30.6 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Jambu Biji Bisa Cegah Penularan Virus Korona

Selain empon-empon,
jambu biji ternyata bisa menjadi benteng pertahanan tubuh dari virus korona
baru. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) merilis penemuan itu
kemarin (13/3).

Dekan FKUI Ari
Fahrial Syam menuturkan, Gabungan Kelompok Peneliti Kedokteran yang terdiri
atas peneliti di FKUI, Fakultas Farmasi UI, dan IPB menemukan bahwa jambu biji
mengandung senyawa yang cukup lengkap untuk menghambat persebaran Covid-19.

Ari
mengungkapkan, pihaknya memanfaatkan teknologi bioinformatika. Setelah meneliti
struktur genom dari virus, peneliti melakukan pencocokan dengan berbagai daftar
senyawa yang bisa menghambat Covid-19.

Pencocokan
memakai metode molecular docking dengan menggabungkan dua senyawa. Tim lantas
mendapatkan daftar senyawa yang bisa melawan Covid-19. ”Komponen pada jambu
biji cukup lengkap sebagai bahan alam yang bisa mencegah, paling tidak
mengurangi, penyebaran,” katanya.

Baca Juga :  Ini Alasan Scrub Badan Dilarang Dipakai di Wajah

Meski demikian,
Ari menjelaskan, hal tersebut baru studi bioinformatika. Tetap diperlukan studi
lanjutan untuk menemukan komponen yang bisa menjadi obat Covid-19. Salah seorang
anggota tim peneliti, Fadilah, mengungkapkan bahwa jambu biji bisa dikonsumsi
tanpa cara khusus. Bisa dimakan langsung atau dijadikan jus.

Berdasar hasil
skrining, aktivitas terhadap ratusan protein dan ribuan senyawa herbal terkait
mekanisme kerja virus, diperoleh beberapa golongan senyawa yang berpotensi
menghambat dan mencegah virus korona baru untuk menginfeksi manusia. ”Golongan
senyawa tersebut, antara lain, hesperidin, kuersetin, rhamnetin, kaempferol,
dan myricetin yang terkandung dalam jambu biji (daging buah merah muda), kulit
jeruk, dan daun kelor,” jelas Fadilah.

Menurut Rafika
Indah Paramita yang juga ikut meneliti, cara kerja senyawa tersebut adalah
memotong salah satu struktur genom milik Covid-19 yang disebut spike.

Baca Juga :  Waspada! Musim Kemarau, Penyakit ISPA Meningkat

Bentuknya mirip
duri atau tanduk. Fungsi spike itu adalah menyambung sel Covid-19 dengan
reseptor yang dimiliki manusia. Hesperidin dkk bertugas untuk memotong kontak
antara spike dan reseptor sel manusia. Dengan begitu, virus gagal menyebar.
”Virus ini kan juga butuh memperbanyak diri. Jadi, spike ini salah satunya
berfungsi memperbanyak diri. Jika virus sudah tidak bisa kontak dengan reseptor
manusia, proses memperbanyak ini akan gagal. Seharusnya sel virus akan mati,”
jelas Rafika.(jpc)

 

Selain empon-empon,
jambu biji ternyata bisa menjadi benteng pertahanan tubuh dari virus korona
baru. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) merilis penemuan itu
kemarin (13/3).

Dekan FKUI Ari
Fahrial Syam menuturkan, Gabungan Kelompok Peneliti Kedokteran yang terdiri
atas peneliti di FKUI, Fakultas Farmasi UI, dan IPB menemukan bahwa jambu biji
mengandung senyawa yang cukup lengkap untuk menghambat persebaran Covid-19.

Ari
mengungkapkan, pihaknya memanfaatkan teknologi bioinformatika. Setelah meneliti
struktur genom dari virus, peneliti melakukan pencocokan dengan berbagai daftar
senyawa yang bisa menghambat Covid-19.

Pencocokan
memakai metode molecular docking dengan menggabungkan dua senyawa. Tim lantas
mendapatkan daftar senyawa yang bisa melawan Covid-19. ”Komponen pada jambu
biji cukup lengkap sebagai bahan alam yang bisa mencegah, paling tidak
mengurangi, penyebaran,” katanya.

Baca Juga :  Ini Alasan Scrub Badan Dilarang Dipakai di Wajah

Meski demikian,
Ari menjelaskan, hal tersebut baru studi bioinformatika. Tetap diperlukan studi
lanjutan untuk menemukan komponen yang bisa menjadi obat Covid-19. Salah seorang
anggota tim peneliti, Fadilah, mengungkapkan bahwa jambu biji bisa dikonsumsi
tanpa cara khusus. Bisa dimakan langsung atau dijadikan jus.

Berdasar hasil
skrining, aktivitas terhadap ratusan protein dan ribuan senyawa herbal terkait
mekanisme kerja virus, diperoleh beberapa golongan senyawa yang berpotensi
menghambat dan mencegah virus korona baru untuk menginfeksi manusia. ”Golongan
senyawa tersebut, antara lain, hesperidin, kuersetin, rhamnetin, kaempferol,
dan myricetin yang terkandung dalam jambu biji (daging buah merah muda), kulit
jeruk, dan daun kelor,” jelas Fadilah.

Menurut Rafika
Indah Paramita yang juga ikut meneliti, cara kerja senyawa tersebut adalah
memotong salah satu struktur genom milik Covid-19 yang disebut spike.

Baca Juga :  Waspada! Musim Kemarau, Penyakit ISPA Meningkat

Bentuknya mirip
duri atau tanduk. Fungsi spike itu adalah menyambung sel Covid-19 dengan
reseptor yang dimiliki manusia. Hesperidin dkk bertugas untuk memotong kontak
antara spike dan reseptor sel manusia. Dengan begitu, virus gagal menyebar.
”Virus ini kan juga butuh memperbanyak diri. Jadi, spike ini salah satunya
berfungsi memperbanyak diri. Jika virus sudah tidak bisa kontak dengan reseptor
manusia, proses memperbanyak ini akan gagal. Seharusnya sel virus akan mati,”
jelas Rafika.(jpc)

 

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru