30.1 C
Jakarta
Tuesday, June 24, 2025

Persebaya Surabaya Butuh Striker Tajam, Flavio Silva Harus Beri Bukti Musim Ini

Pelatih Persebaya Surabaya Eduardo Perez akhirnya angkat bicara soal performa barisan depan Green Force yang dianggap belum memuaskan musim lalu. Lini serang, terutama Flavio Silva, belum bisa menjawab ekspektasi publik dan tim pelatih.

Saat ditemui di Lapangan ABC Gelora Bung Tomo, Senin (23/6), Eduardo menjawab dengan lugas ketika ditanya soal kualitas striker musim lalu di era Paul Munster. Dia menilai komposisi tim saat ini lebih baik, namun tetap memberi penekanan soal pentingnya kerja keras dari semua pemain.

“Tentu saja kami punya skuad yang cukup baik sekarang,” kata pelatih asal Spanyol tersebut.

“Kami mendorong pemain untuk bekerja keras, dan kami cukup senang dengan kerja keras para pemain hari ini,” tambah Eduardo Perez.

Komentar itu mempertegas musim lalu Persebaya Surabaya memang bermasalah di sektor depan. Secara statistik, dua nama yang benar-benar bermain sebagai striker adalah Flavio Silva dan Rizky Dwi Pangestu.

Flavio Silva didatangkan pada 1 Juli 2024 dari MAI Sports dengan ekspektasi tinggi. Namun kenyataannya, pemain berdarah Guinea-Bissau dan Portugal itu belum mampu tampil konsisten selama satu musim penuh.

Silva bermain sebanyak 33 kali di Liga 1 Indonesia 2024/2025 dan hanya mampu mencetak 9 gol dan menyumbang 2 assist. Dia menerima 5 kartu kuning dan mencatat total 2.721 menit bermain.

Catatan tersebut jelas belum mencerminkan statusnya sebagai penyerang utama. Dengan nilai pasar mencapai Rp 5,21 miliar, kontribusi Flavio masih dianggap kurang sepadan dengan ekspektasi.

Baca Juga :  Indonesia Takluk dari Thailand, Begini Kata Indra Sjafri

Pemain yang memiliki tinggi 1,84 meter itu dominan dengan kaki kanan dan bisa dimainkan sebagai second striker atau winger kanan. Namun di bawah Munster, Flavio lebih sering dimainkan sebagai target man utama.

Sayangnya, skema tersebut tidak berjalan maksimal karena minimnya suplai bola matang dari lini tengah. Ditambah lagi, chemistry antar pemain depan terlihat belum terbentuk sepenuhnya sepanjang musim lalu.

Di sisi lain, Rizky Dwi Pangestu juga belum mampu bersaing sebagai pelapis sepadan di lini depan. Pemain asli Banyuwangi itu hanya tampil sebanyak 14 kali dengan total 637 menit bermain.

Dari penampilannya itu, Rizky hanya mampu mencetak 1 gol dan menerima 1 kartu kuning. Nilai pasar pemain berusia 26 tahun itu juga masih terpaut jauh dari Flavio, yakni Rp 1,30 miliar.

Performa Rizky yang minim kontribusi gol membuat Persebaya Surabaya tak memiliki kedalaman skuad yang cukup di lini depan. Padahal, dalam sistem kompetisi penuh Liga 1 yang panjang, rotasi penyerang sangat dibutuhkan.

Situasi makin pelik ketika Dejan Tumbas, yang sebenarnya diboyong sebagai striker tambahan, justru tampil gemilang di lini tengah. Pemain asal Eropa Timur itu menjelma menjadi gelandang bertahan andalan dan bukan lagi opsi di lini depan.

Kini, menyongsong Liga 1 Indonesia 2025/2026, Persebaya Surabaya hanya menyisakan dua striker murni di skuad. Flavio Silva dan Rizky Dwi Pangestu.

Hal ini tentu jadi perhatian khusus bagi Eduardo Perez untuk menyiapkan strategi baru agar lini serang lebih tajam. Banyak fans yang berharap Persebaya Surabaya segera mencari penyerang tambahan untuk memperkuat daya dobrak. Namun sejauh ini belum ada nama baru yang dikaitkan secara serius untuk mengisi posisi tersebut.

Baca Juga :  Satu Kartu Merah dan Patah Kaki

Dengan durasi kontrak Flavio Silva yang masih aktif hingga 31 Mei 2026, manajemen tampaknya masih memberi kepercayaan kepada sang striker. Meski begitu, tantangan besar menanti Silva untuk membuktikan diri sebagai predator sejati.

Jika dalam beberapa laga awal musim depan performanya masih stagnan, bukan tidak mungkin Persebaya Surabaya bakal mencari opsi baru di bursa transfer paruh musim. Eduardo pun pasti ingin memiliki opsi striker yang lebih beragam untuk menyesuaikan taktiknya.

Musim lalu telah menjadi pembelajaran penting bagi Green Force soal pentingnya striker yang tajam dan konsisten. Kegagalan mencetak banyak gol menjadi salah satu penyebab Persebaya Surabaya kesulitan bersaing di papan atas klasemen.

Kini, dengan kehadiran Eduardo Perez yang dikenal cermat dalam membentuk lini serang, publik Surabaya berharap ada perubahan besar. Khususnya pada Flavio Silva yang digadang-gadang jadi bomber utama namun belum bisa menjawab ekspektasi itu.

Apakah Flavio Silva bisa menjawab keraguan di musim keduanya? Atau Persebaya Surabaya harus bersiap mencari sosok baru yang lebih mematikan di depan gawang lawan?

Semua tergantung pada kerja keras dan ketajaman yang bisa ditunjukkan sejak awal musim Liga 1 Indonesia 2025/2026. Yang pasti, lini depan Persebaya Surabaya kini tengah jadi sorotan dan menanti pembuktian.(jpc)

Pelatih Persebaya Surabaya Eduardo Perez akhirnya angkat bicara soal performa barisan depan Green Force yang dianggap belum memuaskan musim lalu. Lini serang, terutama Flavio Silva, belum bisa menjawab ekspektasi publik dan tim pelatih.

Saat ditemui di Lapangan ABC Gelora Bung Tomo, Senin (23/6), Eduardo menjawab dengan lugas ketika ditanya soal kualitas striker musim lalu di era Paul Munster. Dia menilai komposisi tim saat ini lebih baik, namun tetap memberi penekanan soal pentingnya kerja keras dari semua pemain.

“Tentu saja kami punya skuad yang cukup baik sekarang,” kata pelatih asal Spanyol tersebut.

“Kami mendorong pemain untuk bekerja keras, dan kami cukup senang dengan kerja keras para pemain hari ini,” tambah Eduardo Perez.

Komentar itu mempertegas musim lalu Persebaya Surabaya memang bermasalah di sektor depan. Secara statistik, dua nama yang benar-benar bermain sebagai striker adalah Flavio Silva dan Rizky Dwi Pangestu.

Flavio Silva didatangkan pada 1 Juli 2024 dari MAI Sports dengan ekspektasi tinggi. Namun kenyataannya, pemain berdarah Guinea-Bissau dan Portugal itu belum mampu tampil konsisten selama satu musim penuh.

Silva bermain sebanyak 33 kali di Liga 1 Indonesia 2024/2025 dan hanya mampu mencetak 9 gol dan menyumbang 2 assist. Dia menerima 5 kartu kuning dan mencatat total 2.721 menit bermain.

Catatan tersebut jelas belum mencerminkan statusnya sebagai penyerang utama. Dengan nilai pasar mencapai Rp 5,21 miliar, kontribusi Flavio masih dianggap kurang sepadan dengan ekspektasi.

Baca Juga :  Indonesia Takluk dari Thailand, Begini Kata Indra Sjafri

Pemain yang memiliki tinggi 1,84 meter itu dominan dengan kaki kanan dan bisa dimainkan sebagai second striker atau winger kanan. Namun di bawah Munster, Flavio lebih sering dimainkan sebagai target man utama.

Sayangnya, skema tersebut tidak berjalan maksimal karena minimnya suplai bola matang dari lini tengah. Ditambah lagi, chemistry antar pemain depan terlihat belum terbentuk sepenuhnya sepanjang musim lalu.

Di sisi lain, Rizky Dwi Pangestu juga belum mampu bersaing sebagai pelapis sepadan di lini depan. Pemain asli Banyuwangi itu hanya tampil sebanyak 14 kali dengan total 637 menit bermain.

Dari penampilannya itu, Rizky hanya mampu mencetak 1 gol dan menerima 1 kartu kuning. Nilai pasar pemain berusia 26 tahun itu juga masih terpaut jauh dari Flavio, yakni Rp 1,30 miliar.

Performa Rizky yang minim kontribusi gol membuat Persebaya Surabaya tak memiliki kedalaman skuad yang cukup di lini depan. Padahal, dalam sistem kompetisi penuh Liga 1 yang panjang, rotasi penyerang sangat dibutuhkan.

Situasi makin pelik ketika Dejan Tumbas, yang sebenarnya diboyong sebagai striker tambahan, justru tampil gemilang di lini tengah. Pemain asal Eropa Timur itu menjelma menjadi gelandang bertahan andalan dan bukan lagi opsi di lini depan.

Kini, menyongsong Liga 1 Indonesia 2025/2026, Persebaya Surabaya hanya menyisakan dua striker murni di skuad. Flavio Silva dan Rizky Dwi Pangestu.

Hal ini tentu jadi perhatian khusus bagi Eduardo Perez untuk menyiapkan strategi baru agar lini serang lebih tajam. Banyak fans yang berharap Persebaya Surabaya segera mencari penyerang tambahan untuk memperkuat daya dobrak. Namun sejauh ini belum ada nama baru yang dikaitkan secara serius untuk mengisi posisi tersebut.

Baca Juga :  Satu Kartu Merah dan Patah Kaki

Dengan durasi kontrak Flavio Silva yang masih aktif hingga 31 Mei 2026, manajemen tampaknya masih memberi kepercayaan kepada sang striker. Meski begitu, tantangan besar menanti Silva untuk membuktikan diri sebagai predator sejati.

Jika dalam beberapa laga awal musim depan performanya masih stagnan, bukan tidak mungkin Persebaya Surabaya bakal mencari opsi baru di bursa transfer paruh musim. Eduardo pun pasti ingin memiliki opsi striker yang lebih beragam untuk menyesuaikan taktiknya.

Musim lalu telah menjadi pembelajaran penting bagi Green Force soal pentingnya striker yang tajam dan konsisten. Kegagalan mencetak banyak gol menjadi salah satu penyebab Persebaya Surabaya kesulitan bersaing di papan atas klasemen.

Kini, dengan kehadiran Eduardo Perez yang dikenal cermat dalam membentuk lini serang, publik Surabaya berharap ada perubahan besar. Khususnya pada Flavio Silva yang digadang-gadang jadi bomber utama namun belum bisa menjawab ekspektasi itu.

Apakah Flavio Silva bisa menjawab keraguan di musim keduanya? Atau Persebaya Surabaya harus bersiap mencari sosok baru yang lebih mematikan di depan gawang lawan?

Semua tergantung pada kerja keras dan ketajaman yang bisa ditunjukkan sejak awal musim Liga 1 Indonesia 2025/2026. Yang pasti, lini depan Persebaya Surabaya kini tengah jadi sorotan dan menanti pembuktian.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru