin penyakit dalam, bidang psikiatri, atau bidang lain
yang sesuai dengan hasil temuan.

Terpopuler

Artikel Terbaru