Site icon Prokalteng

Perlu Waspada! Usai Beras, Kenaikan Harga Mulai Merambah Gula

Beras

Salah seorang pedagang saat menakar gula di Pasar Beras Bendul Merisi Surabaya. (Foto: Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)

PROKALTENG.CO-Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan, impor beras pada Januari–Agustus 2023 sebanyak 1,59 juta ton. Itu didominasi semi-milled atau wholly milled rice dengan share 88,52 persen.

”Menurut negara asalnya, impor beras terbesar berasal dari Thailand. Volumenya mencapai 802 ribu ton atau mencakup 50,36 persen dari total impor beras,” jelasnya.

Selain beras, Amalia menyebut perlu ada kewaspadaan terhadap kondisi harga gula pasir. BPS mencatat, harga gula pasir terpantau konsisten naik pada tiga pekan pertama September 2023. Pada saat yang sama, kapasitas produksi gula nasional tidak banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir. ”Sehingga, sulit mengimbangi kebutuhan konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun,” jelas dia.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, perlu ada diversifikasi pangan. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya menanggulangi kenaikan harga beras yang belum menunjukkan tanda-tanda menurun. ”Perlu melakukan gerakan seperti diversifikasi pangan di samping kita juga melihat stok Bulog dan Bapanas. Di lapangan, di daerah, teman-teman bisa mendorong keberagaman pangan pokok sesuai dengan produksi lokal yang selama ini disukai masyarakat lokal,” jelasnya.

Pihaknya juga memantau tren harga gula. ”Kita akan cek betul ini penyebabnya apa, apakah produksi dalam negeri atau importasi,” katanya.

Dalam dua pekan terakhir, harga gula tembus Rp 15 ribu per kg di sejumlah wilayah. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengungkapkan, harga gula terpantau naik di atas harga acuan penjualan di tingkat konsumen yang ditetapkan Badan Pangan Nasional sebesar Rp 14.500–Rp 15.500 per kg bergantung wilayahnya. Harga gula rata-rata sudah naik Rp 500 per kilogram di tingkat konsumen.

Kenaikan harga gula di Indonesia, kata dia, disebabkan beberapa faktor. Mulai kenaikan harga gula dunia, kenaikan biaya produksi terkait pupuk dan tenaga kerja, hingga kekhawatiran dampak El Nino pada panen tebu 2023–2024. (dee/agf/han/mia/c7/fal/jpc/hnd)

Exit mobile version