33.7 C
Jakarta
Sunday, January 5, 2025

Nihil Keturunan Soeharto, Tutut Soeharto Dinilai Layak Kembali ke Golkar

PROKALTENG.CO-Trah Soeharto mulai hilang di internal Partai Golkar. Anak-anak presiden kedua RI sudah berpisah dengan Golkar sejak lama. Seperti Tommy Soeharto yang mendirikan Partai Berkarya, Siti Hediati Hariyadi atau Titik Soeharto yang berpolitik di Gerindra, dan Siti Hardianti Hastuti Rukmana atau Mbak Tutut yang belum terjun lagi ke politik.

Guru Besar Senior Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, I Gde Pantja Astawa mengungkapkan, jika Partai Golkar sejak Era Reformasi ada perubahan orientasi kepemimpinan. Dari sebelumnya berorientasi pada tokoh, sekarang pada kader.

“Dengan melihat Golkar yang berorientasi pada kader, ini peluang bagi kader-kader Golkar siapapun dia. Ini pintu masuk, andaikata Mbak Tutut mau masuk,” kata Gde.

Namun demikian, Gde menggarisbawahi bahwa tantangan Tutut tidak mudah. Karena puteri sulung Pak Harto itu harus mampu mempengaruhi kader-kader Golkar untuk bergabung kembali. Dan, itu bergantung pada bagaimana pendekatan yang dilakukan.

Baca Juga :  Prokemajuan Olahraga, Agustiar Terima Penghargaan KWP Award

Selain itu, Mba Tutut mempunyai beban sejarah. Karena akan banyak pihak yang melihat dirinya dengan kiprah bapaknya selama memimpin Orde Baru. Meski secara objektif, selain ada beberapa kelemahan banyak juga kelebihan selama Indonesia dipimpin Soeharto.

Ia mengakui, Tutut mempunyai kepedulian tinggi terhadap lingkungan sosial dan itu tidak berbeda jauh dengan kiprah bapaknya. Jiwa nasionalismenya juga tidak perlu diragukan. Hal ini menurut Prof Gde bisa menjadi modal kuat bagi Mbak Tutut jika nantinya benar-benar bergabung kembali ke Golkar.

“Kalau saya sebagai Mba Tutut misalnya, bergabung kembali ke Golkar mengapa tidak? Beliau mempunyai rasa dan karsa kerakyatan sebagaimana diwarisi ayahnya, Soeharto,” pungkas Gde.

Sementara, Praktisi hukum dan pemerhati politik sosial dan budaya (Polsosbud), Agus Widjajanto menilai, Tutut layak kembali ke Golkar. Selain memiliki trah Soeharto, Tutut juga dianggap memiliki kemampuan berpolitik yang baik.

Baca Juga :  Timnas AMIN Tegaskan Kumpul Akbar Besok Digelar Gratis

“Ada dorongan dari berbagai elemen masyarakat agar Mbak Tutut kembali berlabuh ke Golkar. Kita tahu jika Mbak Tutut itu tidak haus akan kekuasaan, tetapi dengan kembali ke Golkar tentu akan lebih mewarnai jalannya roda partai,” kata Agus, Jumat (3/1).

Bergabungnya Tutut diharapkan akan lebih mewarnai partai berlambang pohon beringin dalam dinamika politik nasional. Apalagi, Tutut merupakan putra dari mantan Presiden Soeharto yang turut mendirikan Golkar dan berkuasa pada pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun.

“Mba Tutut atau Siti Hardijanti Rukmana tentu kami harapkan akan ikut mengembalikan marwah Partai Golkar sekaligus turut serta dalam menyukseskan pembangunan nasional dibawah pemerintahan baru Prabowo-Gibran,” jelasnya.

Agus menyatakan, jika nantinya Tutut benar-benar bergabung kembali ke Golkar artinya ada anak ideologis dan anak biologis dari Presiden Soeharto di partai tersebut. (jpc)

 

 

PROKALTENG.CO-Trah Soeharto mulai hilang di internal Partai Golkar. Anak-anak presiden kedua RI sudah berpisah dengan Golkar sejak lama. Seperti Tommy Soeharto yang mendirikan Partai Berkarya, Siti Hediati Hariyadi atau Titik Soeharto yang berpolitik di Gerindra, dan Siti Hardianti Hastuti Rukmana atau Mbak Tutut yang belum terjun lagi ke politik.

Guru Besar Senior Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, I Gde Pantja Astawa mengungkapkan, jika Partai Golkar sejak Era Reformasi ada perubahan orientasi kepemimpinan. Dari sebelumnya berorientasi pada tokoh, sekarang pada kader.

“Dengan melihat Golkar yang berorientasi pada kader, ini peluang bagi kader-kader Golkar siapapun dia. Ini pintu masuk, andaikata Mbak Tutut mau masuk,” kata Gde.

Namun demikian, Gde menggarisbawahi bahwa tantangan Tutut tidak mudah. Karena puteri sulung Pak Harto itu harus mampu mempengaruhi kader-kader Golkar untuk bergabung kembali. Dan, itu bergantung pada bagaimana pendekatan yang dilakukan.

Baca Juga :  Prokemajuan Olahraga, Agustiar Terima Penghargaan KWP Award

Selain itu, Mba Tutut mempunyai beban sejarah. Karena akan banyak pihak yang melihat dirinya dengan kiprah bapaknya selama memimpin Orde Baru. Meski secara objektif, selain ada beberapa kelemahan banyak juga kelebihan selama Indonesia dipimpin Soeharto.

Ia mengakui, Tutut mempunyai kepedulian tinggi terhadap lingkungan sosial dan itu tidak berbeda jauh dengan kiprah bapaknya. Jiwa nasionalismenya juga tidak perlu diragukan. Hal ini menurut Prof Gde bisa menjadi modal kuat bagi Mbak Tutut jika nantinya benar-benar bergabung kembali ke Golkar.

“Kalau saya sebagai Mba Tutut misalnya, bergabung kembali ke Golkar mengapa tidak? Beliau mempunyai rasa dan karsa kerakyatan sebagaimana diwarisi ayahnya, Soeharto,” pungkas Gde.

Sementara, Praktisi hukum dan pemerhati politik sosial dan budaya (Polsosbud), Agus Widjajanto menilai, Tutut layak kembali ke Golkar. Selain memiliki trah Soeharto, Tutut juga dianggap memiliki kemampuan berpolitik yang baik.

Baca Juga :  Timnas AMIN Tegaskan Kumpul Akbar Besok Digelar Gratis

“Ada dorongan dari berbagai elemen masyarakat agar Mbak Tutut kembali berlabuh ke Golkar. Kita tahu jika Mbak Tutut itu tidak haus akan kekuasaan, tetapi dengan kembali ke Golkar tentu akan lebih mewarnai jalannya roda partai,” kata Agus, Jumat (3/1).

Bergabungnya Tutut diharapkan akan lebih mewarnai partai berlambang pohon beringin dalam dinamika politik nasional. Apalagi, Tutut merupakan putra dari mantan Presiden Soeharto yang turut mendirikan Golkar dan berkuasa pada pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun.

“Mba Tutut atau Siti Hardijanti Rukmana tentu kami harapkan akan ikut mengembalikan marwah Partai Golkar sekaligus turut serta dalam menyukseskan pembangunan nasional dibawah pemerintahan baru Prabowo-Gibran,” jelasnya.

Agus menyatakan, jika nantinya Tutut benar-benar bergabung kembali ke Golkar artinya ada anak ideologis dan anak biologis dari Presiden Soeharto di partai tersebut. (jpc)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru