25.9 C
Jakarta
Wednesday, December 4, 2024

Cegah Depresi dengan Rajin Berolahraga

Menghabiskan waktu dengan melakukan lebih banyak olahraga bisa membantu mengatasi depresi, bahkan jika Anda memiliki risiko genetik untuk itu.

Para peneliti menganalisis data dari hampir 8.000 orang dan menemukan bahwa mereka yang memiliki kecenderungan genetik lebih mungkin didiagnosis dengan depresi selama dua tahun ke depan. Tetapi hal tersebut lebih kecil kemungkinannya untuk orang yang lebih aktif pada awal penelitian, bahkan jika mereka memiliki risiko yang diturunkan.

Tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi membantu melindungi bahkan bagi mereka yang memiliki risiko genetik tertinggi untuk depresi. Latihan intensitas tinggi (seperti aerobik, menari) dan aktivitas intensitas rendah (seperti yoga dan peregangan) dikaitkan dengan penurunan risiko depresi, temuan menunjukkan.

Baca Juga :  Dokter Ungkap Dampak Susu Kental Manis Pada Gigi Anak

Menambahkan empat jam olahraga seminggu bisa menurunkan risiko episode baru depresi sebesar 17 persen, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Depression and Anxiety.

Temuan kami sangat menyarankan bahwa, ketika datang ke depresi, gen bukan sesuatu yang mutlak dan menjadi aktif secara fisik memiliki potensi untuk menetralisir risiko tambahan episode masa depan pada individu yang secara genetik rentan dengan hal ini,” kata penulis utama Karmel Choi, seorang rekan klinis dalam psikiatri di Massachusetts General Hospital dan Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan di Boston, seperti dilansir laman WebMD, Rabu (13/11).

Rata-rata, sekitar 35 menit aktivitas fisik tambahan setiap hari bisa membantu orang untuk mengurangi risiko mereka dan melindungi dari episode depresi di masa depan,” jelas Choi.

Baca Juga :  Dibanding Implan, Filler Lebih Mempersulit Deteksi Kanker Payudara

Depresi adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia. “Besarnya depresi di seluruh dunia menggarisbawahi perlunya strategi efektif yang bisa berdampak pada sebanyak mungkin orang,” pungkas Choi.

Penyedia layanan kesehatan primer dan kesehatan mental bisa menggunakan temuan ini untuk memberi tahu pasien bahwa ini adalah sesuatu yang bermakna yang bisa mereka lakukan untuk menurunkan risiko mereka, bahkan jika mereka memiliki riwayat keluarga depresi.(fny/jpnn)

Menghabiskan waktu dengan melakukan lebih banyak olahraga bisa membantu mengatasi depresi, bahkan jika Anda memiliki risiko genetik untuk itu.

Para peneliti menganalisis data dari hampir 8.000 orang dan menemukan bahwa mereka yang memiliki kecenderungan genetik lebih mungkin didiagnosis dengan depresi selama dua tahun ke depan. Tetapi hal tersebut lebih kecil kemungkinannya untuk orang yang lebih aktif pada awal penelitian, bahkan jika mereka memiliki risiko yang diturunkan.

Tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi membantu melindungi bahkan bagi mereka yang memiliki risiko genetik tertinggi untuk depresi. Latihan intensitas tinggi (seperti aerobik, menari) dan aktivitas intensitas rendah (seperti yoga dan peregangan) dikaitkan dengan penurunan risiko depresi, temuan menunjukkan.

Baca Juga :  Dokter Ungkap Dampak Susu Kental Manis Pada Gigi Anak

Menambahkan empat jam olahraga seminggu bisa menurunkan risiko episode baru depresi sebesar 17 persen, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Depression and Anxiety.

Temuan kami sangat menyarankan bahwa, ketika datang ke depresi, gen bukan sesuatu yang mutlak dan menjadi aktif secara fisik memiliki potensi untuk menetralisir risiko tambahan episode masa depan pada individu yang secara genetik rentan dengan hal ini,” kata penulis utama Karmel Choi, seorang rekan klinis dalam psikiatri di Massachusetts General Hospital dan Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan di Boston, seperti dilansir laman WebMD, Rabu (13/11).

Rata-rata, sekitar 35 menit aktivitas fisik tambahan setiap hari bisa membantu orang untuk mengurangi risiko mereka dan melindungi dari episode depresi di masa depan,” jelas Choi.

Baca Juga :  Dibanding Implan, Filler Lebih Mempersulit Deteksi Kanker Payudara

Depresi adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia. “Besarnya depresi di seluruh dunia menggarisbawahi perlunya strategi efektif yang bisa berdampak pada sebanyak mungkin orang,” pungkas Choi.

Penyedia layanan kesehatan primer dan kesehatan mental bisa menggunakan temuan ini untuk memberi tahu pasien bahwa ini adalah sesuatu yang bermakna yang bisa mereka lakukan untuk menurunkan risiko mereka, bahkan jika mereka memiliki riwayat keluarga depresi.(fny/jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru