28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Milenial Harus Cerdas Kelola Keuangan

PANDEMI Covid-19 membuat
kondisi perekonomian tidak stabil dan memaksa masyarakat untuk lebih
berhati-hati dalam mengelola keuangan, khususnya para generasi milenial.
Generasi ini dinilai konsumtif dalam pengelolaan keuangan, apalagi perputaran
uang begitu cepat dengan kontribusi teknologi.

Jadi, pandemi ini merupakan momentum bagi
generasi milenial untuk mengevaluasi gaya hidup mereka. Koordinator Sub
Direktorat Perekonomian I Kemenkominfo, Eko Slamet Riyanto memaparkan, budaya
cashless ini sangat mempercepat pergerakan uang, apalagi bagi para milenial
yang akhirnya berujung konsumtif.

“Pandemi Covid-19 mendorong kita semua untuk
menerapkan budaya cashless. Berdasarkan data Bank Indonesia, selama bulan
Desember saja nilai transaksi uang elektronik meningkat 30,44 persen dengan
nilai transaksi digital mencapai Rp 2.775,5 triliun,” ujarnya dalam
keterangannya, Selasa (23/3).

Baca Juga :  Bank Mandiri Raih ISO 22301, Pastikan Kehandalan Operasional Bisnis

Meski begitu, mereka juga tetap sadar akan
pengelolaan keuangan karena mereka juga sangat akrab dengan perusahaan
financial technology (fintech). Sebesar 66,38 persen lender berusia 19-34 tahun
dan sebesar 67,19 persen borrower juga berusia 19-34 tahun.

“Berdasarkan data yang ada, generasi milenial
dengan usia 26-35 tahun lebih mendominasi pengajuan Kredit Pemilikan Rumah
(KPR). Jadi tidak hanya pengeluaran yang konsumtif, tetapi generasi saat ini
sudah memikirkan masa depan dengan melakukan konsumsi yang produktif,” ujar
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo,
Septriana Tangkary.

Oleh karena itu, perlu tips perencanaan
keuangan. Yakni membuat dan menggunakan prioritas anggaran berdasarkan besaran
nominal, bukan dari persentase anggaran dan sesuaikan dengan kewajiban,
kebutuhan dan keinginan.

Baca Juga :  BRI Raih ESG Awards 2023 by KEHATI, Makin Unggul Terapkan Bisnis Berkelanjutan

“Bedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Bagaimana membedakannya? Mudahnya, keinginan kalau ditunda tidak ada dampak
signifikan pada diri kita. Sedangkan kebutuhan kalau ditunda akan berdampak
pada kehidupan sehari-hari,” ungkap Chief Marketing Officer Finansialku.com,
Mario Agustian Lasut.

PANDEMI Covid-19 membuat
kondisi perekonomian tidak stabil dan memaksa masyarakat untuk lebih
berhati-hati dalam mengelola keuangan, khususnya para generasi milenial.
Generasi ini dinilai konsumtif dalam pengelolaan keuangan, apalagi perputaran
uang begitu cepat dengan kontribusi teknologi.

Jadi, pandemi ini merupakan momentum bagi
generasi milenial untuk mengevaluasi gaya hidup mereka. Koordinator Sub
Direktorat Perekonomian I Kemenkominfo, Eko Slamet Riyanto memaparkan, budaya
cashless ini sangat mempercepat pergerakan uang, apalagi bagi para milenial
yang akhirnya berujung konsumtif.

“Pandemi Covid-19 mendorong kita semua untuk
menerapkan budaya cashless. Berdasarkan data Bank Indonesia, selama bulan
Desember saja nilai transaksi uang elektronik meningkat 30,44 persen dengan
nilai transaksi digital mencapai Rp 2.775,5 triliun,” ujarnya dalam
keterangannya, Selasa (23/3).

Baca Juga :  Bank Mandiri Raih ISO 22301, Pastikan Kehandalan Operasional Bisnis

Meski begitu, mereka juga tetap sadar akan
pengelolaan keuangan karena mereka juga sangat akrab dengan perusahaan
financial technology (fintech). Sebesar 66,38 persen lender berusia 19-34 tahun
dan sebesar 67,19 persen borrower juga berusia 19-34 tahun.

“Berdasarkan data yang ada, generasi milenial
dengan usia 26-35 tahun lebih mendominasi pengajuan Kredit Pemilikan Rumah
(KPR). Jadi tidak hanya pengeluaran yang konsumtif, tetapi generasi saat ini
sudah memikirkan masa depan dengan melakukan konsumsi yang produktif,” ujar
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo,
Septriana Tangkary.

Oleh karena itu, perlu tips perencanaan
keuangan. Yakni membuat dan menggunakan prioritas anggaran berdasarkan besaran
nominal, bukan dari persentase anggaran dan sesuaikan dengan kewajiban,
kebutuhan dan keinginan.

Baca Juga :  BRI Raih ESG Awards 2023 by KEHATI, Makin Unggul Terapkan Bisnis Berkelanjutan

“Bedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Bagaimana membedakannya? Mudahnya, keinginan kalau ditunda tidak ada dampak
signifikan pada diri kita. Sedangkan kebutuhan kalau ditunda akan berdampak
pada kehidupan sehari-hari,” ungkap Chief Marketing Officer Finansialku.com,
Mario Agustian Lasut.

Terpopuler

Artikel Terbaru