28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Mayoritas Anak-Anak Positif Covid-19 Tidak Bergejala

Pencegahan persebaran Covid-19 harus melibatkan semua
pihak. Termasuk bunda pengajar pendidikan anak usia dini (PAUD). Mereka
diharapkan dapat mengedukasi anak-anak dan orang tua. Apalagi, persentase
kematian anak-anak yang terpapar virus korona baru di Indonesia lebih tinggi
daripada dunia.

Pakar kesehatan anak RSUD dr Soetomo dr Leny Kartina SpAK
menerangkan bahwa saat ini persentase kematian anak-anak yang terpapar Covid-19
di dunia adalah 0,1–0,2 persen. Sementara itu, di Indonesia angkanya mencapai
1,1 persen.

”Ini yang patut diwaspadai. Bunda-bunda PAUD ini memiliki
peran yang sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Terutama ke orang tua,” ujarnya dalam acara seminar secara daring yang digelar
Unair-UNICEF pada Sabtu (3/10).

Menurut Leny, penularan utama Covid-19 kepada anak-anak
itu diketahui berasal dari keluarga dekat. Yakni, orang tua atau saudara yang
tinggal dalam satu rumah. Ditambah, gejala klinis anak yang terinfeksi Covid-19
tidak sama dengan orang dewasa. ”Dari 2.143 anak yang terkonfirmasi positif, 90
persen mempunyai gejala asimtomatik (tidak memberikan gejala klinis apa pun,
Red), gejala ringan, dan sedang,” katanya.

Baca Juga :  Pemerintah Lengkapi Payung Hukum Pengadaan Vaksin Covid-19

Karena itu, dia meminta bunda PAUD harus mengenali gejala
pada anak-anak yang lebih bervariatif. Di antaranya, gejala saluran napas atau
demam. ”Ada juga yang memiliki gejala tidak dijumpai pada orang dewasa, yaitu
gejala menyerupai penyakit Kawasaki,” tuturnya.

Gejala penyakit Kawasaki itu, antara lain, kulit anak
muncul bercak-bercak merah, bibir pecah-pecah, mata merah, dan kulit ujung jari
yang melepuh. ”Ini yang belum banyak diketahui. Harus diwaspadai,” ucapnya.

Dia juga menyebutkan bahwa anak balita yang positif
Covid-19 bisa menularkan kepada orang lain melalui feses, urine, dan saliva.
”Jadi, jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti popok
bayi,” tambahnya.

Kekhawatiran Leny Kartina itu juga dikuatkan dengan data
yang disajikan person in charge (PIC) Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat
Membangun Generasi Cemerlang Berbasis Keluarga (Geliat) Universitas Airlangga
Surabaya dr Dr Nyoman Anita Damayanti MS.

Baca Juga :  Diet atau Olahraga, Mana yang Lebih Baik untuk Menurunkan Berat Badan?

Menurut dia, data per 15 September 2020, jumlah anak-anak
usia 0–9 tahun di Jawa Timur yang positif terinfeksi Covid-19 mencapai 1.412
anak, sedangkan anak-anak usia 10–19 tahun tercatat 2.472 anak. Sementara itu,
ada 170 balita (1–4 tahun) di Jawa Timur yang terkena Covid-19 hingga 14 Juli.
Meskipun tercatat 39 persen (67 anak) yang dinyatakan sembuh, tingkat kematian
mencapai 1 persen (1 anak).

Koordinator Program Studi S-3 Kesehatan Masyarakat Unair
Surabaya tersebut juga memaparkan, masih tingginya persentase anak-anak usia
12–23 bulan di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap (IDL)
menambah kerentanan anak terhadap paparan Covid-19. ”Padahal, imunisasi
tersebut dibutuhkan sekali oleh balita untuk meningkatkan daya tahan tubuh
mereka dari berbagai ancaman penyakit yang dapat diatasi dengan imunisasi
(PD3I),” katanya.

Pencegahan persebaran Covid-19 harus melibatkan semua
pihak. Termasuk bunda pengajar pendidikan anak usia dini (PAUD). Mereka
diharapkan dapat mengedukasi anak-anak dan orang tua. Apalagi, persentase
kematian anak-anak yang terpapar virus korona baru di Indonesia lebih tinggi
daripada dunia.

Pakar kesehatan anak RSUD dr Soetomo dr Leny Kartina SpAK
menerangkan bahwa saat ini persentase kematian anak-anak yang terpapar Covid-19
di dunia adalah 0,1–0,2 persen. Sementara itu, di Indonesia angkanya mencapai
1,1 persen.

”Ini yang patut diwaspadai. Bunda-bunda PAUD ini memiliki
peran yang sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Terutama ke orang tua,” ujarnya dalam acara seminar secara daring yang digelar
Unair-UNICEF pada Sabtu (3/10).

Menurut Leny, penularan utama Covid-19 kepada anak-anak
itu diketahui berasal dari keluarga dekat. Yakni, orang tua atau saudara yang
tinggal dalam satu rumah. Ditambah, gejala klinis anak yang terinfeksi Covid-19
tidak sama dengan orang dewasa. ”Dari 2.143 anak yang terkonfirmasi positif, 90
persen mempunyai gejala asimtomatik (tidak memberikan gejala klinis apa pun,
Red), gejala ringan, dan sedang,” katanya.

Baca Juga :  Pemerintah Lengkapi Payung Hukum Pengadaan Vaksin Covid-19

Karena itu, dia meminta bunda PAUD harus mengenali gejala
pada anak-anak yang lebih bervariatif. Di antaranya, gejala saluran napas atau
demam. ”Ada juga yang memiliki gejala tidak dijumpai pada orang dewasa, yaitu
gejala menyerupai penyakit Kawasaki,” tuturnya.

Gejala penyakit Kawasaki itu, antara lain, kulit anak
muncul bercak-bercak merah, bibir pecah-pecah, mata merah, dan kulit ujung jari
yang melepuh. ”Ini yang belum banyak diketahui. Harus diwaspadai,” ucapnya.

Dia juga menyebutkan bahwa anak balita yang positif
Covid-19 bisa menularkan kepada orang lain melalui feses, urine, dan saliva.
”Jadi, jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti popok
bayi,” tambahnya.

Kekhawatiran Leny Kartina itu juga dikuatkan dengan data
yang disajikan person in charge (PIC) Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat
Membangun Generasi Cemerlang Berbasis Keluarga (Geliat) Universitas Airlangga
Surabaya dr Dr Nyoman Anita Damayanti MS.

Baca Juga :  Diet atau Olahraga, Mana yang Lebih Baik untuk Menurunkan Berat Badan?

Menurut dia, data per 15 September 2020, jumlah anak-anak
usia 0–9 tahun di Jawa Timur yang positif terinfeksi Covid-19 mencapai 1.412
anak, sedangkan anak-anak usia 10–19 tahun tercatat 2.472 anak. Sementara itu,
ada 170 balita (1–4 tahun) di Jawa Timur yang terkena Covid-19 hingga 14 Juli.
Meskipun tercatat 39 persen (67 anak) yang dinyatakan sembuh, tingkat kematian
mencapai 1 persen (1 anak).

Koordinator Program Studi S-3 Kesehatan Masyarakat Unair
Surabaya tersebut juga memaparkan, masih tingginya persentase anak-anak usia
12–23 bulan di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap (IDL)
menambah kerentanan anak terhadap paparan Covid-19. ”Padahal, imunisasi
tersebut dibutuhkan sekali oleh balita untuk meningkatkan daya tahan tubuh
mereka dari berbagai ancaman penyakit yang dapat diatasi dengan imunisasi
(PD3I),” katanya.

Terpopuler

Artikel Terbaru