26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jika Terinfeksi 2 Kali, Kondisi Pasien Covid-19 Bisa Lebih Parah

Sejumlah
kasus reinfeksi atau infeksi berulang pada pasien Covid-19 ditemukan di
sejumlah negara seperti Tiongkok dan Korea Selatan. Dan penelitian terbaru
menunjukkan pasien Covid-19 bisa mengalami gejala yang lebih parah pada kali
kedua mereka terinfeksi.

Menurut
penelitian, dilansir dari Science Alert, Jumat (16/10), ada kemungkinan untuk
tertular penyakit yang berpotensi mematikan lebih dari sekali. Sebuah studi
yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases memetakan kasus
infeksi ulang Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di Amerika Serikat. Ditemukan,
paparan virus mungkin tidak menjamin kekebalan di masa depan.

Pasien,
seorang pria Nevada, AS, berusia 25 tahun, terinfeksi dengan dua varian
SARS-CoV-2 yang berbeda dalam jangka waktu 48 hari. Infeksi kedua yang dia
alami lebih parah daripada yang pertama, mengakibatkan pasien dirawat di rumah
sakit dengan bantuan oksigen.

Baca Juga :  Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Jelang Vaksinasi Covid

Para
penulis mengatakan pasien AS tersebut bisa saja terpapar virus dalam jumlah
banyak (viral load) untuk kedua kalinya. Sehingga memicu reaksi yang lebih
akut. Atau, bisa jadi dia terserang jenis virus yang lebih ganas.

Makalah
itu mencatat 4 kasus infeksi ulang lainnya yang dikonfirmasi secara global,
dengan masing-masing satu pasien di Belgia, Belanda, Hong Kong dan Ekuador.
Para ahli mengatakan kemungkinan infeksi ulang dapat berdampak besar. Secara
khusus, temuan ini bisa saja memengaruhi perburuan vaksin penelitian farmasi
saat ini.

“Kemungkinan
infeksi ulang dapat memiliki implikasi yang signifikan, terutama jika tidak ada
vaksin yang efektif,” kata Peneliti Laboratorium Kesehatan Masyarakat Negara
Bagian Nevada dan penulis studi senior Mark Pandori.

Baca Juga :  Istri Melahirkan Bisa Sebabkan Daddy Blues, Kenali Gejalanya

“Kami
membutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami berapa lama kekebalan dapat
bertahan bagi orang yang terpapar SARS-CoV-2 dan mengapa beberapa dari infeksi
kedua ini, meski jarang, muncul sebagai lebih parah,” jelasnya.

Vaksin
bekerja dengan memicu respons kekebalan alami tubuh terhadap patogen tertentu,
mempersenjatai dengan antibodi untuk melawan gelombang infeksi di masa depan.
Tetapi sama sekali tidak jelas berapa lama antibodi Covid-19 bertahan.

Tapi,
para peneliti menunjukkan bahwa infeksi ulang dalam bentuk apa pun tergolong
jarang terjadi. Jumlahnya hanya segelintir kasus yang dikonfirmasi dari puluhan
juta infeksi Covid-19 secara global.

Sejumlah
kasus reinfeksi atau infeksi berulang pada pasien Covid-19 ditemukan di
sejumlah negara seperti Tiongkok dan Korea Selatan. Dan penelitian terbaru
menunjukkan pasien Covid-19 bisa mengalami gejala yang lebih parah pada kali
kedua mereka terinfeksi.

Menurut
penelitian, dilansir dari Science Alert, Jumat (16/10), ada kemungkinan untuk
tertular penyakit yang berpotensi mematikan lebih dari sekali. Sebuah studi
yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases memetakan kasus
infeksi ulang Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di Amerika Serikat. Ditemukan,
paparan virus mungkin tidak menjamin kekebalan di masa depan.

Pasien,
seorang pria Nevada, AS, berusia 25 tahun, terinfeksi dengan dua varian
SARS-CoV-2 yang berbeda dalam jangka waktu 48 hari. Infeksi kedua yang dia
alami lebih parah daripada yang pertama, mengakibatkan pasien dirawat di rumah
sakit dengan bantuan oksigen.

Baca Juga :  Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Jelang Vaksinasi Covid

Para
penulis mengatakan pasien AS tersebut bisa saja terpapar virus dalam jumlah
banyak (viral load) untuk kedua kalinya. Sehingga memicu reaksi yang lebih
akut. Atau, bisa jadi dia terserang jenis virus yang lebih ganas.

Makalah
itu mencatat 4 kasus infeksi ulang lainnya yang dikonfirmasi secara global,
dengan masing-masing satu pasien di Belgia, Belanda, Hong Kong dan Ekuador.
Para ahli mengatakan kemungkinan infeksi ulang dapat berdampak besar. Secara
khusus, temuan ini bisa saja memengaruhi perburuan vaksin penelitian farmasi
saat ini.

“Kemungkinan
infeksi ulang dapat memiliki implikasi yang signifikan, terutama jika tidak ada
vaksin yang efektif,” kata Peneliti Laboratorium Kesehatan Masyarakat Negara
Bagian Nevada dan penulis studi senior Mark Pandori.

Baca Juga :  Istri Melahirkan Bisa Sebabkan Daddy Blues, Kenali Gejalanya

“Kami
membutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami berapa lama kekebalan dapat
bertahan bagi orang yang terpapar SARS-CoV-2 dan mengapa beberapa dari infeksi
kedua ini, meski jarang, muncul sebagai lebih parah,” jelasnya.

Vaksin
bekerja dengan memicu respons kekebalan alami tubuh terhadap patogen tertentu,
mempersenjatai dengan antibodi untuk melawan gelombang infeksi di masa depan.
Tetapi sama sekali tidak jelas berapa lama antibodi Covid-19 bertahan.

Tapi,
para peneliti menunjukkan bahwa infeksi ulang dalam bentuk apa pun tergolong
jarang terjadi. Jumlahnya hanya segelintir kasus yang dikonfirmasi dari puluhan
juta infeksi Covid-19 secara global.

Terpopuler

Artikel Terbaru