33.8 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Ternyata Kotoran Telinga Punya Manfaat untuk Kesehatan

Keluhan
nyeri, iritasi dan infeksi pada telinga dalam tujuh hingga delapan bulan
terakhir terus meningkat selama pandemi Covid-19, disebabkan penggunaan earphone
dalam waktu yang lama.

Pandemi
tersebut memaksa para profesional pekerja dan pelajar untuk melakukan tugasnya
dari rumah. Para dokter pun mendapat peningkatan jumlah keluhan pasien yang
menderita sakit telinga.

Dr.
Shrinival Chavan, kepala departemen THT di rumah sakit J J, Mumbai, India
mengatakan, seseorang yang menggunakan earphone, earpod ataupun headphne lebih
dari delapan jam akan membuat telinga stres apalagi jika earphone tersebut
tidak pernah dibersihkan sehingga berisiko menyebarkan infeksi.

’’Mendengarkan
secara terus-menerus pada volume suara yang tinggi dalam waktu yang lama juga
dapat melemahkan kemampuan mendengar,’’ kata Dr. Shrinival Chavan dilansir
Antara dari Indian Express pada Jumat (20/11).

Jika
kebiasaan ini tidak diubah, maka dapat menyebabkan kerusakan permanen pada
telinga. Dr. Shrinival mentarakan kotoran di dalam telinga membunuh bakteri secara
alami dan mencegah infeksi.

Baca Juga :  70 Persen Hepatitis A pada Anak Tak Bergejala

Penggunaan
cotton bud untuk membersihkan telinga akan menghilangkan lapisan lilin
pelindungnya dan membuat bagian dalam telinga terkena infeksi bakteri dan hal
tersebut biasanya menyebabkan sakit telinga.

’’Kami
menyarankan orang untuk melepas earphone. Udara segar harus masuk ke dalam
telinga agar tetap aman,’’ kata Dr. Shrinival.

Sementara
itu, Dr. Rahul Kulkarni, kepala unit THT di Rumah Sakit St George, mengatakan
masalah telinga tidak hanya terkait dengan pekerja profesional, tetapi
anak-anak sekolah yang harus mengikuti kelas online juga mengalami keluhan yang
sama.

’’Idealnya,
anak sekolah sama sekali tidak menggunakan headphone. Kalau mereka mengikuti
kelas di laptop atau PC, maka volume perangkatnya sudah cukup,’’ kata Dr.
Rahul.

Baca Juga :  Uji Coba Vaksin Covid Anak, 300 Relawan Disuntik Astrazeneca

Dr.
Rahul mengatakan, orang-orang tidak mengetahui etika bagaimana berkomunikasi
melalui panggilan telepon, panggilan konferensi dan konferensi video serta
menggunakan volume suara yang keras pada headphone. ’’Jika siswa sekolah
menggunakan headphone dengan suara lebih dari 60 desibel, secara alami akan
membebani daya pendengaran mereka,’’ ujar Dr. Rahul.

Anak-anak
sekolah harus mendengarkan volume suara dengan tingkat yang sama seperti saat
mereka belajar di kelas. Jika mereka mendengarkan suara dengan volume yang
lebih tinggi, hal itu dapat menyebabkan komplikasi.

’’Bahkan
orang dewasa pun datang dengan keluhan iritasi di telinga. Paparan suara keras
dalam waktu lama membuat orang cemas dan mudah marah. Keluhan seperti itu juga
terlihat saat ini,’’ kata Dr. Rahul. (*)

Keluhan
nyeri, iritasi dan infeksi pada telinga dalam tujuh hingga delapan bulan
terakhir terus meningkat selama pandemi Covid-19, disebabkan penggunaan earphone
dalam waktu yang lama.

Pandemi
tersebut memaksa para profesional pekerja dan pelajar untuk melakukan tugasnya
dari rumah. Para dokter pun mendapat peningkatan jumlah keluhan pasien yang
menderita sakit telinga.

Dr.
Shrinival Chavan, kepala departemen THT di rumah sakit J J, Mumbai, India
mengatakan, seseorang yang menggunakan earphone, earpod ataupun headphne lebih
dari delapan jam akan membuat telinga stres apalagi jika earphone tersebut
tidak pernah dibersihkan sehingga berisiko menyebarkan infeksi.

’’Mendengarkan
secara terus-menerus pada volume suara yang tinggi dalam waktu yang lama juga
dapat melemahkan kemampuan mendengar,’’ kata Dr. Shrinival Chavan dilansir
Antara dari Indian Express pada Jumat (20/11).

Jika
kebiasaan ini tidak diubah, maka dapat menyebabkan kerusakan permanen pada
telinga. Dr. Shrinival mentarakan kotoran di dalam telinga membunuh bakteri secara
alami dan mencegah infeksi.

Baca Juga :  70 Persen Hepatitis A pada Anak Tak Bergejala

Penggunaan
cotton bud untuk membersihkan telinga akan menghilangkan lapisan lilin
pelindungnya dan membuat bagian dalam telinga terkena infeksi bakteri dan hal
tersebut biasanya menyebabkan sakit telinga.

’’Kami
menyarankan orang untuk melepas earphone. Udara segar harus masuk ke dalam
telinga agar tetap aman,’’ kata Dr. Shrinival.

Sementara
itu, Dr. Rahul Kulkarni, kepala unit THT di Rumah Sakit St George, mengatakan
masalah telinga tidak hanya terkait dengan pekerja profesional, tetapi
anak-anak sekolah yang harus mengikuti kelas online juga mengalami keluhan yang
sama.

’’Idealnya,
anak sekolah sama sekali tidak menggunakan headphone. Kalau mereka mengikuti
kelas di laptop atau PC, maka volume perangkatnya sudah cukup,’’ kata Dr.
Rahul.

Baca Juga :  Uji Coba Vaksin Covid Anak, 300 Relawan Disuntik Astrazeneca

Dr.
Rahul mengatakan, orang-orang tidak mengetahui etika bagaimana berkomunikasi
melalui panggilan telepon, panggilan konferensi dan konferensi video serta
menggunakan volume suara yang keras pada headphone. ’’Jika siswa sekolah
menggunakan headphone dengan suara lebih dari 60 desibel, secara alami akan
membebani daya pendengaran mereka,’’ ujar Dr. Rahul.

Anak-anak
sekolah harus mendengarkan volume suara dengan tingkat yang sama seperti saat
mereka belajar di kelas. Jika mereka mendengarkan suara dengan volume yang
lebih tinggi, hal itu dapat menyebabkan komplikasi.

’’Bahkan
orang dewasa pun datang dengan keluhan iritasi di telinga. Paparan suara keras
dalam waktu lama membuat orang cemas dan mudah marah. Keluhan seperti itu juga
terlihat saat ini,’’ kata Dr. Rahul. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru