25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Bicara Stunting Demi Ciptakan SDM Indonesia Unggul

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Stunting masih merupakan kendala dalam pembangunan SDM Indonesia. Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya.

“Tapi ingat, stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting”, jelas Kepala BKKBN Dr (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) pada ‘Seminar 100 Profesor Bicara Stunting’ yang dilaksanakan secara virtual yang diikuti sekitar 1.698 peserta. Acara ini diselenggarakan mulai tanggal 5-8 Juli 2021.

Dokter Hasto juga menerangkan, awal tahun 2021, Pemerintah Indonesia menargetkan angka Stunting turun dari 27.7% di tahun ini menjadi 14 persen di tahun 2024 dan Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala BKKBN menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Pencegahan Stunting.

Pada kesempatan yang sama Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Prof. Drh. Rizal Damanik, MRepSc, PhD menambahkan, program penurunan angka stunting ini sangatlah memerlukan kolaborasi multisektor baik dari pemerintah maupun mitra swasta untuk bersama sama bersinergi khususnya dalam hal ini, BKKBN berkolaborasi dengan Asosiasi Professor Indonesia.

Baca Juga :  Silaturahmi ke Petani, Wabup Ikut Panen Perdana Semangka

“Diharapkan dapat memberikan pandangan ilmiah dari berbagai latar belakang disiplin ilmu dan dapat diaplikasi di tingkat lini lapangan,” tambah Rizal.

Ketua Umum Assosiasi Profesor Indonesia (API) Pof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc menyebutkan, terkait dengan permasalahan stunting adalah permasalahan multi dimensi yang dapat didekati dari berbagai sudut pandang ilmuwan. Dengan demikian peran para profesor lintas disiplin ilmu sangat penting untuk tampil menyumbangkan pemikirannya dalam mengatasi permasalahan stunting di negeri ini. 

“Masalah penurunan angka stunting bukan hanya tugas pemerintah dalam hal ini BKKBN tetapi juga tanggung jawab semua pihak termasuk akademisi dan perguruan tinggi, yang kemudian pengalamannya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti”, jelasnya.

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng, Muhammad Irzal SE ME saat membuka acara webinar nasional di Provinsi Kalimantan Tengah, Selasa (6/7), menyebutkan bahwa persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional temasuk di Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah. 

“Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal, hal ini menyebabkan kemampuan mental dan kemampuan belajar dibawah rata-rata dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk,” jelasnya.

Dalam momentum Hari Keluarga Nasional ke-28 yang dalam rangkaiannya diadakan webinar nasional 100 profesor bicara stunting, mengajak keluarga untuk bersama-sama mengembalikan makna dari keluarga yang sesungguhnya bagi keluarga kita masing-masing, menjadikan keluarga sebagai lingkungan yang paling nyaman untuk membina dan membimbing anggota-anggota keluarga dalam beradaptasi dari lingkungan fisik maupun dalam lingkungan budaya dimana ia berada untuk menciptakan generasi yang unggul dan berkualitas. 

Baca Juga :  PNKT Akan Terbitkan SK Karang Taruna Kalteng Masa Bakti 2023-2028

“Pada webinar nasional 100 profesor ini, Kalteng menghadirkan 3 profesor dengan mengangkat Tema Penguatan Keluarga dalam Akselerasi Penurunan Stunting Menuju Kalimantan Tengah Semakin Berkah,” ucap Irzal.

Untuk diketahui pada kegiatan seminar ini, menghadirkan 3 profesor yakni Prof Dr dr Syamsul Arifin dengan materi Penerapan Spesific Community Development ( SCD) berbasis Keluarga Dalam Rangka Pengendalian Stunting, Profesor Prof. Dr. Ir. Bambang S. Lautt, Msi dengan materi Bonus Demografi dan Persoalan Stunting di Kalimantan Tengah, Prof. Dr. Hj. Hamdanah, M. Ag dengan materi Support System Keluarga ‘Kunci’ Pencegahan Stunting dengan dipandu moderator Dr. Sunaryo N. Tuah, SE., MP Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya, serta diikuti peserta baik pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng, Mitra Kerja, Mahasiswa, Penyuluh KB, Organisasi Kemasyarakatan, Masyarakat umum dan lainnya. 

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Stunting masih merupakan kendala dalam pembangunan SDM Indonesia. Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya.

“Tapi ingat, stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting”, jelas Kepala BKKBN Dr (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) pada ‘Seminar 100 Profesor Bicara Stunting’ yang dilaksanakan secara virtual yang diikuti sekitar 1.698 peserta. Acara ini diselenggarakan mulai tanggal 5-8 Juli 2021.

Dokter Hasto juga menerangkan, awal tahun 2021, Pemerintah Indonesia menargetkan angka Stunting turun dari 27.7% di tahun ini menjadi 14 persen di tahun 2024 dan Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala BKKBN menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Pencegahan Stunting.

Pada kesempatan yang sama Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Prof. Drh. Rizal Damanik, MRepSc, PhD menambahkan, program penurunan angka stunting ini sangatlah memerlukan kolaborasi multisektor baik dari pemerintah maupun mitra swasta untuk bersama sama bersinergi khususnya dalam hal ini, BKKBN berkolaborasi dengan Asosiasi Professor Indonesia.

Baca Juga :  Silaturahmi ke Petani, Wabup Ikut Panen Perdana Semangka

“Diharapkan dapat memberikan pandangan ilmiah dari berbagai latar belakang disiplin ilmu dan dapat diaplikasi di tingkat lini lapangan,” tambah Rizal.

Ketua Umum Assosiasi Profesor Indonesia (API) Pof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc menyebutkan, terkait dengan permasalahan stunting adalah permasalahan multi dimensi yang dapat didekati dari berbagai sudut pandang ilmuwan. Dengan demikian peran para profesor lintas disiplin ilmu sangat penting untuk tampil menyumbangkan pemikirannya dalam mengatasi permasalahan stunting di negeri ini. 

“Masalah penurunan angka stunting bukan hanya tugas pemerintah dalam hal ini BKKBN tetapi juga tanggung jawab semua pihak termasuk akademisi dan perguruan tinggi, yang kemudian pengalamannya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti”, jelasnya.

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng, Muhammad Irzal SE ME saat membuka acara webinar nasional di Provinsi Kalimantan Tengah, Selasa (6/7), menyebutkan bahwa persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional temasuk di Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah. 

“Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal, hal ini menyebabkan kemampuan mental dan kemampuan belajar dibawah rata-rata dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk,” jelasnya.

Dalam momentum Hari Keluarga Nasional ke-28 yang dalam rangkaiannya diadakan webinar nasional 100 profesor bicara stunting, mengajak keluarga untuk bersama-sama mengembalikan makna dari keluarga yang sesungguhnya bagi keluarga kita masing-masing, menjadikan keluarga sebagai lingkungan yang paling nyaman untuk membina dan membimbing anggota-anggota keluarga dalam beradaptasi dari lingkungan fisik maupun dalam lingkungan budaya dimana ia berada untuk menciptakan generasi yang unggul dan berkualitas. 

Baca Juga :  PNKT Akan Terbitkan SK Karang Taruna Kalteng Masa Bakti 2023-2028

“Pada webinar nasional 100 profesor ini, Kalteng menghadirkan 3 profesor dengan mengangkat Tema Penguatan Keluarga dalam Akselerasi Penurunan Stunting Menuju Kalimantan Tengah Semakin Berkah,” ucap Irzal.

Untuk diketahui pada kegiatan seminar ini, menghadirkan 3 profesor yakni Prof Dr dr Syamsul Arifin dengan materi Penerapan Spesific Community Development ( SCD) berbasis Keluarga Dalam Rangka Pengendalian Stunting, Profesor Prof. Dr. Ir. Bambang S. Lautt, Msi dengan materi Bonus Demografi dan Persoalan Stunting di Kalimantan Tengah, Prof. Dr. Hj. Hamdanah, M. Ag dengan materi Support System Keluarga ‘Kunci’ Pencegahan Stunting dengan dipandu moderator Dr. Sunaryo N. Tuah, SE., MP Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya, serta diikuti peserta baik pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng, Mitra Kerja, Mahasiswa, Penyuluh KB, Organisasi Kemasyarakatan, Masyarakat umum dan lainnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru