26.2 C
Jakarta
Tuesday, December 10, 2024

Sugianto Sabran-Habib Masih Dinamis, Riban-Ben Mengarah ke Final

PALANGKA RAYA-Proses
penentuan bakal calon yang direkomendasikan maju pilgub Kalteng terus bergulir.
Hingga kemarin, belum ada satupun rekomendasi untuk semua bakal calon gubernur
Kalteng yang diturunkan oleh partai politik (parpol). Terlihat dinamika
politiknya masih dinamis atau kemungkinan masih bisa berubah-ubah.

Pemerhati politik
Kalteng Ahmad Syar’i mengatakan jika, melihat posisi saat ini untuk koalisi
pasangan calon maka Riban Satia dan Ben Brahim tampak sudah mengarah ke final. Namun
untuk petahana H Sugianto Sabran dan Habib Ismail masih dinamis, walapun
hitung-hitungan dirinya jumlah paslon maksimal tiga paslon.

“Saat ini cukup
kesulitan menghitung dan memformulasi koalisi partai. Ada indikasi, koalisi
koordinasi partai Golkar dan koalisi koordinasi PDIP. Walaupun antara Partai
Golkar dan PDIP juga masih terbuka kemungkinan mengusulkan paslon yang sama,”
kata Ahmad Syar’i kepada Kalteng Pos, Jumat (26/6).

Baca Juga :  Lolos Verifikasi Faktual, Bidansean Bilang Begini

Sebetulnya, lanjut
mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng ini, masih ada kursi Gerindra,
Demokrat, dan sejumlah partai politik lainnya, yang dilihat masih sangat
dinamis hingga proses pendaftaran ke KPU mendatang.

Terpisah, pengamat
politik lainnya John Retei Alfri Sandi mengatakan, pilgub Kalteng diprediksi
akan diikuti empat pasangan calon, yang kemudian akan mengerucut jika parpol
peraih suara terbanyak mengusung petahana.

“Besar kemungkinan
terjadi polarisasi suara pada satu paslon petahana. Memcermati lambatnya
rekomendasi dari parpol, besar kemungkinan parpol mengajukan sendiri
kandidatnya,” katanya kepada Kalteng, Jumat (26/6).

Strategi ini satu sisi,
kata Jhon Retei menguntungkan karena dapat memprediksi suara lawan, tetapi sisi
lain membutuhkan kerja keras parpol dan kandidat mensosialisasikan karena waktu
yang pendek. Jika pilkada diikuti 3-4 konsentrasi suara ketat untuk masing
masing kandidat.

Baca Juga :  Mendagri: Pilkada Langsung Harus Dievaluasi

Incumbent dimana-mana
tempat memiliki kesempatan dan peluang besar memenangkan kontestasi katena
penguasaan atas sumber daya dan  jika
dapat memenangkan hati rakyat.

“Dalam politik semua
kemungkinan bisa terjadi dan dinamis, tidak ada kawan dan lawan yang sejati,
semua bisa disepakati sepanjang saling menguntungkan,”pungkasnya. 

PALANGKA RAYA-Proses
penentuan bakal calon yang direkomendasikan maju pilgub Kalteng terus bergulir.
Hingga kemarin, belum ada satupun rekomendasi untuk semua bakal calon gubernur
Kalteng yang diturunkan oleh partai politik (parpol). Terlihat dinamika
politiknya masih dinamis atau kemungkinan masih bisa berubah-ubah.

Pemerhati politik
Kalteng Ahmad Syar’i mengatakan jika, melihat posisi saat ini untuk koalisi
pasangan calon maka Riban Satia dan Ben Brahim tampak sudah mengarah ke final. Namun
untuk petahana H Sugianto Sabran dan Habib Ismail masih dinamis, walapun
hitung-hitungan dirinya jumlah paslon maksimal tiga paslon.

“Saat ini cukup
kesulitan menghitung dan memformulasi koalisi partai. Ada indikasi, koalisi
koordinasi partai Golkar dan koalisi koordinasi PDIP. Walaupun antara Partai
Golkar dan PDIP juga masih terbuka kemungkinan mengusulkan paslon yang sama,”
kata Ahmad Syar’i kepada Kalteng Pos, Jumat (26/6).

Baca Juga :  Lolos Verifikasi Faktual, Bidansean Bilang Begini

Sebetulnya, lanjut
mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng ini, masih ada kursi Gerindra,
Demokrat, dan sejumlah partai politik lainnya, yang dilihat masih sangat
dinamis hingga proses pendaftaran ke KPU mendatang.

Terpisah, pengamat
politik lainnya John Retei Alfri Sandi mengatakan, pilgub Kalteng diprediksi
akan diikuti empat pasangan calon, yang kemudian akan mengerucut jika parpol
peraih suara terbanyak mengusung petahana.

“Besar kemungkinan
terjadi polarisasi suara pada satu paslon petahana. Memcermati lambatnya
rekomendasi dari parpol, besar kemungkinan parpol mengajukan sendiri
kandidatnya,” katanya kepada Kalteng, Jumat (26/6).

Strategi ini satu sisi,
kata Jhon Retei menguntungkan karena dapat memprediksi suara lawan, tetapi sisi
lain membutuhkan kerja keras parpol dan kandidat mensosialisasikan karena waktu
yang pendek. Jika pilkada diikuti 3-4 konsentrasi suara ketat untuk masing
masing kandidat.

Baca Juga :  Mendagri: Pilkada Langsung Harus Dievaluasi

Incumbent dimana-mana
tempat memiliki kesempatan dan peluang besar memenangkan kontestasi katena
penguasaan atas sumber daya dan  jika
dapat memenangkan hati rakyat.

“Dalam politik semua
kemungkinan bisa terjadi dan dinamis, tidak ada kawan dan lawan yang sejati,
semua bisa disepakati sepanjang saling menguntungkan,”pungkasnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru