27.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Diancam Mau Dibunuh! Demi Rakyat, Gubernur Tidak Gentar

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Selama 6 Tahun kepemimpinan H Sugianto Sabran selaku Gubernur Kalimantan Tengah, banyak terobosan dan inovasi yang dilakukan. Kepedulian pada masyarakat menjadi modal utama dalam memimpin Bumi Tambun Bungai, tanah Berkah Provinsi Kalimantan Tengah. 

Sebagai seorang Gubernur yang merupakan wakil pemerintah pusat di daerah tentu tidak mudah, kebijakan Presiden RI H Joko Widodo harus dikawal sampai tingkat pemerintahan terkecil di Kalimantan Tengah, agar dapat di implementasikan dengan baik sesuai dengan petunjuk Bapak Presiden RI.

 Dalam beberapa kesempatan Gubernur Sugianto Sabran kerap mengungkapkan “Sumberdaya alam di Kalimantan Tengah ini sangat melimpah, tentu harus dapat dirasakan oleh seluruh masyarakatnya. Hilirisasi yang dicita-citakan untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah, bukan untuk mensejahterakan segelintir orang saja dan menyisakan dampak buruk khususnya bagi masyarakat setempat. Tentu banyak pihak yang merasa keberatan dengan kebijakan pro rakyat Gubernur Sugianto, tetapi pilihan sudah dibuat, tindakan sudah dilakukan dengan cepat. 

Baca Juga :  Cara Kemenkumham Bangun Mindset SDM Sebagai Pelayan Masyarakat

"Langkah tegas Gubernur Sugianto untuk menertibkan pengelolaan sumberdaya alam di Kalimantan Tengah tak sedikit menuai kecaman banyak pihak. Hingga akhir-akhir ini gubernur dengan gelar Temanggung Antang Pasihai yang berarti pemimpin yang mampu mengayomi melindungi dan panutan masyarakat itupun diancam akan dibunuh oleh oknum tertentu," kata Plt Kepala Dinas Diskominfosantik Agus Siswadi, Rabu (3/11).

Terlihat dari postingan pada tanggal 24 Oktober 2021 pukul 16.37 WIB yang diposting oleh akun Facebook Hagai Kristian Ajoy pada Grup Penyedot yang menyampaikan ancaman “matei badaha ikau gawi kuh amun sampai sedot nutup muh..” yang berarti mati berdarah kamu kubuat jika sampai menutup sedot (sedot emas) dan berlanjut pada postingan yang turut mengancam Presiden RI pada tanggal 27 Oktober 2021 pukul 16.49 WIB ”Ayo pak jokowi presiden RI jangan kecewakan saya, atau saya semblih anda”. 

Baca Juga :  Selain Mahal, Stok Hewan Kurban di Palangka Raya Berkurang karena Ini

"Dua postingan dan beberapa postingan lainnya ini cukup memprihatinkan, jangan sampai masyarakat menilai postingan ini tidak ditindaklanjuti secara hukum oleh pihak kepolisian bahkan jangan sampai masyarakat mengira tindakan ini ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu untuk memecahbelah masyarakat Kalimantan Tengah. Sudah ada beberapa unsur ormas dan perwakilan masyarakat yang mengajukan laporan kepada kepolisian namun hingga saat ini belum ada perkembangan lebih lanjut," tegasnya..

Dan itu tak sedikitpun membuat gubernur gentar, sikap penyayang dan pengayom bagi masyarakatnya justru menarik perhatian masyarakat Kalimantan Tengah dan tak sedikit yang bersimpati, walaupun diancam untuk dibunuh tetapi sama sekali tidak menunjukan sikap anti kritik malah justru mengayomi.

“Itu wajar, mungkin dia sedang banyak tuntutan kehidupan. Namun cukup disayangkan dengan kata-kata yang turut mengancam Presiden, sangat bertentangan dengan falsafah dan kepribadian kita orang Dayak.” kata Sugianto Sabran.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Selama 6 Tahun kepemimpinan H Sugianto Sabran selaku Gubernur Kalimantan Tengah, banyak terobosan dan inovasi yang dilakukan. Kepedulian pada masyarakat menjadi modal utama dalam memimpin Bumi Tambun Bungai, tanah Berkah Provinsi Kalimantan Tengah. 

Sebagai seorang Gubernur yang merupakan wakil pemerintah pusat di daerah tentu tidak mudah, kebijakan Presiden RI H Joko Widodo harus dikawal sampai tingkat pemerintahan terkecil di Kalimantan Tengah, agar dapat di implementasikan dengan baik sesuai dengan petunjuk Bapak Presiden RI.

 Dalam beberapa kesempatan Gubernur Sugianto Sabran kerap mengungkapkan “Sumberdaya alam di Kalimantan Tengah ini sangat melimpah, tentu harus dapat dirasakan oleh seluruh masyarakatnya. Hilirisasi yang dicita-citakan untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah, bukan untuk mensejahterakan segelintir orang saja dan menyisakan dampak buruk khususnya bagi masyarakat setempat. Tentu banyak pihak yang merasa keberatan dengan kebijakan pro rakyat Gubernur Sugianto, tetapi pilihan sudah dibuat, tindakan sudah dilakukan dengan cepat. 

Baca Juga :  Cara Kemenkumham Bangun Mindset SDM Sebagai Pelayan Masyarakat

"Langkah tegas Gubernur Sugianto untuk menertibkan pengelolaan sumberdaya alam di Kalimantan Tengah tak sedikit menuai kecaman banyak pihak. Hingga akhir-akhir ini gubernur dengan gelar Temanggung Antang Pasihai yang berarti pemimpin yang mampu mengayomi melindungi dan panutan masyarakat itupun diancam akan dibunuh oleh oknum tertentu," kata Plt Kepala Dinas Diskominfosantik Agus Siswadi, Rabu (3/11).

Terlihat dari postingan pada tanggal 24 Oktober 2021 pukul 16.37 WIB yang diposting oleh akun Facebook Hagai Kristian Ajoy pada Grup Penyedot yang menyampaikan ancaman “matei badaha ikau gawi kuh amun sampai sedot nutup muh..” yang berarti mati berdarah kamu kubuat jika sampai menutup sedot (sedot emas) dan berlanjut pada postingan yang turut mengancam Presiden RI pada tanggal 27 Oktober 2021 pukul 16.49 WIB ”Ayo pak jokowi presiden RI jangan kecewakan saya, atau saya semblih anda”. 

Baca Juga :  Selain Mahal, Stok Hewan Kurban di Palangka Raya Berkurang karena Ini

"Dua postingan dan beberapa postingan lainnya ini cukup memprihatinkan, jangan sampai masyarakat menilai postingan ini tidak ditindaklanjuti secara hukum oleh pihak kepolisian bahkan jangan sampai masyarakat mengira tindakan ini ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu untuk memecahbelah masyarakat Kalimantan Tengah. Sudah ada beberapa unsur ormas dan perwakilan masyarakat yang mengajukan laporan kepada kepolisian namun hingga saat ini belum ada perkembangan lebih lanjut," tegasnya..

Dan itu tak sedikitpun membuat gubernur gentar, sikap penyayang dan pengayom bagi masyarakatnya justru menarik perhatian masyarakat Kalimantan Tengah dan tak sedikit yang bersimpati, walaupun diancam untuk dibunuh tetapi sama sekali tidak menunjukan sikap anti kritik malah justru mengayomi.

“Itu wajar, mungkin dia sedang banyak tuntutan kehidupan. Namun cukup disayangkan dengan kata-kata yang turut mengancam Presiden, sangat bertentangan dengan falsafah dan kepribadian kita orang Dayak.” kata Sugianto Sabran.

Terpopuler

Artikel Terbaru