Site icon Prokalteng

Strategi Cegah Kekurangan Gizi pada Anak Pasien Kanker

strategi-cegah-kekurangan-gizi-pada-anak-pasien-kanker

Anak-anak pasien
kanker membutuhkan penanganan khusus yang berbeda. Terutama dalam pemenuhan
asupan gizi, pasti ada batasan-batasan dan makanan atau minuman yang dianjurkan
untuk membuat stamina mereka tetap terjaga. Khusus untuk pasien kanker, jangan
sampai mereka kekurangan nutrisi atau malnutrisi.

External Communication
Manager for Early Life Nutrition and Medical Nutrition Danone Indonesia Desytha
Rahma Dwi Utami menjelaskan pihaknya sengaja menggelar kegiatan ‘Bicara Gizi’
untuk terus mendukung edukasi mengenai pentingnya nutrisi di waktu penting
kehidupan, termasuk bagi pasien anak dengan penyakit tidak menular. Bekerja sama
dengan Yayasan Pita Kuning, edukasi nutrisi dilakukan untuk mencegah malnutrisi
kepada pasien anak dengan kanker.

“Kami berharap edukasi
bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dan orang tua mengenai pentingnya
pemenuhan nutrisi sesuai kebutuhan anak, termasuk anak dengan kanker,” kata
Desytha dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7).

Pemenuhan nutrisi
seimbang pada anak dengan penyakit tidak menular merupakan tantangan tersendiri
bagi orang tua. Di Indonesia, terdapat 3-5 persen prevalensi kanker pada anak
(sebanyak 4156 kasus).

Saat ini, terdapat
hingga 60 persen pasien anak dengan kanker yang terdiagnosa malnutrisi,
bergantung pada tipe kanker, jenis terapi, dan metode pengukuran. Namun, data
mengenai kondisi malnutrisi pada anak dengan kanker masih memerlukan penelitian
yang lebih mendalam.

Sebuah studi di RSUP
Dr Kandou Manado menunjukkan bahwa 32,3 persen anak berstatus gizi kurang dan
12,9 persen mengalami obesitas yang dinilai saat akhir induksi kemoterapi.
Kanker pada anak sendiri merupakan penyebab terbanyak kematian anak di negara
barat.

Dokter Spesialis Anak
dr. Mururul Aisyi, Sp.A(K) menjelaskan saat ini angka kejadian kanker pada anak
mencapai 9 dari 100 ribu anak usia 0-17 tahun yang tersebar di seluruh
Indonesia dengan jenis yang beragam. Misalnya beberapa kasus yang paling sering
adalah leukemia, retinoblastoma, osteosarcoma, neuroblastoma, limfoma maligna,
karsinoma, dan nasofaring.

“Anak dengan kanker
memang memiliki tantangan sendiri, terutama pada fluktuasi kebutuhan nutrisi.
Walaupun demikian, bukan berarti anak dengan kanker tidak berkesempatan
memiliki tumbuh kembang optimal. Justru, mereka membutuhkan asupan nutrisi yang
lebih diperhatikan saat menjalani penanganan medis,” ungkap dr. Mururul.

Menurutnya, pasien
anak dengan kanker rentan mengalami berbagai kondisi malnutrisi akibat
peningkatan konsumsi energi maupun gangguan absorbsi nutrisi yang dapat
disebabkan oleh penanganan pengobatan, atau penyakit itu sendiri. Beberapa
jenis penanganan yang dapat mempengaruhi kondisi status nutrisi umumnya adalah
efek samping dari kemoterapi seperti muntah, anorexia, dan malabsorbsi, hingga
peningkatan nafsu makan akibat konsumsi obat anti peradangan seperti
kortikosteroid.

“Padahal, penting bagi
pasien anak dengan kanker dalam mendapatkan nutrisi yang optimal untuk
mengimbangi beban penyakit dan mempertahankan kapasitas fungsional tubuh selama
masa perawatan,” kata Dr. Mururul.

Ketua Yayasan Pita
Kuning Anak Indonesia, Steny Agustaf, menjelaskan dari pengalaman selama ini
mendampingi pasien anak kanker, pihaknya menyakini bahwa perubahan terbesar
dimulai dari keluarga, khususnya orang tua kepada anaknya yang sedang menjalani
perawatan kanker. Orang tua menjadi ujung tombak hidup anaknya.

“Maka dari itu para
ayah dan ibu di Pita Kuning yang tangguh harus dibekali ilmu pengetahuan yang
bermanfaat, salah satunya mengenal nutrisi terbaik untuk anaknya. Sehingga
orang tua bisa memberikan makanan-makanan dengan nutrisi terbaik untuk anaknya
dan proses perawatan bisa berjalan dengan lebih optimal,” tutur Steny.

Dukungan nutrisi
merupakan faktor penting dalam penatalaksanaan pasien penyakit tidak menular
pada anak. Tidak hanya untuk mencegah terjadinya malnutrisi, peran status
nutrisi juga dapat berdampak baik pada respon terapi, kualitas hidup, hingga
biaya pelayanan kesehatan pada salah satu pasien tidak menular seperti kanker.(jpn)

 

Exit mobile version