29.8 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Dibanding Implan, Filler Lebih Mempersulit Deteksi Kanker Payudara

PROKALTENG.CO
– Dalam dunia kecantikan, sebagian kaum hawa melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan payudara dengan ukuran yang besar, kencang dan indah. Salah satunya
adalah dengan melakukan implan atau yang saat ini tengah populer yakni filler.
Sebagian orang masih menghubungkan antara risiko memperbesar payudara dengan
kanker, benarkah demikian?

Spesialis
Bedah Onkologi dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B(K) Onk., M.Epid., MARS,
mengatakan, belum ada bukti penelitian bahwa implan maupun filler bisa
meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, keduanya justru bisa mempersulit
dokter saat mendeteksi payudara pada pasien.

“Bukan
meningkatkan risiko, tapi implan dan filler bisa menyulitkan atau mempersulit
pasien yang ingin melakukan deteksi dini kanker payudara,” katanya dalam
webinar baru-baru ini.

Baca Juga :  7 Manfaat ini Akan Terjadi Bila Anda Berhenti Minum Alkohol

Menurut
dr. Sonar dengan adanya implan atau filler bisa membuat sel kanker sulit
terdeteksi. Dari sisi risiko, kata dia, implan tidak mempengaruhi terjadinya
kanker.

“Baik
filler maupun implan keduanya ada di payudara. Tak ada implan pun kadang susah
deteksi sel kanker. Karena keduanya ada di jaringan payudara di dalam kelenjar.
Bayangkan kalau ada filler maupun implan, maka makin sulit jika sedang
dilakukan pemeriksaan,” paparnya.

Menurutnya,
filler lebih mempersulit deteksi sel kanker dibanding jika seseorang menanamkan
implan di payudara. Sebab implan bentuknya berupa kantong atau cangkang yang
ditanam di payudara. Sedangkan filler berupa suntikan.

“Karena
implan letaknya di kantong, maka waktu pemeriksaan sel kanker misalnya MRI,
kami di kedokteran ada teknik khusus sehingga jaringan payudara di luar implan
bisa terdeteksi. Nah kalau filler itu kan disuntik, jadi masuk di antara
jaringan, itu sangat susah mendeteksi sel kanker,” katanya.

Baca Juga :  Jika Terinfeksi 2 Kali, Kondisi Pasien Covid-19 Bisa Lebih Parah

“Filler
secara estetika dan kosmetik lebih banyak dilakukan di daerah wajah.
Kesimpulannya, baik filler maupun implan tak ada bukti meningkatkan risiko
namun menyulitkan dokter jika ingin melakukan deteksi dini kanker pada pasien,”
paparnya.

PROKALTENG.CO
– Dalam dunia kecantikan, sebagian kaum hawa melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan payudara dengan ukuran yang besar, kencang dan indah. Salah satunya
adalah dengan melakukan implan atau yang saat ini tengah populer yakni filler.
Sebagian orang masih menghubungkan antara risiko memperbesar payudara dengan
kanker, benarkah demikian?

Spesialis
Bedah Onkologi dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B(K) Onk., M.Epid., MARS,
mengatakan, belum ada bukti penelitian bahwa implan maupun filler bisa
meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, keduanya justru bisa mempersulit
dokter saat mendeteksi payudara pada pasien.

“Bukan
meningkatkan risiko, tapi implan dan filler bisa menyulitkan atau mempersulit
pasien yang ingin melakukan deteksi dini kanker payudara,” katanya dalam
webinar baru-baru ini.

Baca Juga :  7 Manfaat ini Akan Terjadi Bila Anda Berhenti Minum Alkohol

Menurut
dr. Sonar dengan adanya implan atau filler bisa membuat sel kanker sulit
terdeteksi. Dari sisi risiko, kata dia, implan tidak mempengaruhi terjadinya
kanker.

“Baik
filler maupun implan keduanya ada di payudara. Tak ada implan pun kadang susah
deteksi sel kanker. Karena keduanya ada di jaringan payudara di dalam kelenjar.
Bayangkan kalau ada filler maupun implan, maka makin sulit jika sedang
dilakukan pemeriksaan,” paparnya.

Menurutnya,
filler lebih mempersulit deteksi sel kanker dibanding jika seseorang menanamkan
implan di payudara. Sebab implan bentuknya berupa kantong atau cangkang yang
ditanam di payudara. Sedangkan filler berupa suntikan.

“Karena
implan letaknya di kantong, maka waktu pemeriksaan sel kanker misalnya MRI,
kami di kedokteran ada teknik khusus sehingga jaringan payudara di luar implan
bisa terdeteksi. Nah kalau filler itu kan disuntik, jadi masuk di antara
jaringan, itu sangat susah mendeteksi sel kanker,” katanya.

Baca Juga :  Jika Terinfeksi 2 Kali, Kondisi Pasien Covid-19 Bisa Lebih Parah

“Filler
secara estetika dan kosmetik lebih banyak dilakukan di daerah wajah.
Kesimpulannya, baik filler maupun implan tak ada bukti meningkatkan risiko
namun menyulitkan dokter jika ingin melakukan deteksi dini kanker pada pasien,”
paparnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru