26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

70 Persen Hepatitis A pada Anak Tak Bergejala

Bagi
sebagian orang, hepatitis A mungkin terdengar asing. Padahal, ia dekat dan
berbahaya. Pencegahannya pun sebenarnya sederhana. Cukup menjaga kebersihan
diri, lingkungan, dan makanan.

Hepatitis
A merupakan peradangan hepar atau hati yang disebabkan virus hepatitis A.
Penyakit tersebut bersumber dari kebiasaan tidak bersih. Hepatitis A menular
secara fecal-oral. Artinya, virus itu menyebar lewat air atau makanan yang
tercemar virus tersebut. ”Misalnya, bahan makanan tercemar atau proses masak
kurang higienis. Atau, tidak mencuci tangan sebelum makan,” ungkap dr Lucia P.
Retnaningtyas SpA.

Dokter
spesialis anak di RS Katolik St Vincentius A Paulo Surabaya itu memaparkan,
infeksi tersebut biasanya menyerang komunitas. Misalnya, di sekolah, pondok
pesantren, asrama, atau kantor. Hepatitis A pun tidak bisa ditebak. Sebab,
spektrumnya luas. Ada yang tanpa gejala (asimtomatik), bergejala, hingga muncul
komplikasi.

Menurut
Lucia, gejala biasanya muncul rata-rata empat minggu setelah terinfeksi virus
hepatitis A. Keluhan umumnya, mual, muntah, serta perut terasa begah
(selengkapnya lihat grafis). ”Gejala ini tidak bisa diatasi dengan obat nyeri
lambung. Soalnya, yang terinfeksi liver,” tegasnya.

Baca Juga :  AS Produksi 100 Juta Dosis Vaksin Korona, Selesai Awal 2021

Pada
anak-anak, hampir 70 persen infeksi hepatitis A berlangsung asimtomatik.
”Justru dewasa yang memiliki gejala lebih berat. Ada potensi relapse atau
kambuh,” kata Lucia. Yang paling mengkhawatirkan, timbul gagal fungsi liver dan
komplikasi. Terutama pada orang dewasa dengan gangguan hati serta lansia.
”Risikonya, pasien bisa meninggal atau terpaksa transplantasi hati,” jelasnya.

Hingga
kini, belum ada terapi spesifik untuk mengatasinya. Dokter sebatas memberikan
hepatoprotector atau obat pelindung liver. Karena itu, dosen Fakultas
Kedokteran Universitas Surabaya tersebut menegaskan bahwa tidak ada cara selain
mencegah. Langkah preventifnya sebenarnya mudah dilakukan.

 

”Secara
logis, virus hanya bisa dihindari dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
serta penyiapan makanan dan minuman yang higienis,” paparnya. Prinsip
kebersihan tersebut perlu diterapkan konsisten dan sejak dini. Bukan hanya saat
terpapar sakit.

Lucia
juga menyarankan anak-anak mendapatkan vaksin hepatitis A. Agar lebih optimal,
vaksin bisa diberikan mulai anak berusia 2–18 tahun. ”Imunisasi adalah
investasi yang baik. Diharapkan, kekebalan tubuh terbentuk dan saat dewasa
nggak sampai kena,” tuturnya.

Baca Juga :  Peneliti AS Sebut Saat Teriak Virus Korona Lebih Menyebar di Ruangan

Merujuk
rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin hepatitis A diberikan
dua kali dengan jarak 6–12 bulan.

GEJALA-GEJALA
HEPATITIS A

Nyeri
perut di bagian kanan atas

Mual
dan muntah

Diare

Demam

Kehilangan
nafsu makan

Urine
berwarna gelap, mirip teh

Ikterus
atau kuning

Penurunan
berat badan

Yuk,
Terapkan Kebiasaan Hidup Bersih

Cuci
tangan sebelum makan.

Bersihkan
alat makan serta peralatan masak sebelum dan setelah digunakan.

Cuci
bahan makanan sebelum diolah.

Masak
makanan hingga matang.

Hindari
membeli makanan/minuman yang tidak higienis.

Bangun
sistem pembuangan dan sanitasi yang baik di rumah.

Tidak
minum air mentah (tidak dimasak).

Kapan
Harus ke Dokter?

Seseorang
yang diketahui kontak dengan pasien hepatitis A, terutama yang berada satu
lingkungan. Misalnya, rekan kerja atau teman sekelas.

Mual
dan muntah parah, disertai nafsu makan turun. Sekitar 42 dari 100 pasien
hepatitis A harus dirawat inap karena intake nutrisi yang tidak memenuhi
kebutuhan harian.

Gejala
yang dirasakan amat nyeri dan mengganggu aktivitas.

Bagi
sebagian orang, hepatitis A mungkin terdengar asing. Padahal, ia dekat dan
berbahaya. Pencegahannya pun sebenarnya sederhana. Cukup menjaga kebersihan
diri, lingkungan, dan makanan.

Hepatitis
A merupakan peradangan hepar atau hati yang disebabkan virus hepatitis A.
Penyakit tersebut bersumber dari kebiasaan tidak bersih. Hepatitis A menular
secara fecal-oral. Artinya, virus itu menyebar lewat air atau makanan yang
tercemar virus tersebut. ”Misalnya, bahan makanan tercemar atau proses masak
kurang higienis. Atau, tidak mencuci tangan sebelum makan,” ungkap dr Lucia P.
Retnaningtyas SpA.

Dokter
spesialis anak di RS Katolik St Vincentius A Paulo Surabaya itu memaparkan,
infeksi tersebut biasanya menyerang komunitas. Misalnya, di sekolah, pondok
pesantren, asrama, atau kantor. Hepatitis A pun tidak bisa ditebak. Sebab,
spektrumnya luas. Ada yang tanpa gejala (asimtomatik), bergejala, hingga muncul
komplikasi.

Menurut
Lucia, gejala biasanya muncul rata-rata empat minggu setelah terinfeksi virus
hepatitis A. Keluhan umumnya, mual, muntah, serta perut terasa begah
(selengkapnya lihat grafis). ”Gejala ini tidak bisa diatasi dengan obat nyeri
lambung. Soalnya, yang terinfeksi liver,” tegasnya.

Baca Juga :  AS Produksi 100 Juta Dosis Vaksin Korona, Selesai Awal 2021

Pada
anak-anak, hampir 70 persen infeksi hepatitis A berlangsung asimtomatik.
”Justru dewasa yang memiliki gejala lebih berat. Ada potensi relapse atau
kambuh,” kata Lucia. Yang paling mengkhawatirkan, timbul gagal fungsi liver dan
komplikasi. Terutama pada orang dewasa dengan gangguan hati serta lansia.
”Risikonya, pasien bisa meninggal atau terpaksa transplantasi hati,” jelasnya.

Hingga
kini, belum ada terapi spesifik untuk mengatasinya. Dokter sebatas memberikan
hepatoprotector atau obat pelindung liver. Karena itu, dosen Fakultas
Kedokteran Universitas Surabaya tersebut menegaskan bahwa tidak ada cara selain
mencegah. Langkah preventifnya sebenarnya mudah dilakukan.

 

”Secara
logis, virus hanya bisa dihindari dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
serta penyiapan makanan dan minuman yang higienis,” paparnya. Prinsip
kebersihan tersebut perlu diterapkan konsisten dan sejak dini. Bukan hanya saat
terpapar sakit.

Lucia
juga menyarankan anak-anak mendapatkan vaksin hepatitis A. Agar lebih optimal,
vaksin bisa diberikan mulai anak berusia 2–18 tahun. ”Imunisasi adalah
investasi yang baik. Diharapkan, kekebalan tubuh terbentuk dan saat dewasa
nggak sampai kena,” tuturnya.

Baca Juga :  Peneliti AS Sebut Saat Teriak Virus Korona Lebih Menyebar di Ruangan

Merujuk
rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin hepatitis A diberikan
dua kali dengan jarak 6–12 bulan.

GEJALA-GEJALA
HEPATITIS A

Nyeri
perut di bagian kanan atas

Mual
dan muntah

Diare

Demam

Kehilangan
nafsu makan

Urine
berwarna gelap, mirip teh

Ikterus
atau kuning

Penurunan
berat badan

Yuk,
Terapkan Kebiasaan Hidup Bersih

Cuci
tangan sebelum makan.

Bersihkan
alat makan serta peralatan masak sebelum dan setelah digunakan.

Cuci
bahan makanan sebelum diolah.

Masak
makanan hingga matang.

Hindari
membeli makanan/minuman yang tidak higienis.

Bangun
sistem pembuangan dan sanitasi yang baik di rumah.

Tidak
minum air mentah (tidak dimasak).

Kapan
Harus ke Dokter?

Seseorang
yang diketahui kontak dengan pasien hepatitis A, terutama yang berada satu
lingkungan. Misalnya, rekan kerja atau teman sekelas.

Mual
dan muntah parah, disertai nafsu makan turun. Sekitar 42 dari 100 pasien
hepatitis A harus dirawat inap karena intake nutrisi yang tidak memenuhi
kebutuhan harian.

Gejala
yang dirasakan amat nyeri dan mengganggu aktivitas.

Terpopuler

Artikel Terbaru