33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

ITB Perkenalkan Baju Hazmat Bisa Dipakai Berulang-ulang

BANDUNG– Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali
mengenalkan produk alat pelindung diri (APD) dengan nama Water Repellant
Reusable Hazmat. Sesuai namanya, alat tersebut tidak sekali pakai, akan tetapi
bisa dipakai berulang kali oleh para tenaga medis saat bertugas.

Dilansir dari siaran pers-nya,
produk itu merupakan pengembangan dari Dosen Program Studi Kriya, Fakultas Seni
Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Tyar Ratuannisa. Ia berhasil merancang APD dengan
menggunakan bahan dasar dari taslan rinjani.

“Bahan yang digunakan menggunakan
alternatif tekstil dengan spesifikasi minimum untuk keperluan hazmat yakni
dengan taslan rinjani (water repellent and clear taslan) tanpa menggunakan
coating dengan lilin,” ujar Tyar.

Ditambahkannya, ada berbagai
keunggulan yang dimiliki oleh produk hasil rancangannya ini. Pertama adalah
menggunakan clear taslan, kedua berbahan woven polyester fabric, ketiga tahan
terhadap air (water repellent), dan keempat dapat bergerak dengan lebih leluasa
(breathable).

Baca Juga :  Penyakit Jantung Bisa Meningkatkan Peluang Terkena Kanker?

Selain menggunakan bahan yang
aman, produk ini juga telah dilakukan pengujian oleh Laboratorium Penujian
Tekstil Kementerian Perindustrian pada 17 April silam. “Hasil dari pengujian
tersebut menunjukkan bahwa dengan penetrasi yang dilakukan terhadap kain taslan
rinjani, didapatkan hasil uji senilai 2,5 dan terindikasi aman dan layak untuk
digunakan,” jelasnya.

Adapun terkait proses produksi
APD ini dilakukan oleh penjahit home industry yang terletak di Kota Cimahi.
Tempat tersebut dipilih karena selama masa pandemi ini, bisnis tersebut
mengalami penurunan keuntungan akibat kehilangan pesanan dari pemesan. Biaya
produksi yang dilakukan dalam melakukan satu kali kegiatan produksi ini relatif
murah bila dibandingkan dengan jenis APD yang lainnya, yakni hanya berkisar
Rp120 ribu – Rp125 ribu saja.

Baca Juga :  Ini Tes Kesehatan Buah Hati yang Perlu Diketahui

Hingga saat ini, proses
pendistribusian dilakukan oleh Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari (BPUDL)
ITB. Hingga akhir April lalu, proses pendistribusian masih dilakukan di
beberapa tempat yang ada di Kota Bandung. Untuk ke depannya, Tyar berharap
distribusi dari produk ini dapat menyasar tenaga medis yang berada di luar Kota
Bandung bahkan hingga ke luar Pulau Jawa.

“Besar harapan juga, dengan
adanya Water Repellant Reusable Hazmat ini, dapat memberikan manfaat bagi para
tenaga medis yang saat ini masih kekurangan persediaan APD dan memberi
perlindungan lebih, dengan harga yang lebih terjangkau, bahan yang lebih
sederhana, serta lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya,” tandasnya. 

BANDUNG– Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali
mengenalkan produk alat pelindung diri (APD) dengan nama Water Repellant
Reusable Hazmat. Sesuai namanya, alat tersebut tidak sekali pakai, akan tetapi
bisa dipakai berulang kali oleh para tenaga medis saat bertugas.

Dilansir dari siaran pers-nya,
produk itu merupakan pengembangan dari Dosen Program Studi Kriya, Fakultas Seni
Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Tyar Ratuannisa. Ia berhasil merancang APD dengan
menggunakan bahan dasar dari taslan rinjani.

“Bahan yang digunakan menggunakan
alternatif tekstil dengan spesifikasi minimum untuk keperluan hazmat yakni
dengan taslan rinjani (water repellent and clear taslan) tanpa menggunakan
coating dengan lilin,” ujar Tyar.

Ditambahkannya, ada berbagai
keunggulan yang dimiliki oleh produk hasil rancangannya ini. Pertama adalah
menggunakan clear taslan, kedua berbahan woven polyester fabric, ketiga tahan
terhadap air (water repellent), dan keempat dapat bergerak dengan lebih leluasa
(breathable).

Baca Juga :  Penyakit Jantung Bisa Meningkatkan Peluang Terkena Kanker?

Selain menggunakan bahan yang
aman, produk ini juga telah dilakukan pengujian oleh Laboratorium Penujian
Tekstil Kementerian Perindustrian pada 17 April silam. “Hasil dari pengujian
tersebut menunjukkan bahwa dengan penetrasi yang dilakukan terhadap kain taslan
rinjani, didapatkan hasil uji senilai 2,5 dan terindikasi aman dan layak untuk
digunakan,” jelasnya.

Adapun terkait proses produksi
APD ini dilakukan oleh penjahit home industry yang terletak di Kota Cimahi.
Tempat tersebut dipilih karena selama masa pandemi ini, bisnis tersebut
mengalami penurunan keuntungan akibat kehilangan pesanan dari pemesan. Biaya
produksi yang dilakukan dalam melakukan satu kali kegiatan produksi ini relatif
murah bila dibandingkan dengan jenis APD yang lainnya, yakni hanya berkisar
Rp120 ribu – Rp125 ribu saja.

Baca Juga :  Ini Tes Kesehatan Buah Hati yang Perlu Diketahui

Hingga saat ini, proses
pendistribusian dilakukan oleh Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari (BPUDL)
ITB. Hingga akhir April lalu, proses pendistribusian masih dilakukan di
beberapa tempat yang ada di Kota Bandung. Untuk ke depannya, Tyar berharap
distribusi dari produk ini dapat menyasar tenaga medis yang berada di luar Kota
Bandung bahkan hingga ke luar Pulau Jawa.

“Besar harapan juga, dengan
adanya Water Repellant Reusable Hazmat ini, dapat memberikan manfaat bagi para
tenaga medis yang saat ini masih kekurangan persediaan APD dan memberi
perlindungan lebih, dengan harga yang lebih terjangkau, bahan yang lebih
sederhana, serta lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya,” tandasnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru