26.3 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Merawat Mimpi Hat-Trick

PORTO ALEGRE– Sejak era Copa America, cuma dua
tim yang bisa mencapai final dalam tiga edisi secara beruntun. Pertama Uruguay
(1983, 1987, dan 1989). Yang kedua Brasil (1995, 1997, dan 1999).
Setelah jadi juara pada Copa America 2015 dan 2016, La Roja berpeluang melaju
ke final untuk ketiga kalinya. Syaratnya Cile bisa melewati hadangan Peru di
semifinal besok pagi (4/7) di Arena do Gremio (siaran langsung K-Vision pukul
07.30 WIB).
Duel Cile lawan Peru yang juga dikenal dengan El Clasico Del Pasifico tersebut
sudah terjadi 80 kali di berbagai ajang. Cile mendominasi hasil pertemuan dua
negara Latin yang berhadapan dengan Samudera Pasifik itu. Rinciannya, Cile
menang 44 kali, 14 kali seri, dan Peru menang 22 kali.
Dalam pre match press conference Selasa (2/7) gelandang Cile Arturo Vidal
mengatakan Cile sama sekali bukan favorit dalam pertemuan ini. Meski dalam lima
pertemuan terakhir di ajang Copa America, Cile selalu menghancurkan Peru.

“Pantas diingat, kami adalah tim yang tak lolos ke Rusia musim panas tahun lalu
(Piala Dunia 2018, red). Sementara Peru berhasil berada disana,” tutur
gelandang berusia 32 tahun itu kepada EFE.
Di mata Vidal, Peru berubah menjadi kekuatan kolektif di tangan pelatih Ricardo
Gareca. Pelatih berjuluk El Flaco tersebut juga selalu punya rencana cadangan
brilian setiap kali Peru punya problem.
Misalnya di Copa America ini. Menepinya winger kanan Jefferson Farfan karena
cedera lutut kiri sepekan sebelum perempat final versus Uruguay, tak membuat
lini serang Peru kendor. Edison Flores yang diplot saat lawan Uruguay (30/6)
bisa jadi substitusi yang pas.
“Mereka bermain sangat bagus jika menguasai bola, gaya main yang mirip dengan
Kolombia. Mereka punya barisan pemain yang kuat fisiknya juga lini depannya
bisa melakukan serangan balik dengan cepat,” ucap Vidal.
Versi statistik Whoscored, sampai dengan babak semifinal Copa America ini Peru
adalah satu-satunya tim yang menghasilkan gol melalui counter attack. Sedangkan
Cile mengandalkan set piece (dua gol) juga open play (empat gol) sebagai
senjata produktivitas.

Baca Juga :  Tiga Wakil ke Final, Satu Gelar Sudah di Tangan

Kekuatan Peru selain penyerang Paulo Guerrero
tentu adal di bawah mistar gawang. Kiper mereka Pedro Gallese mencuri perhatian
usai tampil memblokade penalti dua penyerang tim peserta Copa America. Yakni
Gabriel Jesus (Brasil) di fase grup (23/6) dan Luis Suarez (Uruguay) di
perempat final.
Nah, Vidal dalam ancaman absen di final jika membuat pelanggaran dan menerima
kartu kuning di semifinal ini. Pemain berjuluk El Guerrero itu sudah
mengantongi dua kartu kuning. Sesuai regulasi tiga kartu kuning, maka si pemain
harus absen di laga berikutnya.
Pelatih Cile Reinaldo Rueda dalam wawancara dengan La Nacion berkata Peru
menjungkalkan prediksi setelah memenangi laga lawan Uruguay. Peru yang lolos
sebagai tim peringkat ketiga sukses menjinakkan Uruguay. Tim yang mengalahkan
Cile di fase grup (25/6).
“Peru meraih konfidensi tinggi berkat kemenangan di perempat final. Meski kami
pun memenangi adu penalti lawan Kolombia di perempat final, rasanya kami
memilih menang dalam 90 menit atas Peru,” kata Rueda.
Sementara itu, pelatih Peru Ricardo Gareca kepada Redgol berujar jika fokusnya
bukanlah memakai cara apa buat mengalahkan Cile. Gareca lebih suka bagaimana
memperkuat timnya dan bukan menilai kelemahan tim lain.

Baca Juga :  Jojo Tantang Juara Dunia di Perempat Final BAC 2022

“Kami masih banyak kekurangan baik di lini
depan, tengah, dan belakang ketika lawan Uruguay. Perbaikan yang saya lakukan
semoga memberikan efek yang baik saat lawan Cile,” ucap pelatih 61 tahun itu.
(dra/jpg)

PORTO ALEGRE– Sejak era Copa America, cuma dua
tim yang bisa mencapai final dalam tiga edisi secara beruntun. Pertama Uruguay
(1983, 1987, dan 1989). Yang kedua Brasil (1995, 1997, dan 1999).
Setelah jadi juara pada Copa America 2015 dan 2016, La Roja berpeluang melaju
ke final untuk ketiga kalinya. Syaratnya Cile bisa melewati hadangan Peru di
semifinal besok pagi (4/7) di Arena do Gremio (siaran langsung K-Vision pukul
07.30 WIB).
Duel Cile lawan Peru yang juga dikenal dengan El Clasico Del Pasifico tersebut
sudah terjadi 80 kali di berbagai ajang. Cile mendominasi hasil pertemuan dua
negara Latin yang berhadapan dengan Samudera Pasifik itu. Rinciannya, Cile
menang 44 kali, 14 kali seri, dan Peru menang 22 kali.
Dalam pre match press conference Selasa (2/7) gelandang Cile Arturo Vidal
mengatakan Cile sama sekali bukan favorit dalam pertemuan ini. Meski dalam lima
pertemuan terakhir di ajang Copa America, Cile selalu menghancurkan Peru.

“Pantas diingat, kami adalah tim yang tak lolos ke Rusia musim panas tahun lalu
(Piala Dunia 2018, red). Sementara Peru berhasil berada disana,” tutur
gelandang berusia 32 tahun itu kepada EFE.
Di mata Vidal, Peru berubah menjadi kekuatan kolektif di tangan pelatih Ricardo
Gareca. Pelatih berjuluk El Flaco tersebut juga selalu punya rencana cadangan
brilian setiap kali Peru punya problem.
Misalnya di Copa America ini. Menepinya winger kanan Jefferson Farfan karena
cedera lutut kiri sepekan sebelum perempat final versus Uruguay, tak membuat
lini serang Peru kendor. Edison Flores yang diplot saat lawan Uruguay (30/6)
bisa jadi substitusi yang pas.
“Mereka bermain sangat bagus jika menguasai bola, gaya main yang mirip dengan
Kolombia. Mereka punya barisan pemain yang kuat fisiknya juga lini depannya
bisa melakukan serangan balik dengan cepat,” ucap Vidal.
Versi statistik Whoscored, sampai dengan babak semifinal Copa America ini Peru
adalah satu-satunya tim yang menghasilkan gol melalui counter attack. Sedangkan
Cile mengandalkan set piece (dua gol) juga open play (empat gol) sebagai
senjata produktivitas.

Baca Juga :  Tiga Wakil ke Final, Satu Gelar Sudah di Tangan

Kekuatan Peru selain penyerang Paulo Guerrero
tentu adal di bawah mistar gawang. Kiper mereka Pedro Gallese mencuri perhatian
usai tampil memblokade penalti dua penyerang tim peserta Copa America. Yakni
Gabriel Jesus (Brasil) di fase grup (23/6) dan Luis Suarez (Uruguay) di
perempat final.
Nah, Vidal dalam ancaman absen di final jika membuat pelanggaran dan menerima
kartu kuning di semifinal ini. Pemain berjuluk El Guerrero itu sudah
mengantongi dua kartu kuning. Sesuai regulasi tiga kartu kuning, maka si pemain
harus absen di laga berikutnya.
Pelatih Cile Reinaldo Rueda dalam wawancara dengan La Nacion berkata Peru
menjungkalkan prediksi setelah memenangi laga lawan Uruguay. Peru yang lolos
sebagai tim peringkat ketiga sukses menjinakkan Uruguay. Tim yang mengalahkan
Cile di fase grup (25/6).
“Peru meraih konfidensi tinggi berkat kemenangan di perempat final. Meski kami
pun memenangi adu penalti lawan Kolombia di perempat final, rasanya kami
memilih menang dalam 90 menit atas Peru,” kata Rueda.
Sementara itu, pelatih Peru Ricardo Gareca kepada Redgol berujar jika fokusnya
bukanlah memakai cara apa buat mengalahkan Cile. Gareca lebih suka bagaimana
memperkuat timnya dan bukan menilai kelemahan tim lain.

Baca Juga :  Jojo Tantang Juara Dunia di Perempat Final BAC 2022

“Kami masih banyak kekurangan baik di lini
depan, tengah, dan belakang ketika lawan Uruguay. Perbaikan yang saya lakukan
semoga memberikan efek yang baik saat lawan Cile,” ucap pelatih 61 tahun itu.
(dra/jpg)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru