30.6 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Stres Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi?

Disfungsi ereksi adalah kondisi ketika kemaluan sulit atau tidak bisa ‘tegang’ untuk melakukan hubungan badan. Sekitar 18 juta pria Amerika berusia di atas 20 tahun pernah mengalaminya. Selain usia, terjadinya disfungsi ereksi juga dianggap berhubungan dengan faktor stres.

Mitos atau fakta?

Fakta! Penyebab disfungsi ereksi memang terdiri dari faktor fisik dan psikologis. Di antara keduanya, penelitian mengatakan bahwa faktor psikologis adalah penyebab disfungsi ereksi yang paling sering.

Faktor psikologis ini adalah stres dan kecemasan yang dipengaruhi oleh faktor emosional dan lingkungan.

Bagaimana stres dan cemas dapat menyebabkan disfungsi ereksi? Untuk menjawab ini, Anda perlu tahu bahwa pria memiliki tiga pemicu ereksi, yaitu refleks (sentuhan), psikogenik (melihat atau membayangkan) dan nokturnal (saat tidur).

Ereksi melibatkan proses dan sistem tubuh, seperti saraf, pembuluh darah, otot, hormon dan emosi. Ketika terjadi gangguan dalam hal tersebut, kesulitan untuk ereksi tetap bisa saja terjadi sekalipun sudah diberikan pemicu.

Baca Juga :  Tujuh Cara Mengatasi Trauma

Faktanya, gangguan psikologis dapat memengaruhi cara otak memberikan sinyal kepada tubuh. Kondisi tersebut juga dapat mengganggu pengiriman sinyal dari otak ke kemaluan, sehingga mengganggu aliran darah dan menyebabkan sulitnya ereksi.

Kemudian, gangguan psikologis yang terjadi akibat kesulitan ereksi pun dapat memicu timbulnya masalah kesehatan yang semakin mempersulit pria untuk membuat kemaluan tegang.

Secara garis besar, berikut ini adalah beberapa contoh gangguan psikologis yang bisa memicu terjadinya disfungsi ereksi:

Sekitar 90 persen dewasa muda yang memiliki rasa takut dan kecemasan berlebih akan mengalami disfungsi ereksi untuk sementara waktu

Pada pria paruh baya, disfungsi ereksi terjadi akibat stres karena masalah pribadi

Pada pria lansia, faktor utama disfungsi ereksi adalah impotensi

Mengatasi disfungsi ereksi akibat psikologis

Disfungsi ereksi akibat psikologis umumnya dapat hilang seiring berjalannya waktu. Hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah mengendalikan diri agar tidak mengalami stres atau cemas.

Baca Juga :  Cara Tepat Atur Pola Makan Bagi Bumil dengan Diabetes Gestasional

Caranya bisa dengan melakukan konseling ke psikiater atau psikolog agar bisa dicarikan cara terbaik untuk mengendalikan stres atau cemas yang dirasakan.

Selain itu, Anda juga bisa mengatasi stres dan kecemasan dengan melakukan hobi, meditasi, yoga atau akupunktur. Beberapa riset menunjukkan bahwa meditasi dapat mengubah kandungan kimia pada otak dan mengurangi stres.

Jangan lupa, ubah juga gaya hidup Anda menjadi lebih sehat lagi. Dalam hal ini, Anda perlu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang setiap hari, cukup tidur, berolahraga teratur, menjauhi obat-obatan terlarang dan menghindari rokok maupun alkohol.

Jika dengan cara-cara tersebut disfungsi ereksi tidak membaik dalam waktu dua bulan, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis andrologi. Dengan demikian Anda bisa memastikan penyebab disfungsi ereksi dan mendapatkan penanganan yang tepat.(NB/RH/klikdokter)

Disfungsi ereksi adalah kondisi ketika kemaluan sulit atau tidak bisa ‘tegang’ untuk melakukan hubungan badan. Sekitar 18 juta pria Amerika berusia di atas 20 tahun pernah mengalaminya. Selain usia, terjadinya disfungsi ereksi juga dianggap berhubungan dengan faktor stres.

Mitos atau fakta?

Fakta! Penyebab disfungsi ereksi memang terdiri dari faktor fisik dan psikologis. Di antara keduanya, penelitian mengatakan bahwa faktor psikologis adalah penyebab disfungsi ereksi yang paling sering.

Faktor psikologis ini adalah stres dan kecemasan yang dipengaruhi oleh faktor emosional dan lingkungan.

Bagaimana stres dan cemas dapat menyebabkan disfungsi ereksi? Untuk menjawab ini, Anda perlu tahu bahwa pria memiliki tiga pemicu ereksi, yaitu refleks (sentuhan), psikogenik (melihat atau membayangkan) dan nokturnal (saat tidur).

Ereksi melibatkan proses dan sistem tubuh, seperti saraf, pembuluh darah, otot, hormon dan emosi. Ketika terjadi gangguan dalam hal tersebut, kesulitan untuk ereksi tetap bisa saja terjadi sekalipun sudah diberikan pemicu.

Baca Juga :  Tujuh Cara Mengatasi Trauma

Faktanya, gangguan psikologis dapat memengaruhi cara otak memberikan sinyal kepada tubuh. Kondisi tersebut juga dapat mengganggu pengiriman sinyal dari otak ke kemaluan, sehingga mengganggu aliran darah dan menyebabkan sulitnya ereksi.

Kemudian, gangguan psikologis yang terjadi akibat kesulitan ereksi pun dapat memicu timbulnya masalah kesehatan yang semakin mempersulit pria untuk membuat kemaluan tegang.

Secara garis besar, berikut ini adalah beberapa contoh gangguan psikologis yang bisa memicu terjadinya disfungsi ereksi:

Sekitar 90 persen dewasa muda yang memiliki rasa takut dan kecemasan berlebih akan mengalami disfungsi ereksi untuk sementara waktu

Pada pria paruh baya, disfungsi ereksi terjadi akibat stres karena masalah pribadi

Pada pria lansia, faktor utama disfungsi ereksi adalah impotensi

Mengatasi disfungsi ereksi akibat psikologis

Disfungsi ereksi akibat psikologis umumnya dapat hilang seiring berjalannya waktu. Hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah mengendalikan diri agar tidak mengalami stres atau cemas.

Baca Juga :  Cara Tepat Atur Pola Makan Bagi Bumil dengan Diabetes Gestasional

Caranya bisa dengan melakukan konseling ke psikiater atau psikolog agar bisa dicarikan cara terbaik untuk mengendalikan stres atau cemas yang dirasakan.

Selain itu, Anda juga bisa mengatasi stres dan kecemasan dengan melakukan hobi, meditasi, yoga atau akupunktur. Beberapa riset menunjukkan bahwa meditasi dapat mengubah kandungan kimia pada otak dan mengurangi stres.

Jangan lupa, ubah juga gaya hidup Anda menjadi lebih sehat lagi. Dalam hal ini, Anda perlu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang setiap hari, cukup tidur, berolahraga teratur, menjauhi obat-obatan terlarang dan menghindari rokok maupun alkohol.

Jika dengan cara-cara tersebut disfungsi ereksi tidak membaik dalam waktu dua bulan, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis andrologi. Dengan demikian Anda bisa memastikan penyebab disfungsi ereksi dan mendapatkan penanganan yang tepat.(NB/RH/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru