30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kotim Serius Mengembangkan Porang, Berambisi Menjadi yang Terbesar

SAMPIT,
PROKALTENG.CO

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Pertanian bekerja
sama dengan Asosiasi Petani Porang Indonesia setempat mengadakan sosialisasi
budidaya Porang. Yakni dengan mendatangkan Paidi salah seorang petani porang
yang sukses dan sering disebut Master Porang Indonesia.

Kegiatan tersebut dilakasanakan
di ruang rapat Anggerek Tewu lantai II kantor Bupati, di buka langsung oleh
Bupati Kabupaten Kotim H Halikinnor dan sejumlah petani dan lainnya, Minggu
(25/4).

Dalam Sambutannya
Halikin mengatakan pemerintah daerah sangat serius mengembangkan porang. Bahkan
dia berambisi menjadikan daerah ini sebagai salah satu penghasil porang
terbesar di Indonesia, karena dengan budidaya porang akan mampu meningkatkan
penghasilan dan kesejahteraan masyarakat daerah karena hasilnya sangat
menjanjikan.

“Kami sangat
serius mengembangkan porang ini. Kita bisa memanfaatkan tenaga milenial yang
saat ini pusing mencari pekerjaan, karena porang bisa mewujudkan petani yang
berdasi dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyrakat dan mahasiswa juga bisa
ikut magang,” sampai Halikin.

Baca Juga :  Memimpin Dua Periode, SHD Minta Maaf

Dirinya juga mengatakan
sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah, dirinya akan memerintahkan Dinas
Pertanian bersama instansi terkait untuk mengidentifikasi lahan yang cocok
untuk budidaya porang tersebut, Penelitian dilakukan di seluruh kecamatan, mulai
wilayah utara hingga selatan yakni Antang Kalang hingga Teluk Sampit.

“Yang mana nanti
lahan potensial itu akan dicocokkan dengan tata ruang sehingga pemerintah
daerah bisa membuat kebijakan untuk melindungi lahan tersebut agar tidak
digunakan untuk kepentingan lain,” ucap Halikin.

Ia juga meminta seluruh
satuan kerja perangkat daerah juga diperintahkan untuk berkoordinasi dan
mempersiapkan apa yang akan dilakukan untuk mendukung program ini sesuai bidang
masing-masing. Sementara itu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diminta segera
mempersiapkan draf nota kesepakatan dan perjanjian kerjasama dengan pihak
ketiga yang dikomandoi Paidi.

“Pemerintah daerah
juga berencana akan menyiapkan lahan 1.000 hektare untuk membudidayakan porang
yang hasilnya nanti untuk pendapatan asli daerah. Hal ini untuk mendorong
peningkatan produksi porang di Kabupaten Kotim ini,” tutupnya.

Baca Juga :  Jaga Diri dari Virus Covid-19, 47 Pegawai Pengadilan Negeri Disuntik V

Sementara itu, Master
Porang Indonesia Paidi menjelaskan petani Indonesia sudah lebih dari 40 tahun
mengeluti porang, karena dulu harganya sangat murah dan permintaan masih
sedikit, berbeda dengan saat ini porang dimanfaatkan untuk makanan sekitar 80
persen, sedangkan 20 persen sisanya untuk kosmetik dan obat-obatan.

“Mbah saya dulunya
seirang pengepul di daerah Nganjuk. Dulu harganya hanya Rp150 per kilogram,
pada tahun 2007 sudah naik menjadi Rp900 per kilogram, kemudian harganya terus
naik dan permintaannya juga meningkat,” terangnya.

Paidi juga
menyarankan para petani porang tidak usah takut bersaing karena semakin banyak
orang menanam porang karena permintaan komoditas ini juga terus meningkat, maka
dari itu dirinya mendorong agar petani di daerah ini bisa terus membudidayakan
porang, sehinga keinginan bupati Kabupaten Kotim untuk menjadikan daerah ini
pemasuk terbesar porang di Indonesia bisa terwujud.

SAMPIT,
PROKALTENG.CO

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Pertanian bekerja
sama dengan Asosiasi Petani Porang Indonesia setempat mengadakan sosialisasi
budidaya Porang. Yakni dengan mendatangkan Paidi salah seorang petani porang
yang sukses dan sering disebut Master Porang Indonesia.

Kegiatan tersebut dilakasanakan
di ruang rapat Anggerek Tewu lantai II kantor Bupati, di buka langsung oleh
Bupati Kabupaten Kotim H Halikinnor dan sejumlah petani dan lainnya, Minggu
(25/4).

Dalam Sambutannya
Halikin mengatakan pemerintah daerah sangat serius mengembangkan porang. Bahkan
dia berambisi menjadikan daerah ini sebagai salah satu penghasil porang
terbesar di Indonesia, karena dengan budidaya porang akan mampu meningkatkan
penghasilan dan kesejahteraan masyarakat daerah karena hasilnya sangat
menjanjikan.

“Kami sangat
serius mengembangkan porang ini. Kita bisa memanfaatkan tenaga milenial yang
saat ini pusing mencari pekerjaan, karena porang bisa mewujudkan petani yang
berdasi dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyrakat dan mahasiswa juga bisa
ikut magang,” sampai Halikin.

Baca Juga :  Memimpin Dua Periode, SHD Minta Maaf

Dirinya juga mengatakan
sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah, dirinya akan memerintahkan Dinas
Pertanian bersama instansi terkait untuk mengidentifikasi lahan yang cocok
untuk budidaya porang tersebut, Penelitian dilakukan di seluruh kecamatan, mulai
wilayah utara hingga selatan yakni Antang Kalang hingga Teluk Sampit.

“Yang mana nanti
lahan potensial itu akan dicocokkan dengan tata ruang sehingga pemerintah
daerah bisa membuat kebijakan untuk melindungi lahan tersebut agar tidak
digunakan untuk kepentingan lain,” ucap Halikin.

Ia juga meminta seluruh
satuan kerja perangkat daerah juga diperintahkan untuk berkoordinasi dan
mempersiapkan apa yang akan dilakukan untuk mendukung program ini sesuai bidang
masing-masing. Sementara itu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diminta segera
mempersiapkan draf nota kesepakatan dan perjanjian kerjasama dengan pihak
ketiga yang dikomandoi Paidi.

“Pemerintah daerah
juga berencana akan menyiapkan lahan 1.000 hektare untuk membudidayakan porang
yang hasilnya nanti untuk pendapatan asli daerah. Hal ini untuk mendorong
peningkatan produksi porang di Kabupaten Kotim ini,” tutupnya.

Baca Juga :  Jaga Diri dari Virus Covid-19, 47 Pegawai Pengadilan Negeri Disuntik V

Sementara itu, Master
Porang Indonesia Paidi menjelaskan petani Indonesia sudah lebih dari 40 tahun
mengeluti porang, karena dulu harganya sangat murah dan permintaan masih
sedikit, berbeda dengan saat ini porang dimanfaatkan untuk makanan sekitar 80
persen, sedangkan 20 persen sisanya untuk kosmetik dan obat-obatan.

“Mbah saya dulunya
seirang pengepul di daerah Nganjuk. Dulu harganya hanya Rp150 per kilogram,
pada tahun 2007 sudah naik menjadi Rp900 per kilogram, kemudian harganya terus
naik dan permintaannya juga meningkat,” terangnya.

Paidi juga
menyarankan para petani porang tidak usah takut bersaing karena semakin banyak
orang menanam porang karena permintaan komoditas ini juga terus meningkat, maka
dari itu dirinya mendorong agar petani di daerah ini bisa terus membudidayakan
porang, sehinga keinginan bupati Kabupaten Kotim untuk menjadikan daerah ini
pemasuk terbesar porang di Indonesia bisa terwujud.

Terpopuler

Artikel Terbaru