26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kurang Tidur Sebabkan Emosi Berlebihan

MUNGKIN Anda
pernah mendengar pernyataan bahwa kurang tidur bisa memengaruhi suasana hati.
Ternyata, menurut dr. Seruni Mentari Putri dari KlikDokter, hal tersebut bukan
isapan jempol belaka.

Menurutnya, mengantuk karena
kurang tidur atau tidak tidur memang bisa membuat suasana hati jadi berantakan.
Pada akhirnya, hal tersebut bisa membuat seseorang mengalami buncahan emosi
yang berlebihan.

“Ini berhubungan dengan
hormon serotonin atau hormon kesenangan. Kalau Anda tidur, hormon bahagia dalam
tubuh akan meningkat. Tapi jika tidak tidur, baik selama 24, 48, atau 72 jam,
hormon serotonin bisa menurun. Akhirnya, orang yang kurang atau tidak tidur
menjadi lebih cranky, mudah emosi, dan pusing,” ungkap dr. Seruni.

Dikatakan oleh dr. Seruni, hal
tersebut bisa terjadi karena otak yang kurang istirahat. Nah, otak yang kurang
isitrahat tidak bisa beregenerasi dengan sempurna, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan hormon.

“Ibaratnya tubuh dan otak itu
seperti ponsel yang baterainya perlu diisi ulang untuk mengembalikan kekuatan.
Pada manusia, tidur adalah proses ‘isi ulang’ untuk regenerasi sel dan saraf di
otak. Kalau kurang atau tidak tidur, proses tersebut akan kacau, sehingga
menyebabkan hormon tidak seimbang dan jadi mudah uring-uringan,” seperti
dijelaskan oleh dr. Seruni.

Baca Juga :  4 Kiat Memilih Sampo yang Tepat untuk Rambut Keriting

Pernyataan yang sama juga
dituliskan sebuah penelitian yang dipublikasikan di “Journal of Experimental
Psychology”. Peneliti yang terlibat, Zlatan Krisan, PhD, mengatakan bahwa
orang-orang yang kurang waktu tidur menunjukkan adanya peningkatan amarah dan
tingkat stres.

Seiring dengan berjalannya
waktu, hal tersebut bisa menyebabkan kesulitan beradaptasi terhadap situasi
tertentu.

Contohnya, ada beberapa
situasi atau kondisi yang bisa ditangani secara baik ketika seseorang
mendapatkan waktu tidur yang cukup. Akan tetapi, bagi mereka yang kurang tidur,
situasi tersebut bisa saja sulit ditaklukkan.

Dengan kata lain, situasi yang
seharusnya mudah bisa menjadi sulit apabila seseorang dalam kondisi kurang
tidur. Pada akhirnya, itu bisa memunculkan perasaan frustasi dan amarah. Kurang
tidur juga bisa meningkatkan emosi negatif lainnya.

Baca Juga :  Kulit Pisang Bantu Menurunkan Berat Badan

Tak berhenti di situ, kurang
tidur dan kualitas tidur yang buruk juga telah lama dikaitkan dengan berbagai
gangguan fisik, mental, maupun emosional. Dalam jangka pendek, kurang tidur
dapat meningkatkan emosi negatif seperti ansietas, kegelisahan, dan perasaan
sedih.

Selain itu, kurang tidur juga
dapat menurunkan berbagai emosi positif seperti kebahagiaan, antusiasme dan
rasa gembira.

Kesimpulannya, mengantuk
akibat kurang tidur memang bisa sebabkan emosi berlebihan, yaitu berdampak pada
kemampuan dalam mengontrol suasana hati dan emosi. Oleh karena itu, agar
suasana hati serta daya fokus tetap terjaga, upayakan untuk selalu mendapatkan
waktu tidur yang cukup, yaitu selama 7-8 jam setiap harinya.(NB/RN/klikdokter)

MUNGKIN Anda
pernah mendengar pernyataan bahwa kurang tidur bisa memengaruhi suasana hati.
Ternyata, menurut dr. Seruni Mentari Putri dari KlikDokter, hal tersebut bukan
isapan jempol belaka.

Menurutnya, mengantuk karena
kurang tidur atau tidak tidur memang bisa membuat suasana hati jadi berantakan.
Pada akhirnya, hal tersebut bisa membuat seseorang mengalami buncahan emosi
yang berlebihan.

“Ini berhubungan dengan
hormon serotonin atau hormon kesenangan. Kalau Anda tidur, hormon bahagia dalam
tubuh akan meningkat. Tapi jika tidak tidur, baik selama 24, 48, atau 72 jam,
hormon serotonin bisa menurun. Akhirnya, orang yang kurang atau tidak tidur
menjadi lebih cranky, mudah emosi, dan pusing,” ungkap dr. Seruni.

Dikatakan oleh dr. Seruni, hal
tersebut bisa terjadi karena otak yang kurang istirahat. Nah, otak yang kurang
isitrahat tidak bisa beregenerasi dengan sempurna, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan hormon.

“Ibaratnya tubuh dan otak itu
seperti ponsel yang baterainya perlu diisi ulang untuk mengembalikan kekuatan.
Pada manusia, tidur adalah proses ‘isi ulang’ untuk regenerasi sel dan saraf di
otak. Kalau kurang atau tidak tidur, proses tersebut akan kacau, sehingga
menyebabkan hormon tidak seimbang dan jadi mudah uring-uringan,” seperti
dijelaskan oleh dr. Seruni.

Baca Juga :  4 Kiat Memilih Sampo yang Tepat untuk Rambut Keriting

Pernyataan yang sama juga
dituliskan sebuah penelitian yang dipublikasikan di “Journal of Experimental
Psychology”. Peneliti yang terlibat, Zlatan Krisan, PhD, mengatakan bahwa
orang-orang yang kurang waktu tidur menunjukkan adanya peningkatan amarah dan
tingkat stres.

Seiring dengan berjalannya
waktu, hal tersebut bisa menyebabkan kesulitan beradaptasi terhadap situasi
tertentu.

Contohnya, ada beberapa
situasi atau kondisi yang bisa ditangani secara baik ketika seseorang
mendapatkan waktu tidur yang cukup. Akan tetapi, bagi mereka yang kurang tidur,
situasi tersebut bisa saja sulit ditaklukkan.

Dengan kata lain, situasi yang
seharusnya mudah bisa menjadi sulit apabila seseorang dalam kondisi kurang
tidur. Pada akhirnya, itu bisa memunculkan perasaan frustasi dan amarah. Kurang
tidur juga bisa meningkatkan emosi negatif lainnya.

Baca Juga :  Kulit Pisang Bantu Menurunkan Berat Badan

Tak berhenti di situ, kurang
tidur dan kualitas tidur yang buruk juga telah lama dikaitkan dengan berbagai
gangguan fisik, mental, maupun emosional. Dalam jangka pendek, kurang tidur
dapat meningkatkan emosi negatif seperti ansietas, kegelisahan, dan perasaan
sedih.

Selain itu, kurang tidur juga
dapat menurunkan berbagai emosi positif seperti kebahagiaan, antusiasme dan
rasa gembira.

Kesimpulannya, mengantuk
akibat kurang tidur memang bisa sebabkan emosi berlebihan, yaitu berdampak pada
kemampuan dalam mengontrol suasana hati dan emosi. Oleh karena itu, agar
suasana hati serta daya fokus tetap terjaga, upayakan untuk selalu mendapatkan
waktu tidur yang cukup, yaitu selama 7-8 jam setiap harinya.(NB/RN/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru