26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ahli Kesehatan Waspadai Penularan Covid-19 dari Makanan Beku Kemasan

Selandia
Baru sudah menyatakan bebas kasus Covid-19 selama 100 hari. Tapi pada 11
Agustus, negara ini menemukan 4 kasus baru. Para ahli menduga, penularan
terjadi dari cemaran pada kemasan makanan beku.

Para
ahli kesehatan di negara itu menganggap kasus baru mereka ditulari dari kemasan
makanan beku seperti dilansir dari Science Times, Kamis (13/8). Saat ini,
pejabat kesehatan negara sedang menguji permukaan makanan beku di toko tempat salah
satu kasus baru ditemukan.

Akibatnya,
1,7 juta orang Auckland sekarang kembali di-lockdown. Petugas kesehatan bingung
dengan munculnya virus karena tidak ada penularan Covid-19 secara lokal dalam
lebih dari tiga bulan.

Direktur
Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield mengatakan bahwa mereka bekerja keras
untuk menyatukan potongan teka-teki tentang bagaimana 4 orang itu terinfeksi.
Para ahli melakukan pengujian permukaan makanan beku di Cold Store, toko
penyimpanan makana berpendingin milik Americold Realty Trust yang berbasis di
Atlanta, Georgia.

Baca Juga :  Makan Lebih Banyak Protein Tak Menguntungkan Tubuh

Masih
belum jelas apakah pria itu tertular di sana atau bagaimana virus itu masuk ke
gudang pendingin. “Virus diketahui dapat bertahan hidup pada suhu dingin dan
berada di dalam lingkungan berpendingin untuk beberapa waktu,” kata Bloomfield.

Tiongkok
pun sebelumnya pernah salah sangka melaporkan kasus baru virus Korona, yang
diduga berasal dari salmon impor, dan memicu kepanikan yang memengaruhi
industri ikan. Ternyata ikan tersebut tidak mengandung virus.

Namun,
kasus baru di Selandia Baru tampaknya mengarah pada kemasan makanan. Meskipun
belum ada kasus yang terbukti, tapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan
kemungkinan itu bisa terjadi.

Kini
polisi telah memasang penghalang jalan untuk mencegah warga meninggalkan kota,
dan supermarket mulai menjatah penjualan barang mereka. Akibat penguncian,
antrean pelacakan terlihat untuk dilakukan pengujian tes swab pada 200 orang
yang kontak dengan 4 orang tersebut.

Baca Juga :  Empat Cara Atasi Sakit Kepala Jelang Datang Bulan

Selandia
Baru sudah menyatakan bebas kasus Covid-19 selama 100 hari. Tapi pada 11
Agustus, negara ini menemukan 4 kasus baru. Para ahli menduga, penularan
terjadi dari cemaran pada kemasan makanan beku.

Para
ahli kesehatan di negara itu menganggap kasus baru mereka ditulari dari kemasan
makanan beku seperti dilansir dari Science Times, Kamis (13/8). Saat ini,
pejabat kesehatan negara sedang menguji permukaan makanan beku di toko tempat salah
satu kasus baru ditemukan.

Akibatnya,
1,7 juta orang Auckland sekarang kembali di-lockdown. Petugas kesehatan bingung
dengan munculnya virus karena tidak ada penularan Covid-19 secara lokal dalam
lebih dari tiga bulan.

Direktur
Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield mengatakan bahwa mereka bekerja keras
untuk menyatukan potongan teka-teki tentang bagaimana 4 orang itu terinfeksi.
Para ahli melakukan pengujian permukaan makanan beku di Cold Store, toko
penyimpanan makana berpendingin milik Americold Realty Trust yang berbasis di
Atlanta, Georgia.

Baca Juga :  Makan Lebih Banyak Protein Tak Menguntungkan Tubuh

Masih
belum jelas apakah pria itu tertular di sana atau bagaimana virus itu masuk ke
gudang pendingin. “Virus diketahui dapat bertahan hidup pada suhu dingin dan
berada di dalam lingkungan berpendingin untuk beberapa waktu,” kata Bloomfield.

Tiongkok
pun sebelumnya pernah salah sangka melaporkan kasus baru virus Korona, yang
diduga berasal dari salmon impor, dan memicu kepanikan yang memengaruhi
industri ikan. Ternyata ikan tersebut tidak mengandung virus.

Namun,
kasus baru di Selandia Baru tampaknya mengarah pada kemasan makanan. Meskipun
belum ada kasus yang terbukti, tapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan
kemungkinan itu bisa terjadi.

Kini
polisi telah memasang penghalang jalan untuk mencegah warga meninggalkan kota,
dan supermarket mulai menjatah penjualan barang mereka. Akibat penguncian,
antrean pelacakan terlihat untuk dilakukan pengujian tes swab pada 200 orang
yang kontak dengan 4 orang tersebut.

Baca Juga :  Empat Cara Atasi Sakit Kepala Jelang Datang Bulan

Terpopuler

Artikel Terbaru