Site icon Prokalteng

Harus Legawa! Stop Menyalahkan, Memfitnah, Menyebarkan Hoaks dan Ujaran Kebencian

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R. Haidar Alwi di Jakarta. Foto : Dokumentasi pribadi

Puncak Pemilu 2024 yaitu coblosan atau pemungutan suara sudah digelar pada 14 Februari lalu. Semua pihak diminta untuk legawa, merespon hasil pemungutan suara. Termasuk tidak menyebar berita bohong, maupun ujaran kebencian yang menyerang siapapun.

Pesan tersebut disampaikan pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R. Haidar Alwi. Secara khusus dia merespon pernyataan Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat. Di sebuah tayangan di YouTube, Henry menyebarkan fitnah serta ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam video tersebut, Henry Yosodiningrat menyebut Jokowi sebagai pengkhianat dan penjahat demokrasi yang telah merancang dan melakukan kejahatan sistemik dalam pemilu.

“Stop menyalahkan, memfitnah, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian terhadap Jokowi,” katanya kepada wartawan Selasa (12/3). Apalagi pernyataan tersebut disampaikan karena kekalahan jagoan anda dalam Pilpres. Dia mengatakan semua untuk dewasa dalam berpolitik. Serta menunjukkan sikap yang sportif, tidak cengeng dan tidak baperan.

Haidar mengamati bahwa kejatuhan PDI Perjuangan dalam Pilpres 2024 diakibatkan oleh kesombongannya sendiri. Bahkan, sejumlah pengamat maupun analis politik telah mengingatkan dan memprediksinya dari jauh-jauh hari. “Sudah kalah masih sombong. Sombong itu sifatnya iblis,” katanya.

Menurutnya aih-alih menuai simpati masyarakat, menurutnya sikap-sikap seperti itu justru hanya membuat publik semakin antipati. Sebab, PDI Perjuangan terkesan menyimpan dendam membara terhadap Jokowi yang pada akhirnya akan merugikan dirinya sendiri.

Dia khawatir jika hak angket yang diusulkan PDI Perjuangan tujuan sebenarnya bukan untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu. Melainkan sarana pelampiasan dendam terhadap Jokowi. “Kalau begitu, kasihan sekali partai-partai yang mendukung hak angket dijadikan alat pelampiasan dendam PDIP,” tandasnya.

Sebelumnya Haidar Alwi juga mengecam pernyataan Henry mengenai dugaan ketidaknetralan Polri dalam pemilu 2024. Pernyataan itu terdapat dalam video yang diunggah akun YouTube Kanal Anak Bangsa milik Rudi S Kamri beberapa hari menjelang pemilu. Dalam video disebutkan Kapolri mengerahkan fungsi Binmas sebagai instrumen pemenangan pemilu untuk Paslon Prabowo-Gibran.(jpc)

Exit mobile version