25.8 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Pakar: Virus Covid-19 Tidak Akan Menular Melalui Makanan

Era
pandemi Covid-19 membuat semua orang berubah dan waspada dalam melakukan banyak
kebiasaan. Terutana saat akan menyantap makanan. Setiap kali menerima makanan
dan minuman dari luar rumah, masyarakat kini selalu membersihkannya atau
mensterilkannya terlebih dahulu. Kemudian, mereka juga diminta untuk membawa
tempat makan serta alat makan sendiri.

Dalam
Hari Pangan Sedunia 2020 bersama PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood),
Dokter Spesialis Gizi Klinis dari Universitas Indonesia Dr. Widjaya Lukito,
SpGK., PhD menjelaskan seputar jaminan keamanan pangan di masa pandemi
Covid-19. Menurutnya dalam Hari Pangan Sedunia di era pandemi, pangan untuk
pencegahan penyakit penting untuk meningkatkan daya tahan imunitas kita.
Tantangan tren pola konsumsi memang berubah misalnya semakin sedikitnya kontak
antar manusia dan semuanya serba sentuh.

“Kini
lebih ke arah healthy eating, food safety, fokus pada pangan lokal, dan frozen
foods. Kebiasaan ini yang lebih banyak dilakukan di era pandemi dan paling
digemari,” katanya dalam simposium daring yang mengangkat tema Covid-19 &
Sistem Pangan Berkelanjutan : Dampak, Tantangan & Peluang Bagi Industri
Pangan, Rabu (21/10).

Baca Juga :  Jika Kadar Gula Darah Sedang Tinggi, Bolehkah Divaksin Covid-19?

Kemudian,
terkait penularan Covid-19 lewat makanan, dia memastikan hal itu sudah
dikonfirmasi dalam penelitian bahwa Covid-19 tidak menular lewat makanan.
Paling berbahaya masih pada droplets dan airbone.

“Sudah
konfirm ya transmisi Covid-19 tak akan menular lewat makanan. Sebab saat
makanan ditelan itu akan lewat lambung dan virus itu akan mati. Jadi paling
berbahaya adalah droplet dan airborne,” tukas dr. Widjaya.

Dia
kembali mengingatkan suasana ketidakpastian paling terasa saat Maret dan April
kemudian ketika dilanjutkan oleh PSBB. Namun pada dasarnya, manusia tetap akan
makan dan minum. Maka pangan, lanjutnya, akan selalu jadi kebutuhan kapan saja.
“Perubahan perilaku sehat membuat masyarakat lebih positif ke arah pangan
lokal, home cooking, gardening, biodiversity,” jelasnya.

Baca Juga :  Sering Marah Tanpa Alasan, Mungkin Ini 4 Penyebabnya

Hal
senada diungkapkan oleh Direktur Indofood Franciscus Welirang. Menurutnya
membangun sistem pangan berkelanjutan harus menjadi salah satu prioritas, bukan
hanya sebagai langkah antisipasi krisis pangan akibat pandemi, tetapi juga
sebagai upaya memberikan jaminan pasokan maupun akses pangan bagi bangsa di
masa depan.

“Untuk
itu, perlu pendekatan yang holistik, serta dukungan dan sinergi semua
stakeholder. Dan setiap negara dituntut untuk menjaga pasokan pangannya
sekaligus menangani wabah virus Korona di negara masing-masing,” tandas pria
yang biasa disapa Franky itu. (*)

Era
pandemi Covid-19 membuat semua orang berubah dan waspada dalam melakukan banyak
kebiasaan. Terutana saat akan menyantap makanan. Setiap kali menerima makanan
dan minuman dari luar rumah, masyarakat kini selalu membersihkannya atau
mensterilkannya terlebih dahulu. Kemudian, mereka juga diminta untuk membawa
tempat makan serta alat makan sendiri.

Dalam
Hari Pangan Sedunia 2020 bersama PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood),
Dokter Spesialis Gizi Klinis dari Universitas Indonesia Dr. Widjaya Lukito,
SpGK., PhD menjelaskan seputar jaminan keamanan pangan di masa pandemi
Covid-19. Menurutnya dalam Hari Pangan Sedunia di era pandemi, pangan untuk
pencegahan penyakit penting untuk meningkatkan daya tahan imunitas kita.
Tantangan tren pola konsumsi memang berubah misalnya semakin sedikitnya kontak
antar manusia dan semuanya serba sentuh.

“Kini
lebih ke arah healthy eating, food safety, fokus pada pangan lokal, dan frozen
foods. Kebiasaan ini yang lebih banyak dilakukan di era pandemi dan paling
digemari,” katanya dalam simposium daring yang mengangkat tema Covid-19 &
Sistem Pangan Berkelanjutan : Dampak, Tantangan & Peluang Bagi Industri
Pangan, Rabu (21/10).

Baca Juga :  Jika Kadar Gula Darah Sedang Tinggi, Bolehkah Divaksin Covid-19?

Kemudian,
terkait penularan Covid-19 lewat makanan, dia memastikan hal itu sudah
dikonfirmasi dalam penelitian bahwa Covid-19 tidak menular lewat makanan.
Paling berbahaya masih pada droplets dan airbone.

“Sudah
konfirm ya transmisi Covid-19 tak akan menular lewat makanan. Sebab saat
makanan ditelan itu akan lewat lambung dan virus itu akan mati. Jadi paling
berbahaya adalah droplet dan airborne,” tukas dr. Widjaya.

Dia
kembali mengingatkan suasana ketidakpastian paling terasa saat Maret dan April
kemudian ketika dilanjutkan oleh PSBB. Namun pada dasarnya, manusia tetap akan
makan dan minum. Maka pangan, lanjutnya, akan selalu jadi kebutuhan kapan saja.
“Perubahan perilaku sehat membuat masyarakat lebih positif ke arah pangan
lokal, home cooking, gardening, biodiversity,” jelasnya.

Baca Juga :  Sering Marah Tanpa Alasan, Mungkin Ini 4 Penyebabnya

Hal
senada diungkapkan oleh Direktur Indofood Franciscus Welirang. Menurutnya
membangun sistem pangan berkelanjutan harus menjadi salah satu prioritas, bukan
hanya sebagai langkah antisipasi krisis pangan akibat pandemi, tetapi juga
sebagai upaya memberikan jaminan pasokan maupun akses pangan bagi bangsa di
masa depan.

“Untuk
itu, perlu pendekatan yang holistik, serta dukungan dan sinergi semua
stakeholder. Dan setiap negara dituntut untuk menjaga pasokan pangannya
sekaligus menangani wabah virus Korona di negara masing-masing,” tandas pria
yang biasa disapa Franky itu. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru