29 C
Jakarta
Monday, September 16, 2024

Apotek Kurnia Sudah Berjalan 2,5 Tahun, Kini Makin Eksis karena Dukungan KUR BRI

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Dwi Putri Novianita (30), masih mengingat masa-masa sulit awal dalam membangun Apotek Kurnia 2,5 tahun silam. Salah perhitungan modal membangun Toko Apotek ini menjadi rintangan untuk mengembangkan Toko Apotek yang beralamat di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya.

Namun kini, toko apotek itu pun semakin eksis. Terlihat bangunan toko yang memiliki luas 4 x 20 meter tersebut semakin bagus dengan berbagai macam obat-obat yang tersusun di sebuah bangunan ruko Depan Wisata Kuliner Jalan Yos Sudarso.

Pemilik Apotek Kurnia, Dwi Putri Novianita menceritakan, apotek ini sudah berjalan 2,5 tahun sejak tahun 2022. Bertahannya usaha tersebut juga tak lepas dari dukungan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dwi menceritakan, ide apotek ini muncul saat pengalaman kerja di salah satu perusahaan farmasi selama kurang lebih 7 tahun.  Berlatar belakang lulusan bidan, ia pun memiliki keinginan untuk membuka praktek bidan.

”Awalnya ingin membuka praktek bidan. Namun gak ada waktu saat itu sambil kerja di perusahaan. Akhirnya karena punya jaringan banyak didistribusi obat dan kawan-kawan, akhirnya membuka apotek,” ujarnya di Palangkaraya, Senin (22/4).

Baca Juga :  Pelaku UMKM Kalteng Pilih QRIS BRI karena Uang Masuk Cepat

Awal usahanya berjalan, dia sempat salah melakukan perkiraan penghitungan modal saat membuka toko apotek ini. Ia mengira, dana pribadinya saat itu yang menjadi modal usahanya cukup untuk menjalankan usahanya.

”Ternyata setelah proses pembuatan apotek ini kan ada harus menyediakan lemari dan ini segala macam ternyata kehabisan budget,” bebernya.

Pada saat awal-awal memulai usaha, ia sempat berpikir dana yang sudah disiapkan sekitar Rp50 juta sampai Rp100 juta cukup untuk stok obat. ”Seiring berjalan waktu, ternyata gak cukup,” imbuhnya.

Oleh karena itu, wanita asal Muara Teweh ini akhirnya memutuskan untuk meminjam KUR BRI pada November 2022 lalu. Itu setelah mendapatkan tawaran dari temannya.

”Setelah berjalan beberapa bulan itu apotek terus, setelah itu mengajukan KUR awalnya Rp 50 juta,  terus setelah satu tahunnya, KURnya  dinaiki Rp100 juta,” terangnya.

Alasan ia memilih KUR BRI, sebut Dwi karena rekomendasi temannya dan prosesnya lebih mudah dalam pinjaman KURnya.

Baca Juga :  Sementara, Apotek dan Fasyankes di Palangka Raya Dilarang Beri Resep Obat Sirup

Dia sangat terbantu dengan kehadiran KUR BRI di sisi permodalan. Pasalnya, karena KUR BRI stok obat yang dijual terpenuhi. Pelanggannya sendiri kebanyakan dari warga Palangkaraya yang membeli baik secara langsung maupun daring.

”Jualan awal mula stok obat sekitar total uang Rp50 juta sampai Rp80 juta. Kalau sekarang sekitar Rp 280 juta,” ungkapnya.

Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Palangkaraya Sari Wahono mengungkapkan, BRI Palangkaraya sudah menyalurkan sebanyak  Rp 527 milliar lebih dengan total debitur sebanyak 15.102 dalam tiga tahun terakhir.

”Yang paling banyak KUR yang diberikan untuk disalurkan yakni di sektor perdagangan,” ujarnya melalui keterangannya.

Dia merincikan, tercatat sebanyak 6482 debitur dengan penyaluran KUR BRI sebanyak Rp 178,981 milliar lebih pada tahun 2021. Kemudian pada tahun 2022, sebanyak 5224 debitur dengan penyaluran KUR BRI sebanyak Rp 194,366 milliar lebih. ”Pada tahun 2023 sebanyak 3.396 debitur dengan penyaluran Rp 154,240 milliar lebih,” ungkapnya.(hfz)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Dwi Putri Novianita (30), masih mengingat masa-masa sulit awal dalam membangun Apotek Kurnia 2,5 tahun silam. Salah perhitungan modal membangun Toko Apotek ini menjadi rintangan untuk mengembangkan Toko Apotek yang beralamat di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya.

Namun kini, toko apotek itu pun semakin eksis. Terlihat bangunan toko yang memiliki luas 4 x 20 meter tersebut semakin bagus dengan berbagai macam obat-obat yang tersusun di sebuah bangunan ruko Depan Wisata Kuliner Jalan Yos Sudarso.

Pemilik Apotek Kurnia, Dwi Putri Novianita menceritakan, apotek ini sudah berjalan 2,5 tahun sejak tahun 2022. Bertahannya usaha tersebut juga tak lepas dari dukungan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dwi menceritakan, ide apotek ini muncul saat pengalaman kerja di salah satu perusahaan farmasi selama kurang lebih 7 tahun.  Berlatar belakang lulusan bidan, ia pun memiliki keinginan untuk membuka praktek bidan.

”Awalnya ingin membuka praktek bidan. Namun gak ada waktu saat itu sambil kerja di perusahaan. Akhirnya karena punya jaringan banyak didistribusi obat dan kawan-kawan, akhirnya membuka apotek,” ujarnya di Palangkaraya, Senin (22/4).

Baca Juga :  Pelaku UMKM Kalteng Pilih QRIS BRI karena Uang Masuk Cepat

Awal usahanya berjalan, dia sempat salah melakukan perkiraan penghitungan modal saat membuka toko apotek ini. Ia mengira, dana pribadinya saat itu yang menjadi modal usahanya cukup untuk menjalankan usahanya.

”Ternyata setelah proses pembuatan apotek ini kan ada harus menyediakan lemari dan ini segala macam ternyata kehabisan budget,” bebernya.

Pada saat awal-awal memulai usaha, ia sempat berpikir dana yang sudah disiapkan sekitar Rp50 juta sampai Rp100 juta cukup untuk stok obat. ”Seiring berjalan waktu, ternyata gak cukup,” imbuhnya.

Oleh karena itu, wanita asal Muara Teweh ini akhirnya memutuskan untuk meminjam KUR BRI pada November 2022 lalu. Itu setelah mendapatkan tawaran dari temannya.

”Setelah berjalan beberapa bulan itu apotek terus, setelah itu mengajukan KUR awalnya Rp 50 juta,  terus setelah satu tahunnya, KURnya  dinaiki Rp100 juta,” terangnya.

Alasan ia memilih KUR BRI, sebut Dwi karena rekomendasi temannya dan prosesnya lebih mudah dalam pinjaman KURnya.

Baca Juga :  Sementara, Apotek dan Fasyankes di Palangka Raya Dilarang Beri Resep Obat Sirup

Dia sangat terbantu dengan kehadiran KUR BRI di sisi permodalan. Pasalnya, karena KUR BRI stok obat yang dijual terpenuhi. Pelanggannya sendiri kebanyakan dari warga Palangkaraya yang membeli baik secara langsung maupun daring.

”Jualan awal mula stok obat sekitar total uang Rp50 juta sampai Rp80 juta. Kalau sekarang sekitar Rp 280 juta,” ungkapnya.

Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Palangkaraya Sari Wahono mengungkapkan, BRI Palangkaraya sudah menyalurkan sebanyak  Rp 527 milliar lebih dengan total debitur sebanyak 15.102 dalam tiga tahun terakhir.

”Yang paling banyak KUR yang diberikan untuk disalurkan yakni di sektor perdagangan,” ujarnya melalui keterangannya.

Dia merincikan, tercatat sebanyak 6482 debitur dengan penyaluran KUR BRI sebanyak Rp 178,981 milliar lebih pada tahun 2021. Kemudian pada tahun 2022, sebanyak 5224 debitur dengan penyaluran KUR BRI sebanyak Rp 194,366 milliar lebih. ”Pada tahun 2023 sebanyak 3.396 debitur dengan penyaluran Rp 154,240 milliar lebih,” ungkapnya.(hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru