28.9 C
Jakarta
Thursday, April 18, 2024

Mengenal Pohon Intaran yang Dipercaya Bantu Sembuhnya Covid-19

Pandemi
Covid-19 terus meluas dan masih sulit untuk dikendalikan. Himbauan untuk
menggunakan masker bila di luar rumah, cuci tangan sesering mungkin dan jaga
jarak terus digaungkan guna menekan penyebaran Korona. Kini, ramai diperbincangkan
pohon Intaran untuk mencegah, bahkan mengobati orang yang terinfeksi Covid-19.

Peneliti
lontar, Sugi Lanus menjelaskan, pohon intaran yang mudah ditemukan di pinggir
jalan ini bisa dimanfaatkan mulai bagian kulit, daun, biji hingga pucuknya untuk
menjaga kesehatan. Seperti anti inflamasi, anti bakteri, anti jamur, pencuci
darah, detok dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Daun
intaran paling mudah diolah untuk memberikan khasiat pada kesehatan tubuh.
Memang, rasa daun intaran sangat pahit. Namun, daun pucuk intaran bisa dimakan
dua sampai tiga lembar setiap hari tepatnya di pagi hari untuk tetap menjaga
tubuh agar fit.

“Sedangkan
untuk loloh, teknis penyajiannya, ambil daun intaran muda sekitar 28-30 lembar.
Kemudian direbus dengan satu gelas air. Selanjutnya air rebusan itu diminum.
Itu bagus untuk membersihkan darah, detox dan menjaga kekuatan imun tubuh,”
ujarnya seperti dikutip Bali Express.

Pembuktian
loloh don intaran ini dilakukan seorang mantan pekerja kapal pesiar yang
dinyatakan positif. Dia pun tidak memiliki gejala serta penyakit penyerta.
Berulang kali dilakukan tes swab, hasilnya tak berubah menjadi negatif.
Sehingga ia harus menjalani perawatan dan mengikuti anjuran untuk melakukan
karantina.

Baca Juga :  Warga Terdampak Karhutla Dapat Penanganan Kesehatan

Ketut
Adi pun menceritakan perjalanannya datang dari luar negeri dan melakukan
karantina. Saat itu pada tanggal 8 Maret 2020 ia tiba di Bali dan atas
kesadaran diri sendiri melakukan karantina mandiri di sebuah hotel di Denpasar
dengan biaya sendiri.

“Setelah
dua minggu itu saya pulang. Tapi saya masih belum yakin. Lalu saya rapid lagi
ke RSPTN Unud tanggal 24 Maret untuk memastikan lagi. Hasilnya reaktif. Ditu be
tiang langsung tangkepe langsung meswab (saat itu juga saya langsung di
karantina dan langsung di swab). Setelah itu nunggu 2 hari hasilnya positif
ternyata, langsung stay disana,” tuturnya.

Ketika
menjalani karantina, Ketut Adi beberapa kali menjalani tes swab. Saat itu Ketut
akan diperbolehkan pulang apabila selama karantina menunjukkan hasil negatif
setelah dua kali swab. Namun nasib berkata lain. Hasil swab kedua yang
dilakukan tak pernah menunjukkan hasil negatif.

Karena
hasil swab yang terus berubah-ubah ia pun mencoba untuk meminum ramuan jamu
nimba atau loloh don intaran. Kemudian setelah mengkonsumsi jamu tersebut, ia
pun kembali melakukan tes swab. Selama dua hari diuji di laboratorium, ajaibnya
hasil swabnya berubah menjadi negatif.

“Saya
sudah sebulan karantina. Sampai bingung saya, kok lama sekali. Hasilnya kok
tidak berubah. Apanya yang salah. Saya yang beneran sakit, alatnya yang rusak
atau bagaimana. Saya juga tidak ada gejala apapun. Penyakit lain juga tak ada,”
tutur Ketut Adi (38) saat ditemui di kawasan Nusa Dua, Senin (31/8) sore.

Baca Juga :  Begini Cara Tingkatkan Kualitas dan Produktivitas ASI bagi Ibu Menyusu

Sebelumnya,
ia tak percaya bahwa loloh don intaran dapat digunakan untuk penyembuhan dan
pencegahan virus korona. Akhirnya karena putus asa ia pun mencoba untuk
mengikuti resep yang dianjurkan dalam pembuatan loloh don intaran.

“Pernah
dengar, namun masih ragu. Tapi disisi lain saya sudah mengalami yang namanya
positif dan tidak sembuh-sembuh. Saya cari cara bagaimana caranya agar hasilnya
negatif. Lalu saya coba buat loloh itu dan saya minum sebelum tes swab lagi.
Ternyata memang benar, setelah minum itu tes swab saya negatif. Kebetulan atau
tidak, yang jelas setelah minum itu saya dinyatakan sembuh,” tegasnya.

Ia
pun membeberkan cara pembuatan loloh don intaran yang dikonsumsinya. Caranya,
20 lembar daun intaran direbus dengan 4 gelas air sampai tersisa sekitar 2
gelas. Untuk takaran orang dewasa di minum satu gelas di pagi hari setelah
makan dan pad sore hari setelah makan. Dan untuk anak-anak diminum setengah
gelas pada pagi dan sore hari setelah makan. Loloh ini sebaiknya diminum dalam
kondisi masih hangat.

Pandemi
Covid-19 terus meluas dan masih sulit untuk dikendalikan. Himbauan untuk
menggunakan masker bila di luar rumah, cuci tangan sesering mungkin dan jaga
jarak terus digaungkan guna menekan penyebaran Korona. Kini, ramai diperbincangkan
pohon Intaran untuk mencegah, bahkan mengobati orang yang terinfeksi Covid-19.

Peneliti
lontar, Sugi Lanus menjelaskan, pohon intaran yang mudah ditemukan di pinggir
jalan ini bisa dimanfaatkan mulai bagian kulit, daun, biji hingga pucuknya untuk
menjaga kesehatan. Seperti anti inflamasi, anti bakteri, anti jamur, pencuci
darah, detok dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Daun
intaran paling mudah diolah untuk memberikan khasiat pada kesehatan tubuh.
Memang, rasa daun intaran sangat pahit. Namun, daun pucuk intaran bisa dimakan
dua sampai tiga lembar setiap hari tepatnya di pagi hari untuk tetap menjaga
tubuh agar fit.

“Sedangkan
untuk loloh, teknis penyajiannya, ambil daun intaran muda sekitar 28-30 lembar.
Kemudian direbus dengan satu gelas air. Selanjutnya air rebusan itu diminum.
Itu bagus untuk membersihkan darah, detox dan menjaga kekuatan imun tubuh,”
ujarnya seperti dikutip Bali Express.

Pembuktian
loloh don intaran ini dilakukan seorang mantan pekerja kapal pesiar yang
dinyatakan positif. Dia pun tidak memiliki gejala serta penyakit penyerta.
Berulang kali dilakukan tes swab, hasilnya tak berubah menjadi negatif.
Sehingga ia harus menjalani perawatan dan mengikuti anjuran untuk melakukan
karantina.

Baca Juga :  Warga Terdampak Karhutla Dapat Penanganan Kesehatan

Ketut
Adi pun menceritakan perjalanannya datang dari luar negeri dan melakukan
karantina. Saat itu pada tanggal 8 Maret 2020 ia tiba di Bali dan atas
kesadaran diri sendiri melakukan karantina mandiri di sebuah hotel di Denpasar
dengan biaya sendiri.

“Setelah
dua minggu itu saya pulang. Tapi saya masih belum yakin. Lalu saya rapid lagi
ke RSPTN Unud tanggal 24 Maret untuk memastikan lagi. Hasilnya reaktif. Ditu be
tiang langsung tangkepe langsung meswab (saat itu juga saya langsung di
karantina dan langsung di swab). Setelah itu nunggu 2 hari hasilnya positif
ternyata, langsung stay disana,” tuturnya.

Ketika
menjalani karantina, Ketut Adi beberapa kali menjalani tes swab. Saat itu Ketut
akan diperbolehkan pulang apabila selama karantina menunjukkan hasil negatif
setelah dua kali swab. Namun nasib berkata lain. Hasil swab kedua yang
dilakukan tak pernah menunjukkan hasil negatif.

Karena
hasil swab yang terus berubah-ubah ia pun mencoba untuk meminum ramuan jamu
nimba atau loloh don intaran. Kemudian setelah mengkonsumsi jamu tersebut, ia
pun kembali melakukan tes swab. Selama dua hari diuji di laboratorium, ajaibnya
hasil swabnya berubah menjadi negatif.

“Saya
sudah sebulan karantina. Sampai bingung saya, kok lama sekali. Hasilnya kok
tidak berubah. Apanya yang salah. Saya yang beneran sakit, alatnya yang rusak
atau bagaimana. Saya juga tidak ada gejala apapun. Penyakit lain juga tak ada,”
tutur Ketut Adi (38) saat ditemui di kawasan Nusa Dua, Senin (31/8) sore.

Baca Juga :  Begini Cara Tingkatkan Kualitas dan Produktivitas ASI bagi Ibu Menyusu

Sebelumnya,
ia tak percaya bahwa loloh don intaran dapat digunakan untuk penyembuhan dan
pencegahan virus korona. Akhirnya karena putus asa ia pun mencoba untuk
mengikuti resep yang dianjurkan dalam pembuatan loloh don intaran.

“Pernah
dengar, namun masih ragu. Tapi disisi lain saya sudah mengalami yang namanya
positif dan tidak sembuh-sembuh. Saya cari cara bagaimana caranya agar hasilnya
negatif. Lalu saya coba buat loloh itu dan saya minum sebelum tes swab lagi.
Ternyata memang benar, setelah minum itu tes swab saya negatif. Kebetulan atau
tidak, yang jelas setelah minum itu saya dinyatakan sembuh,” tegasnya.

Ia
pun membeberkan cara pembuatan loloh don intaran yang dikonsumsinya. Caranya,
20 lembar daun intaran direbus dengan 4 gelas air sampai tersisa sekitar 2
gelas. Untuk takaran orang dewasa di minum satu gelas di pagi hari setelah
makan dan pad sore hari setelah makan. Dan untuk anak-anak diminum setengah
gelas pada pagi dan sore hari setelah makan. Loloh ini sebaiknya diminum dalam
kondisi masih hangat.

Terpopuler

Artikel Terbaru