32.6 C
Jakarta
Monday, September 16, 2024

Pemerintah Fokus Garap SDA Untuk Stabilkan Ekonomi

JAKARTA – Pemerintah berkomitmen menjaga dan
menstabilkan perekonomian Indonesia melalui berbagai sektor. Seperti menjaga
iklim usaha, investasi, dan daya saing Indonesia.

Untuk itu, di era revolusi industri 4.0, pemerintah akan berfokus pada
perubahan ekonomi berbasis sumber daya alam (SDA) menjadi ekonomi berbasis
nilai tambah yaitu industri manufaktur dan jasa.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, untuk
mewujudkan semuanya itu ada tujuh langkah stratis yang diambil guna
mengoptimalkan perekonomian Indonesia.

Pertama, dalam rangka pengembangan industri berbasis SDA dari hulu ke hilir
dan berdaya saing tinggi, pemerintah telah memberikan tax holiday sesuai
besaran investasi.

“Sektor SDA yang mendapatkan tax holiday yaitu industri kimia dasar, logam
dasar, permurnian, petrokimia, dan industri pengolahan berbasis hasil
pertanian, perkebunan, atau kehutanan. Namun, ini bukan close list,” ujar
Darmin di Jakarta, kemarin (15/10).

Baca Juga :  Bank Mandiri Edukasi Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di FIFA Match Day

Kedua, perbaikan perizinan berusaha melalui Online Single Submission (OSS)
sebagai cara memangkas masalah dan mempercepat perizinan investasi.

Ketiga, perubahan sistem perpajakan yang menyeluruh. Perubahan ini meliputi
pembenahan administrasi perpajakan, perbaikan regulasi, dan peningkatan
berbasis perpajakan.

Keempat, sejumlah insentif fiskal telah diberikan untuk memacu industri
manufaktur, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Selain tax holiday, pemerintah
juga memberikan industri yang terlibat dalam vokasi berupa fasilitas
pengurangan penghasilan bruto maksimal sebesar 200 persen untuk vokasi dan 300
persen untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (super deduction).

Kelima, kebijakan perdagangan untuk mendorong ekspor dan menciptakan
pertumbuhan ekonomi berkualitas di era industri 4.0 melalui empat upaya yakni
peningkatan produk ekspor dengan terlibat sebagai bagian Global Value Chain
(GVC); simplifikasi prosedural untuk menekan biaya dan waktu; efisiensi
logistik; dan diplomasi ekonomi dan peningkatan pasar.

Baca Juga :  Ramadan Kerek Belanja Online

Keenam, dalam upaya menyiapkan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan industri
saat ini, pemerintah mengembangkan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang
meliputi tiga lembaga vokasi yaitu SMK, BLK, dan Politeknik.

Ketujuh, pengoptimalan infrastruktur jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan
bandara yang akan dihubungkan dengan pusat-pusat perekonomian seperti pusat
produksi, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), industri kecil, dan pariwisata.

Terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia,
Piter Abdullah mengatakan, kebijakan mendorong manufaktur akan membuat
perekonomian Indonesia tumbuh signifikan.

“Kalau sudah bisa membangun industri manufaktur, ya ekonomi tidak hanya
memggeliat, tapi bisa lari kencang,” ujar Piter kepada Fajar Indonesia Network
(FIN), kemarin (15/10). (din/fin/kpc)

JAKARTA – Pemerintah berkomitmen menjaga dan
menstabilkan perekonomian Indonesia melalui berbagai sektor. Seperti menjaga
iklim usaha, investasi, dan daya saing Indonesia.

Untuk itu, di era revolusi industri 4.0, pemerintah akan berfokus pada
perubahan ekonomi berbasis sumber daya alam (SDA) menjadi ekonomi berbasis
nilai tambah yaitu industri manufaktur dan jasa.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, untuk
mewujudkan semuanya itu ada tujuh langkah stratis yang diambil guna
mengoptimalkan perekonomian Indonesia.

Pertama, dalam rangka pengembangan industri berbasis SDA dari hulu ke hilir
dan berdaya saing tinggi, pemerintah telah memberikan tax holiday sesuai
besaran investasi.

“Sektor SDA yang mendapatkan tax holiday yaitu industri kimia dasar, logam
dasar, permurnian, petrokimia, dan industri pengolahan berbasis hasil
pertanian, perkebunan, atau kehutanan. Namun, ini bukan close list,” ujar
Darmin di Jakarta, kemarin (15/10).

Baca Juga :  Bank Mandiri Edukasi Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di FIFA Match Day

Kedua, perbaikan perizinan berusaha melalui Online Single Submission (OSS)
sebagai cara memangkas masalah dan mempercepat perizinan investasi.

Ketiga, perubahan sistem perpajakan yang menyeluruh. Perubahan ini meliputi
pembenahan administrasi perpajakan, perbaikan regulasi, dan peningkatan
berbasis perpajakan.

Keempat, sejumlah insentif fiskal telah diberikan untuk memacu industri
manufaktur, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Selain tax holiday, pemerintah
juga memberikan industri yang terlibat dalam vokasi berupa fasilitas
pengurangan penghasilan bruto maksimal sebesar 200 persen untuk vokasi dan 300
persen untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (super deduction).

Kelima, kebijakan perdagangan untuk mendorong ekspor dan menciptakan
pertumbuhan ekonomi berkualitas di era industri 4.0 melalui empat upaya yakni
peningkatan produk ekspor dengan terlibat sebagai bagian Global Value Chain
(GVC); simplifikasi prosedural untuk menekan biaya dan waktu; efisiensi
logistik; dan diplomasi ekonomi dan peningkatan pasar.

Baca Juga :  Ramadan Kerek Belanja Online

Keenam, dalam upaya menyiapkan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan industri
saat ini, pemerintah mengembangkan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang
meliputi tiga lembaga vokasi yaitu SMK, BLK, dan Politeknik.

Ketujuh, pengoptimalan infrastruktur jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan
bandara yang akan dihubungkan dengan pusat-pusat perekonomian seperti pusat
produksi, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), industri kecil, dan pariwisata.

Terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia,
Piter Abdullah mengatakan, kebijakan mendorong manufaktur akan membuat
perekonomian Indonesia tumbuh signifikan.

“Kalau sudah bisa membangun industri manufaktur, ya ekonomi tidak hanya
memggeliat, tapi bisa lari kencang,” ujar Piter kepada Fajar Indonesia Network
(FIN), kemarin (15/10). (din/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru