27.3 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

Siap Gajinya Dipotong 70 Persen

BINTANG Barcelona Lionel Messi mengaku dirinya sebagai pemain
pertama klub Catalunya yang siap menerima pemotongan gaji hingga 70 persen
akibat pandemi virus korona. Pengumuman itu diunggah La Pulga, julukan Messi,
lewat akun Instagram pribadinya.

Dalam unggahan itu, bomber
Argentina itu bukan saja siap dipotong gaji, tetapi juga akan mengurangi beban
Blaugrana guna membantu keuangan klub membayar staf lainnya.

Seiring La Liga sudah stop sejak
dua pekan lalu, setidaknya ada empat bulan yang harus dilalui Barcelona dan
klub-klub di Spanyol tanpa pemasukan. Di sisi lain, pengeluaran yang nominalnya
tidak sedikit tetap berjalan. Hal itulah yang memantik kebijakan pemotongan
gaji dibuat.

“Inilah saatnya untuk mengambil
keputusan itu (pengurangan gaji), terlepas dari pengurangan 70 persen dari gaji
kami selama keadaan darurat, kami juga akan memberikan kontribusi sehingga
karyawan klub bisa mendapatkan 100 persen dari gaji mereka selama situasi ini
berlangsung,” ujar Messi dalam pernyataannya di Instagram dikutip dari AS.

Dengan begitu maka Lionel
Messi-lah yang menjadi pemain paling besar potongan gajinya. Karena, La Pulga
pemain tertinggi gajinya di Catalunya. Selama setahun, Messi memperoleh USD 90
juta atau Rp1,1 triliun setiap tahun hingga Juni 2021.Dengan pemotongan ini,
Barcelona mampu menghemat USD 50 juta atau setara Rp818 miliar untuk menutup
kekurangan operasional mereka.

Baca Juga :  ISTIMEWA ! Bali United Juara Liga 1 2019

Kendati telah menyetujui upahnya
dipotong, bukan berarti jiwa kedermawanannya hilang. Pekan lalu, Messi
menyumbangkan bantuan dana sebesar USD 1,1 juta ke dua rumah sakit untuk
memerangi virus korona. Satu di kampung halamannya Rosario, Argentina, dan satu
di Barcelona, yang menjadi daerah terparah kasus virus korona setelah Madrid.

Bagi para pemain, pengakuan Messi
terbilang berani. Sejak penundan La Liga, sejumlah media di Spanyol menyebut
ada keretakan di ruang ganti. Keretakan itu malah terbelah tiga, ada yang
sepakat, menolak dan menerima dengan syarat jika gajinya dipotong. Sebelumnya
pemotongan gaji di Barcelona itu hanya diberlakukan untuk tim senior putra,
sedangkan tim putri, usia muda, dan divisi olahraga lainnya tidak akan terpengaruh.

Banyak yang menyebut pemotongan
gaji adalah pemaksaan klub. Namun, pemotongan sebesar 70 persen punya dasar
hukum. Itu berdasarkan peraturan ‘Rencana Penyesuaian Tenaga Kerja Sementara’
atau ERTE yang berlaku di Spanyol sejak usai krisis ekonomi dunia pada 2008.

Baca Juga :  Satu Wakil Indonesia Tembus Final Kejuaraan Dunia BWF 2019

“(Soal pemotongan gaji) kami
tidak berbicara sampai sekarang, itu karena prioritas kami adalah menemukan
solusi yang nyata untuk membantu klub, tetapi juga bagi mereka yang akan lebih
terpengaruh oleh situasi ini,” tutur Messi.

Muramnya nasib musim ini setelah
kompetisi diberhentikan karena pandemi korona per Maret ini jadi alasannya.
Tanpa pertandingan, klub tak bisa memenuhi pemasukannya dari aspek matchday
revenue. Kerja sama sponsorship pun berpotensi ditinjau ulang. Begitu pula dari
aspek pembagian hak siar televisi yang terancam hilang jika musim ini berakhir
prematur.

UEFA sebagai otoritas sepak bola
di Eropa pun bahkan menyiratkan akan angkat tangan dengan nasib seperempat
akhir musim ini. ’’Kami punya plan A, B, dan C. Tiga opsi ini memulai kompetisi
saat pertengahan Mei, Juni atau akhir Juni. Jika tetap gagal maka musim ini,
mungkin akan hilang,’’ kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin, dilansir laman
Reuters. 

BINTANG Barcelona Lionel Messi mengaku dirinya sebagai pemain
pertama klub Catalunya yang siap menerima pemotongan gaji hingga 70 persen
akibat pandemi virus korona. Pengumuman itu diunggah La Pulga, julukan Messi,
lewat akun Instagram pribadinya.

Dalam unggahan itu, bomber
Argentina itu bukan saja siap dipotong gaji, tetapi juga akan mengurangi beban
Blaugrana guna membantu keuangan klub membayar staf lainnya.

Seiring La Liga sudah stop sejak
dua pekan lalu, setidaknya ada empat bulan yang harus dilalui Barcelona dan
klub-klub di Spanyol tanpa pemasukan. Di sisi lain, pengeluaran yang nominalnya
tidak sedikit tetap berjalan. Hal itulah yang memantik kebijakan pemotongan
gaji dibuat.

“Inilah saatnya untuk mengambil
keputusan itu (pengurangan gaji), terlepas dari pengurangan 70 persen dari gaji
kami selama keadaan darurat, kami juga akan memberikan kontribusi sehingga
karyawan klub bisa mendapatkan 100 persen dari gaji mereka selama situasi ini
berlangsung,” ujar Messi dalam pernyataannya di Instagram dikutip dari AS.

Dengan begitu maka Lionel
Messi-lah yang menjadi pemain paling besar potongan gajinya. Karena, La Pulga
pemain tertinggi gajinya di Catalunya. Selama setahun, Messi memperoleh USD 90
juta atau Rp1,1 triliun setiap tahun hingga Juni 2021.Dengan pemotongan ini,
Barcelona mampu menghemat USD 50 juta atau setara Rp818 miliar untuk menutup
kekurangan operasional mereka.

Baca Juga :  ISTIMEWA ! Bali United Juara Liga 1 2019

Kendati telah menyetujui upahnya
dipotong, bukan berarti jiwa kedermawanannya hilang. Pekan lalu, Messi
menyumbangkan bantuan dana sebesar USD 1,1 juta ke dua rumah sakit untuk
memerangi virus korona. Satu di kampung halamannya Rosario, Argentina, dan satu
di Barcelona, yang menjadi daerah terparah kasus virus korona setelah Madrid.

Bagi para pemain, pengakuan Messi
terbilang berani. Sejak penundan La Liga, sejumlah media di Spanyol menyebut
ada keretakan di ruang ganti. Keretakan itu malah terbelah tiga, ada yang
sepakat, menolak dan menerima dengan syarat jika gajinya dipotong. Sebelumnya
pemotongan gaji di Barcelona itu hanya diberlakukan untuk tim senior putra,
sedangkan tim putri, usia muda, dan divisi olahraga lainnya tidak akan terpengaruh.

Banyak yang menyebut pemotongan
gaji adalah pemaksaan klub. Namun, pemotongan sebesar 70 persen punya dasar
hukum. Itu berdasarkan peraturan ‘Rencana Penyesuaian Tenaga Kerja Sementara’
atau ERTE yang berlaku di Spanyol sejak usai krisis ekonomi dunia pada 2008.

Baca Juga :  Satu Wakil Indonesia Tembus Final Kejuaraan Dunia BWF 2019

“(Soal pemotongan gaji) kami
tidak berbicara sampai sekarang, itu karena prioritas kami adalah menemukan
solusi yang nyata untuk membantu klub, tetapi juga bagi mereka yang akan lebih
terpengaruh oleh situasi ini,” tutur Messi.

Muramnya nasib musim ini setelah
kompetisi diberhentikan karena pandemi korona per Maret ini jadi alasannya.
Tanpa pertandingan, klub tak bisa memenuhi pemasukannya dari aspek matchday
revenue. Kerja sama sponsorship pun berpotensi ditinjau ulang. Begitu pula dari
aspek pembagian hak siar televisi yang terancam hilang jika musim ini berakhir
prematur.

UEFA sebagai otoritas sepak bola
di Eropa pun bahkan menyiratkan akan angkat tangan dengan nasib seperempat
akhir musim ini. ’’Kami punya plan A, B, dan C. Tiga opsi ini memulai kompetisi
saat pertengahan Mei, Juni atau akhir Juni. Jika tetap gagal maka musim ini,
mungkin akan hilang,’’ kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin, dilansir laman
Reuters. 

Terpopuler

Artikel Terbaru