26.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Curcumin Pada Kunyit dan Temulawak Terbukti Bermanfaat untuk Liver

Masyarakat
sudah lama mengenal bahan rempah dan bumbu dapur seperti temulawak dan kunyit.
Ternyata kedua bahan-bahan ini mengandung sebuah zat aktif bernama Curcumin.
Dan zat aktif ini bermanfaat untuk kesehatan organ khususnya hati atau liver.
Termasuk mencegah penyakit hepatitis.

Temulawak
adalah salah satu tanaman asli Indonesia dengan nama latin Curcuma
Xanthorrhiza. Tanaman herbal ini mengandung zat aktif berupa Curcumin, yaitu
senyawa berwarna kuning yang terkandung dalam temulawak. Begitu pula terkandung
dalam kunyit yang sudah dipercaya oleh masyarakat Indonesia akan manfaatnya.

“Ektrak
curcuma berupa ekstrak curcumae xanthorrhizae rhizoma dan piperin dengan
bioavailabilitas yang lebih tinggi akan menghasilkan efek yang lebih maksimal.
Ini membantu memperbaiki nafsu makan dan membantu memelihara kesehatan fungsi hati,
serta ekstrak piperine untuk membantu meningkatkan bioavailabilitas
cucurminoid,” kata VP Researceh and Development SOHO Global Health (Curcuma
Force) Raphael Aswin Susilowidodo dalam Webinar, Rabu (21/10).

Baca Juga :  Bolehkah Ibu Hamil Minum Kopi atau Mengasup Kafein? Ini Saran Ahli

Dokter
spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr. I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD – KGEH  menjelaskan, karena memiliki efek
antiinflamasi serta antioksidan, kombinasi curcumin dan piperin bisa digunakan
sebagai preventif (pencegahan) yang dapat dikonsumsi oleh pasien dengan risiko
penyakit hati. Seperti pasien diabetes mellitus tipe 2 dan pasien dengan
riwayat hepatitis agar kesehatan hatinya tetap terjaga.

Dia
menjelaskan mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek curcumin sebagai
antioksidan mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai antar ion
superoksida (O2-). Sehingga mencegah kerusakan sel hepar.

Curcumin
juga mampu meningkatkan gluthation S-transferase (GST) dan mampu menghambat
beberapa factor proinflamasi seperti nuclear factor-ĸB (NF-kB) dan profibrotik
sitokin. Aktifitas penghambatan pembentukan NF-kB merupakan faktor transkripsi
sejumlah gen penting dalam proses imunitas dan inflamasi, salah satunya untuk
membentuk TNF-α. Dengan menekan kerja NF-kB maka radikal bebas dari hasil
sampingan inflamasi berkurang.

Baca Juga :  Ini yang Terjadi pada Kualitas Sperma Jika Anda Merokok

Sedangkan
mekanisme kerja piperin adalah meningkatkan konsentrasi serum dan penyerapan
curcumin. Sehingga menghambat glukuronidasi di hati dan usus kecil.

“Untuk
preventif (pencegahan) boleh saja digunakan, jadi tidak perlu menunggu terjadi
inflamasi hati, terutama pada pasien dengan risiko gangguan hati seperti pasien
dengan riwayat hepatitis, diabetes mellitus tipe 2, atau pasien dengan
kolesterol tinggi, karena konsumsi curcumin bisa menjaga fungsi hati,” katanya.

“Begitupun
dengan pasien yang sudah mengalami gangguan hati seperti inflamasi, fatty liver
ataupun fibrosis. Perlu konsumsi hepatoprotektor agar memperbaiki fungsi hati
dan melindungi sel hati yang masih sehat agar tidak rusak,” jelas Prof. Wibawa.

Masyarakat
sudah lama mengenal bahan rempah dan bumbu dapur seperti temulawak dan kunyit.
Ternyata kedua bahan-bahan ini mengandung sebuah zat aktif bernama Curcumin.
Dan zat aktif ini bermanfaat untuk kesehatan organ khususnya hati atau liver.
Termasuk mencegah penyakit hepatitis.

Temulawak
adalah salah satu tanaman asli Indonesia dengan nama latin Curcuma
Xanthorrhiza. Tanaman herbal ini mengandung zat aktif berupa Curcumin, yaitu
senyawa berwarna kuning yang terkandung dalam temulawak. Begitu pula terkandung
dalam kunyit yang sudah dipercaya oleh masyarakat Indonesia akan manfaatnya.

“Ektrak
curcuma berupa ekstrak curcumae xanthorrhizae rhizoma dan piperin dengan
bioavailabilitas yang lebih tinggi akan menghasilkan efek yang lebih maksimal.
Ini membantu memperbaiki nafsu makan dan membantu memelihara kesehatan fungsi hati,
serta ekstrak piperine untuk membantu meningkatkan bioavailabilitas
cucurminoid,” kata VP Researceh and Development SOHO Global Health (Curcuma
Force) Raphael Aswin Susilowidodo dalam Webinar, Rabu (21/10).

Baca Juga :  Bolehkah Ibu Hamil Minum Kopi atau Mengasup Kafein? Ini Saran Ahli

Dokter
spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr. I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD – KGEH  menjelaskan, karena memiliki efek
antiinflamasi serta antioksidan, kombinasi curcumin dan piperin bisa digunakan
sebagai preventif (pencegahan) yang dapat dikonsumsi oleh pasien dengan risiko
penyakit hati. Seperti pasien diabetes mellitus tipe 2 dan pasien dengan
riwayat hepatitis agar kesehatan hatinya tetap terjaga.

Dia
menjelaskan mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek curcumin sebagai
antioksidan mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai antar ion
superoksida (O2-). Sehingga mencegah kerusakan sel hepar.

Curcumin
juga mampu meningkatkan gluthation S-transferase (GST) dan mampu menghambat
beberapa factor proinflamasi seperti nuclear factor-ĸB (NF-kB) dan profibrotik
sitokin. Aktifitas penghambatan pembentukan NF-kB merupakan faktor transkripsi
sejumlah gen penting dalam proses imunitas dan inflamasi, salah satunya untuk
membentuk TNF-α. Dengan menekan kerja NF-kB maka radikal bebas dari hasil
sampingan inflamasi berkurang.

Baca Juga :  Ini yang Terjadi pada Kualitas Sperma Jika Anda Merokok

Sedangkan
mekanisme kerja piperin adalah meningkatkan konsentrasi serum dan penyerapan
curcumin. Sehingga menghambat glukuronidasi di hati dan usus kecil.

“Untuk
preventif (pencegahan) boleh saja digunakan, jadi tidak perlu menunggu terjadi
inflamasi hati, terutama pada pasien dengan risiko gangguan hati seperti pasien
dengan riwayat hepatitis, diabetes mellitus tipe 2, atau pasien dengan
kolesterol tinggi, karena konsumsi curcumin bisa menjaga fungsi hati,” katanya.

“Begitupun
dengan pasien yang sudah mengalami gangguan hati seperti inflamasi, fatty liver
ataupun fibrosis. Perlu konsumsi hepatoprotektor agar memperbaiki fungsi hati
dan melindungi sel hati yang masih sehat agar tidak rusak,” jelas Prof. Wibawa.

Terpopuler

Artikel Terbaru