32.5 C
Jakarta
Tuesday, April 15, 2025

Mengenal Leukemia, Penyakit Ani Yudhoyono

Kanker memang masih menjadi
salah satu penyakit mematikan di dunia. Kanker jugalah yang menyebabkan
mantan Ibu Negara ke-6, Ani Yudhoyono, meninggal dunia pada umur 67 tahun.

Almarhumah melawan kanker
darahnya selama 4 bulan di Singapura sejak 2 Februari 2019 dan berakhir pada tanggal
1 Juni 2019. Dalam penjelasannya kepada JawaPos.com, Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr H Ari Fahrial Syam,
SpPD-KGEH, MMB, ikut mengupas penyakit kanker darah yang diderita Ani
Yudhoyono.

“Pada awal pemberitaan Pak
SBY sempat memberikan keterangan pers bahwa ibu Ani menderita kanker darah.
Kanker darah atau blood cancer sendiri sebenarnya dibagi menjadi tiga
yaitu leukemia, limfoma dan myeloma,” jelas dr Ari, Minggu (2/6).

Ani Yudhoyono sendiri
menderita leukemia. Leukemia menyerang sumsum tulang, limfoma menyerang
kelenjar getah bening dan myeloma menyerang sel plasma. Leukemia bisa terjadi
secara akut. Umur harapan hidup pasien leukemia kronik lebih baik dari pada
leukemia akut.

ANAK OPEN

1.   
Perjalanan Gejala Leukemia Gerogoti Pasien

Secara umum, pasien dengan
leukemia kronik yang tetap minum obat, memiliki angka harapan hidup
atau survival rate 5 tahun dengan capaian di atas 90 persen. Leukemia
sendiri memang sering diderita pasien di atas usia 55 tahun dan pasien di bawah
20 tahun. “Semakin tua usia semakin rendah umur harapan hidupnya,” ujarnya.

Baca Juga :  Waspadai 5 Gejala Ringan Covid-19 Ini yang Sering Tak Disadari

Pada leukemia, sel-sel
kanker menyerang sumsum tulang sehingga menekan produksi sel darah merah dan
trombosit. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. “Secara umum
pasien leukemia datang dengan anemia atau pucat karena hemoglobin yang rendah.
Pasien juga bisa datang karena nyeri tulang. Seperti yang disampaikan oleh Pak
SBY pada saat pemberitaan awal bahwa Ibu Ani dirawat karena adanya keluhan
nyeri punggung,” jelasnya.

Selain itu, pasien dengan
leukemia mengeluh lemas, cepat lelah, dan sakit kepala. Penderita leukemia juga
mempunyai keluhan seperti demam, keringat malam dan seperti gejala sakit flu.
Daya tahan tubuh yang menurun juga menyebabkan pasien rentan mengalami infeksi.

Perdarahan seperti mimisan
atau gusi berdarah juga bisa dialami karena berhubungan dengan sistim pembekuan
darah pasien. Leukemia yang menggerogoti tubuh juga membuat nafsu makan menurun
sehingga mengalami penurunan berat badan. “Pada pemeriksaan fisik dokter bisa
saja menemukan, pembengkakan pada liver dan limpa,” ujarnya.

Diagnosis pasien leukemia
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan
pemeriksaan sumsum tulang. Hasil pemeriksaan tulang bisa menentukan jenis
leukemia yang terjadi.

Baca Juga :  Benarkah Asap Rokok Bisa Bikin Mimisan?

ANAK OPEN

2.   
Penyebab Leukemia dan Pengobatannya

Secara umum penyebab kanker
memang bermacam-macam, khusus untuk leukemia faktor genetik dan lingkungan
menjadi risiko untuk terjadinya leukemia. Riwayat terkena radiasi atau zat
kimia seperti benzene. “Memang secara khusus tidak bisa ditentukan kenapa
seseorang mengalami leukemia,” kata dr Ari.

Sedangkan untuk pengobatan
leukemia bisa dilakukan dengan kemoterapi. Selain itu, dilengkapi dengan
kombinasi obat, biological therapy, targeted therapy serta
transplantasi sumsum tulang.

“Almarhumah Ibu Ani
Yudhoyono belum sempat menjalani transplantasi sumsum tulang. Ada hikmah yang
dapat diambil dari perjalanan penyakit kanker almarhum Ibu Ani ini, bahwa
masyarakat harus peduli terhadap gangguan kesehatan yang terjadi dan
memeriksaan kesehatan secara rutin apalagi ada riwayat kanker sebelumnya,” ujar
dr Ari.

Secara umum untuk
menghindari dari berbagai penyakit khususnya penyakit kanker, masyarakat
diminta hidup teratur, dengan menghindari gaya hidup yang tidak sehat seperti
tidak merokok dan tidak minum alkohol. Hidup tidak ngoyo dan menghindari stres
yang berlebihan apalagi jika sudah usia lanjut atau berumur di atas 60 tahun.

“Selamat jalan Ibu Ani
Yudhoyono, semoga husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan tabah dalam
menerima cobaan ini,” tutupnya.

 

Kanker memang masih menjadi
salah satu penyakit mematikan di dunia. Kanker jugalah yang menyebabkan
mantan Ibu Negara ke-6, Ani Yudhoyono, meninggal dunia pada umur 67 tahun.

Almarhumah melawan kanker
darahnya selama 4 bulan di Singapura sejak 2 Februari 2019 dan berakhir pada tanggal
1 Juni 2019. Dalam penjelasannya kepada JawaPos.com, Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr H Ari Fahrial Syam,
SpPD-KGEH, MMB, ikut mengupas penyakit kanker darah yang diderita Ani
Yudhoyono.

“Pada awal pemberitaan Pak
SBY sempat memberikan keterangan pers bahwa ibu Ani menderita kanker darah.
Kanker darah atau blood cancer sendiri sebenarnya dibagi menjadi tiga
yaitu leukemia, limfoma dan myeloma,” jelas dr Ari, Minggu (2/6).

Ani Yudhoyono sendiri
menderita leukemia. Leukemia menyerang sumsum tulang, limfoma menyerang
kelenjar getah bening dan myeloma menyerang sel plasma. Leukemia bisa terjadi
secara akut. Umur harapan hidup pasien leukemia kronik lebih baik dari pada
leukemia akut.

ANAK OPEN

1.   
Perjalanan Gejala Leukemia Gerogoti Pasien

Secara umum, pasien dengan
leukemia kronik yang tetap minum obat, memiliki angka harapan hidup
atau survival rate 5 tahun dengan capaian di atas 90 persen. Leukemia
sendiri memang sering diderita pasien di atas usia 55 tahun dan pasien di bawah
20 tahun. “Semakin tua usia semakin rendah umur harapan hidupnya,” ujarnya.

Baca Juga :  Waspadai 5 Gejala Ringan Covid-19 Ini yang Sering Tak Disadari

Pada leukemia, sel-sel
kanker menyerang sumsum tulang sehingga menekan produksi sel darah merah dan
trombosit. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. “Secara umum
pasien leukemia datang dengan anemia atau pucat karena hemoglobin yang rendah.
Pasien juga bisa datang karena nyeri tulang. Seperti yang disampaikan oleh Pak
SBY pada saat pemberitaan awal bahwa Ibu Ani dirawat karena adanya keluhan
nyeri punggung,” jelasnya.

Selain itu, pasien dengan
leukemia mengeluh lemas, cepat lelah, dan sakit kepala. Penderita leukemia juga
mempunyai keluhan seperti demam, keringat malam dan seperti gejala sakit flu.
Daya tahan tubuh yang menurun juga menyebabkan pasien rentan mengalami infeksi.

Perdarahan seperti mimisan
atau gusi berdarah juga bisa dialami karena berhubungan dengan sistim pembekuan
darah pasien. Leukemia yang menggerogoti tubuh juga membuat nafsu makan menurun
sehingga mengalami penurunan berat badan. “Pada pemeriksaan fisik dokter bisa
saja menemukan, pembengkakan pada liver dan limpa,” ujarnya.

Diagnosis pasien leukemia
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan
pemeriksaan sumsum tulang. Hasil pemeriksaan tulang bisa menentukan jenis
leukemia yang terjadi.

Baca Juga :  Benarkah Asap Rokok Bisa Bikin Mimisan?

ANAK OPEN

2.   
Penyebab Leukemia dan Pengobatannya

Secara umum penyebab kanker
memang bermacam-macam, khusus untuk leukemia faktor genetik dan lingkungan
menjadi risiko untuk terjadinya leukemia. Riwayat terkena radiasi atau zat
kimia seperti benzene. “Memang secara khusus tidak bisa ditentukan kenapa
seseorang mengalami leukemia,” kata dr Ari.

Sedangkan untuk pengobatan
leukemia bisa dilakukan dengan kemoterapi. Selain itu, dilengkapi dengan
kombinasi obat, biological therapy, targeted therapy serta
transplantasi sumsum tulang.

“Almarhumah Ibu Ani
Yudhoyono belum sempat menjalani transplantasi sumsum tulang. Ada hikmah yang
dapat diambil dari perjalanan penyakit kanker almarhum Ibu Ani ini, bahwa
masyarakat harus peduli terhadap gangguan kesehatan yang terjadi dan
memeriksaan kesehatan secara rutin apalagi ada riwayat kanker sebelumnya,” ujar
dr Ari.

Secara umum untuk
menghindari dari berbagai penyakit khususnya penyakit kanker, masyarakat
diminta hidup teratur, dengan menghindari gaya hidup yang tidak sehat seperti
tidak merokok dan tidak minum alkohol. Hidup tidak ngoyo dan menghindari stres
yang berlebihan apalagi jika sudah usia lanjut atau berumur di atas 60 tahun.

“Selamat jalan Ibu Ani
Yudhoyono, semoga husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan tabah dalam
menerima cobaan ini,” tutupnya.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru