WOLVERHAMPTON– Sejak era Premier League
(1992-1993), Paul Pogba menduduki posisi teratas dari tiga besar pemain Manchester United
dengan kegagalan eksekusi penalti terbanyak. Dibawahnya da Rooney dan Ruud van
Nistelrooy
.Manchester United bisa saja meraih kemenangan atas Wolverhampton Selasa (20/8)
dini hari WIB jika Paul Pogba sukses mengeksekusi penalti di babak kedua. Tapi
tendangan kerasnya gagal dimentahkan kiper Rui Patricio hingga akhirnya memaksa
anak asuh Ole Gunnar Solskjaer hanya bermain imbang 1-1.
Paul Pogba jadi sasaran hujatan fans.Laju
United di klasemen sementara pun tersendat. Sekali menang dan sekali seri hanya
membawa Setan Merah nangkring di posisi keempat dengan poin empat. United ada
di bawah Liverpool dan Arsenal yang mengemas poin enam. Tetangga United,
Manchester City walau punya poin sama namun karena margin gol lebih apik maka
berhak duduk di posisi ketiga.
Pundit Sky Sports Gary Neville secara implisit menumpukan kesalahan kepada
Pogba. Sebab di mata eks bek kanan United itu Pogba seperti ‘merebut’ jatah
algojo penalti dari rekannya Marcus Rashford.
“Mengapa harus diperdebatkan soal siapa yang akan menendang penalti ? Rashford
terbukti bisa mencetak gol pekan lalu saat jadi eksekutor,†kata Neville. Saat
menghancurkan Chelsea di matchweek perdana dengan empat gol, gol pembuka United
lahir dari eksekusi Rashford.
Komentar Neville tersebut berdasar rekaman di televisi yang menunjukkan
seolah-olah Rashford dan Pogba berembuk lebih dahulu sebelum akhirnya Pogba
yang jadi penendang penalti. Menurut pria 44 tahun itu penentuan siapa algojo
seharusnya sudah ditentukan sebelum laga digelar.
“Ini adalah penalti United, bukan tombola,†cecar Neville. Tombola adalah
lotere yang berasal dari Italia Selatan dan pertama dimainkan di Naples pada
abad ke-18.
Neville menggaris bawahi United punya deretan penendang yang apik. Ada Anthony
Martial atau rekrutan anyar Daniel James.â€Tapi karena tak ada sosok dengan
karakter pemimpin di tubuh United, untuk sekedar menentukan penaltipun harus
berdiskusi,†ucap Neville.
Opini berbeda dilontarkan oleh mantan winger United yang kini melatih timnas
Wales Ryan Giggs menuturkan Rashford justru yang salah. Sebagai seorang
penyerang tengah, Rashford punya hak veto untuk menempatkan dirinya sebagai
penendang penalti tim.
“Ingat, Marcus (Rashford) sukses mengeksekusi di pertandingan pertama Lalu buat
apa berunding lagi dengan teman-temannya ketika mendapat kesempatan serupa di
pertandingan kedua ?,†ucap Giggs kesal pada Optus Sport.
Giggs mengingatkan seharusnya Rashford tahu kalau rekor Pogba dalam eksekusi
penalti buruk. Musim lalu, Pogba gagal tiga kali dari total sepuluh penalti
yang didapatnya. Artinya angka gagal Pogba mencapai 30 persen.
“Bisa saja Marcus diganti posisinya sebagai algojo penalti United tapi dengan
catatan dia gagal di kesempatan sebelumnya. Yang lucu menurut saya, Marcus
sukses di kesempatan pertama musim ini lantas mengapa diganti ?†kata Giggs.
Nah, di internal United Rashford kemudian berkata kalau bukan Pogba yang layak
dipersalahkan dengan kegagalan eksekusinya. Sebab semua anggota tim yang harus
memikul kesalahan itu.
“Paul (Pogba) menyatakan keinginannya untuk mengambil kesempatan jadi algojo
penalti kali ini. Kemudian kami semua berembuk sebentar dan ditunjuklah Paul
sebagai eksekutor,†jelas Rashford seperti dikutip Daily Mail.
Pelatih United Ole Gunnar Solskjaer kepada Manchester Evening News berkata
kalau dalam timnya Rashford dan Pogba adalah dua nama yang jadi pilihan utama
sebagai eksekutor penalti. Jadi ketika keduanya bergantian jadi penendang, hal
itu bukan masalah.
“Pada momen lawan Wolves, siapa penendangnya itu terserah kepada mereka.
Terkadang pemain-pemain itu merasa sangat konfiden untuk jadi penendang
penalti,†ujar Solskjaer. “Di kesempatan sebelumnya, dia (Pogba, red.) juga
menghasilkan gol penalti untuk kami,†tambah pelatih berusia 46 tahun tersebut.
Solskjaer membela Pogba dengan mengatakan lebih
mengapresiasi pemain yang mengajukan dirinya untuk jadi eksekutor. Artinya sang
penendang tersebut memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar dari
rekan-rekannya.
“Dari dua nama, biasanya ada satu nama yang lebih yakin dari yang lainnya. Pada
satu pertandingan kadang kamu menang namun kadang kala kamu menemui kesialan
seperti yang lihat kali ini,†tutur Solskjaer.
Akibat kegagalan penalti kemarin, maka suporter United kembali melakukan
tindakan tak terpuji dengan mengumpat Pogba di dunia maya dengan nada rasisme.
Nasib Pogba ini tak jauh beda dengan yang dialami penyerang Chelsea Tammy
Abraham saat gagal jadi algojo di Piala Super Eropa (15/8) lalu.
Rekan Pogba, bek Harry Maguire pun bereaksi. Menurut Maguire seharusnya ada
kontrol dan sanksi lebih keras kepada para pelaku rasisme. Misalnya hukuma buat
para pelaku rasis adalah paspor atau lisensi mengemudinya ditahan. (drajpg)