26.6 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Membedakan Nyeri Jelang Menstruasi dengan Nyeri akibat Tumor Payudara

Bagi
sebagian perempuan, masa-masa menjelang haid ditandai dengan mastalgia alias
rasa nyeri yang muncul di payudara. Bagaimana cara membedakan nyeri biasa
tersebut dengan nyeri yang harus diwaspadai saat melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (Sadari)?

Dokter
Nadhira Afifa, alumus Universitas Harvard mengatakan, salah satu ciri kanker
payudara yang bisa dideteksi lewat Sadari adalah adanya benjolan. ”Benjolan ini
biasanya tepinya tegas, berbentuk bulat dan keras, tidak bisa digeser-geser
(immobile),” kata Nadhira seperti dilansir dari Antara di Wardah Beauty Fest,
Minggu (4/10).

Dia
menjelaskan, benjolan yang bersifat kanker biasanya tidak terasa nyeri. Namun
bila terasa nyeri, bisa jadi benjolan itu sebetulnya tumor jinak atau akibat
dari infeksi, hal lain di luar kanker. Ciri lain dari kanker payudara, adalah
kulit yang mengerut seperti kulit jeruk. Selain itu, puting pun masuk ke dalam
dan di sekitarnya mengerut.

Baca Juga :  Lawan Sakit Gigi dengan 3 Resep Tradisional Rumahan

”Payudara
juga mengeluarkan cairan, biasanya berupa darah,” tutur Nadhira.

Nadhira
mengingatkan kepada setiap perempuan untuk aktif melalukan deteksi dini dengan
Sadari, memeriksa apakah ada perubahan pada payudara yang harus diperiksa
dokter.

Dia
menambahkan, sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada perempuan
berusia di atas 50 tahun. Selain usia, faktor lain yang membuat seseorang
berisiko terkena kanker payudara adalah genetika.

”Mereka
yang punya riwayat keluarga mengalami kanker payudara juga berisiko terkena hal
yang sama. Pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu panjang, perempuan
yang haid di bawah umur 12 tahun, dan punya riwayat tumor jinak juga lebih
berisiko,” ujar Nadhira.

Penyakit
itu juga berisiko dialami orang yang melahirkan pertama kali di atas umur 35
tahun, menopause di atas usia 52 tahun, serta menjalani gaya hidup tak sehat
yang berakibat obesitas, merokok, dan jarang berolahraga.

Baca Juga :  Waspada, 3 Penyakit Mematikan Ini Akibat Polusi Udara

Menurut
dia, rajin berolahraga, mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan
serta alkohol juga memperbanyak konsumsi sayur dan buah merupakan upaya untuk
mencegah risiko terkena kanker.

Bagi
sebagian perempuan, masa-masa menjelang haid ditandai dengan mastalgia alias
rasa nyeri yang muncul di payudara. Bagaimana cara membedakan nyeri biasa
tersebut dengan nyeri yang harus diwaspadai saat melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (Sadari)?

Dokter
Nadhira Afifa, alumus Universitas Harvard mengatakan, salah satu ciri kanker
payudara yang bisa dideteksi lewat Sadari adalah adanya benjolan. ”Benjolan ini
biasanya tepinya tegas, berbentuk bulat dan keras, tidak bisa digeser-geser
(immobile),” kata Nadhira seperti dilansir dari Antara di Wardah Beauty Fest,
Minggu (4/10).

Dia
menjelaskan, benjolan yang bersifat kanker biasanya tidak terasa nyeri. Namun
bila terasa nyeri, bisa jadi benjolan itu sebetulnya tumor jinak atau akibat
dari infeksi, hal lain di luar kanker. Ciri lain dari kanker payudara, adalah
kulit yang mengerut seperti kulit jeruk. Selain itu, puting pun masuk ke dalam
dan di sekitarnya mengerut.

Baca Juga :  Lawan Sakit Gigi dengan 3 Resep Tradisional Rumahan

”Payudara
juga mengeluarkan cairan, biasanya berupa darah,” tutur Nadhira.

Nadhira
mengingatkan kepada setiap perempuan untuk aktif melalukan deteksi dini dengan
Sadari, memeriksa apakah ada perubahan pada payudara yang harus diperiksa
dokter.

Dia
menambahkan, sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada perempuan
berusia di atas 50 tahun. Selain usia, faktor lain yang membuat seseorang
berisiko terkena kanker payudara adalah genetika.

”Mereka
yang punya riwayat keluarga mengalami kanker payudara juga berisiko terkena hal
yang sama. Pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu panjang, perempuan
yang haid di bawah umur 12 tahun, dan punya riwayat tumor jinak juga lebih
berisiko,” ujar Nadhira.

Penyakit
itu juga berisiko dialami orang yang melahirkan pertama kali di atas umur 35
tahun, menopause di atas usia 52 tahun, serta menjalani gaya hidup tak sehat
yang berakibat obesitas, merokok, dan jarang berolahraga.

Baca Juga :  Waspada, 3 Penyakit Mematikan Ini Akibat Polusi Udara

Menurut
dia, rajin berolahraga, mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan
serta alkohol juga memperbanyak konsumsi sayur dan buah merupakan upaya untuk
mencegah risiko terkena kanker.

Terpopuler

Artikel Terbaru