PROKALTENG.CO – Anggota DPD RI Agustin Teras Narang mengunjungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Selasa (7/3/2023). Di sana, Teras mengaku mendengarkan harapan dari jajaran BPBD Kota Palangka Raya agar kekuatan OPD tersebut dapat dioptimalkan dengan berbagai dukungan yang memungkinkan.
“Dengan kondisi Kalteng yang luasnya mendekati 1,5 kali pulau Jawa dan bentang lahan gambut yang luas, potensi bencana tentu menjadi besar pula. Kondisi ini juga termasuk sama di wilayah Palangka Raya yang rawan banjir dan karhutla,” jelas Teras.
Dengan berbagai pengalaman selama ini di Kalteng, lanjut Teras, tentu saja BPBD adalah salah satu elemen daerah yang mesti diperkuat. BPBD di Kota Palangka Raya adalah barometer karena posisinya berada di ibukota provinsi.
“Untuk itu perhatian kepada mereka penting ditingkatkan. Terlebih agar mereka bisa menjangkau lebih banyak pihak termasuk relawan di masyarakat dalam upaya mitigasi bencana,” tuturnya.
Pengadaan sarana dan prasarana dasar untuk mobilitas maupun penanganan utama kala bencana terjadi, masih merupakan tantangan bersama. “Saya mendengar langsung kurangnya sarana pendukung ini mulai dari rubber boat hingga tenda-tenda yang masih perlu disiagakan,” katanya.
Jadi kualitas dari pegawai BPBD Kota Palangka Raya menurut Teras tidak akan optimal bila dukungan sarana dan pra sarana kurang memadai. Terlebih iklim saat ini kian sulit diprediksi sehingga mestinya optimalisasi kewaspadaan perlu dilakukan sejak dini.
“Mari kita upayakan bersama agar Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan pemerintah melihat kebutuhan daerah ini. Mari kita siagakan diri dan menyiapkan mitigasi serta langkah pencegahan agar bencana tidak datang dan menimbulkan banyak korban yang sulit ditangani,” ungkapnya.
PROKALTENG.CO – Anggota DPD RI Agustin Teras Narang mengunjungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Selasa (7/3/2023). Di sana, Teras mengaku mendengarkan harapan dari jajaran BPBD Kota Palangka Raya agar kekuatan OPD tersebut dapat dioptimalkan dengan berbagai dukungan yang memungkinkan.
“Dengan kondisi Kalteng yang luasnya mendekati 1,5 kali pulau Jawa dan bentang lahan gambut yang luas, potensi bencana tentu menjadi besar pula. Kondisi ini juga termasuk sama di wilayah Palangka Raya yang rawan banjir dan karhutla,” jelas Teras.
Dengan berbagai pengalaman selama ini di Kalteng, lanjut Teras, tentu saja BPBD adalah salah satu elemen daerah yang mesti diperkuat. BPBD di Kota Palangka Raya adalah barometer karena posisinya berada di ibukota provinsi.
“Untuk itu perhatian kepada mereka penting ditingkatkan. Terlebih agar mereka bisa menjangkau lebih banyak pihak termasuk relawan di masyarakat dalam upaya mitigasi bencana,” tuturnya.
Pengadaan sarana dan prasarana dasar untuk mobilitas maupun penanganan utama kala bencana terjadi, masih merupakan tantangan bersama. “Saya mendengar langsung kurangnya sarana pendukung ini mulai dari rubber boat hingga tenda-tenda yang masih perlu disiagakan,” katanya.
Jadi kualitas dari pegawai BPBD Kota Palangka Raya menurut Teras tidak akan optimal bila dukungan sarana dan pra sarana kurang memadai. Terlebih iklim saat ini kian sulit diprediksi sehingga mestinya optimalisasi kewaspadaan perlu dilakukan sejak dini.
“Mari kita upayakan bersama agar Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan pemerintah melihat kebutuhan daerah ini. Mari kita siagakan diri dan menyiapkan mitigasi serta langkah pencegahan agar bencana tidak datang dan menimbulkan banyak korban yang sulit ditangani,” ungkapnya.
