26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Mantap! Greysia-Apriyani Jadi Pemuncak Klasemen Akhir Grup A

GREYSIA Polii/Apriyani Rahayu menciptakan kejutan besar pada laga terakhir Grup ganda putri Olimpiade Tokyo 2020. Bertarung di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo hari ini (27/7), Greysia/Apriyani mengalahkan ganda nomor satu dunia Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dalam rubber game dengan skor 24-22, 13-21, dan 21-8.Pertandingan ini berjalan dalam tempo yang panjang, sampai 84 menit.

Dengan hasil ini, Greysia/Apriyani menjadi pemuncak klasemen akhir Grup A dengan menyapu bersih tiga kemenangan dalam tiga pertandingan. Fukushima/Hirota finis di peringkat kedua.

Bagi Greysia/Apriyani, kemenangan ini mengakhiri rentetan kekalahannya dalam delapan pertemuan terakhir. Namun, ganda nomor satu Indonesia tersebut sedikit terbantu dengan tidak maksimalnya Hirota.

Hirota mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) pada lutut kanan. Kondisi Hirota hanya di sekitar 70 sampai 80 persen. Jadi sepanjang pertandingan, dia harus memakai penyangga pada lututnya. Terlihat jelas teruma pada pada game ketiga, Hirota sudah tidak mampu untuk bergerak dinamis dan lincah. Dia juga sering melakukan kesalahan sendiri.

Baca Juga :  Kehilangan Fokus di 30 Detik Akhir, Kalteng Putra Gagal Raih Poin

“Luar biasa, sebagai sesama atlet yang bermain di Olimpiade saya mendapatkan semangat dari Hirota. Saya bisa merasakan perjuangannya melawan cederanya, karena saya juga pernah mengalami hal yang sama,” kata Greysia dikutip dari siaran pers NOC Indonesia.

 “Jadi saya sangat mengapresiasi mereka berdua. Tapi, dia lawan saya di lapangan. Jadi saya tidak mau berpikir dia lagi cedera atau fit atau apa. Yang kami pikirkan hanya bagaimana performa kami di lapangan dan mendapatkan poin demi poin. Sikat saja. Tidak ada rasa kasihan,” imbuhnya.

Apriyani menambahkan bahwa dari awal, mereka hanya memikirkan strategi permainan yang pas. Mereka berusaha mengatur ritme permainan.

“Saya dan Kak Greys sudah menyatu, jadi mau bola bagaimana, saya mati, Kak Greys mati tidak masalah untuk kami berdua karena sudah kami antisipasi itu sebelum masuk lapangan. Dan, kami sama-sama bilang ayo nikmati dan mainkan pertandingan ini,” kata Apriyani.

Baca Juga :  Akhirnya Indonesia Hanya Raih 1 Gelar di Japan Open 2019

“Mereka kelihatan menurun di game ketiga. Nah, saat mereka turun, kami harus manfaatkan,” timpal Greysia. “Betul. Gas pol, no rem-rem,” imbuh Apri.

 

GREYSIA Polii/Apriyani Rahayu menciptakan kejutan besar pada laga terakhir Grup ganda putri Olimpiade Tokyo 2020. Bertarung di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo hari ini (27/7), Greysia/Apriyani mengalahkan ganda nomor satu dunia Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dalam rubber game dengan skor 24-22, 13-21, dan 21-8.Pertandingan ini berjalan dalam tempo yang panjang, sampai 84 menit.

Dengan hasil ini, Greysia/Apriyani menjadi pemuncak klasemen akhir Grup A dengan menyapu bersih tiga kemenangan dalam tiga pertandingan. Fukushima/Hirota finis di peringkat kedua.

Bagi Greysia/Apriyani, kemenangan ini mengakhiri rentetan kekalahannya dalam delapan pertemuan terakhir. Namun, ganda nomor satu Indonesia tersebut sedikit terbantu dengan tidak maksimalnya Hirota.

Hirota mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) pada lutut kanan. Kondisi Hirota hanya di sekitar 70 sampai 80 persen. Jadi sepanjang pertandingan, dia harus memakai penyangga pada lututnya. Terlihat jelas teruma pada pada game ketiga, Hirota sudah tidak mampu untuk bergerak dinamis dan lincah. Dia juga sering melakukan kesalahan sendiri.

Baca Juga :  Kehilangan Fokus di 30 Detik Akhir, Kalteng Putra Gagal Raih Poin

“Luar biasa, sebagai sesama atlet yang bermain di Olimpiade saya mendapatkan semangat dari Hirota. Saya bisa merasakan perjuangannya melawan cederanya, karena saya juga pernah mengalami hal yang sama,” kata Greysia dikutip dari siaran pers NOC Indonesia.

 “Jadi saya sangat mengapresiasi mereka berdua. Tapi, dia lawan saya di lapangan. Jadi saya tidak mau berpikir dia lagi cedera atau fit atau apa. Yang kami pikirkan hanya bagaimana performa kami di lapangan dan mendapatkan poin demi poin. Sikat saja. Tidak ada rasa kasihan,” imbuhnya.

Apriyani menambahkan bahwa dari awal, mereka hanya memikirkan strategi permainan yang pas. Mereka berusaha mengatur ritme permainan.

“Saya dan Kak Greys sudah menyatu, jadi mau bola bagaimana, saya mati, Kak Greys mati tidak masalah untuk kami berdua karena sudah kami antisipasi itu sebelum masuk lapangan. Dan, kami sama-sama bilang ayo nikmati dan mainkan pertandingan ini,” kata Apriyani.

Baca Juga :  Akhirnya Indonesia Hanya Raih 1 Gelar di Japan Open 2019

“Mereka kelihatan menurun di game ketiga. Nah, saat mereka turun, kami harus manfaatkan,” timpal Greysia. “Betul. Gas pol, no rem-rem,” imbuh Apri.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru