Site icon Prokalteng

Santri Mura Didorong Turut Putus Mata Rantai Covid-19

santri-mura-didorong-turut-putus-mata-rantai-covid-19

PURUK CAHU, KALTENGPOS.CO-Undang Undang Nomor 18 Tahun 2019
tentang pesantren memberikan Afirmasi, Rekognisi, dan Fasilitasi terhadap
pesantren dalam melaksanakan fungsi pendidikan, fungsi dakwah dan fungsi
pemberdayaan masyarakat.

Asisten III Adminitrasi Umum Setda Kabupaten Murung Raya (Mura) H.
Budi Susetyo memimpin upacara peringatan Hari Santri di halaman Pondok
Pesantren Nailul Authar, Desa Danau Usung, Kecematan Murung, Kamis (22/10).

Dalam kesempatan itu, H. Budi Susetyo menyampaikan sambutan
Menteri Agama RI, Fachrul Razi mengatakan, bahwa kalangan santri memiliki hari
yang teramat istimewa. Dimana tanggal 22 Oktober telah ditetapkan oleh Presiden
Joko Widodo menjadi hari santri melalui keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015
tentang Hari Santri.

Dilanjutkannya, untuk peringatan hari santri tahun ini secara
khusus mengusung tema “Santri Sehat Indonesia Kuat”. Isu kesehatan
diangkat berdasar fakta bahwa dunia internasional, tak terkecuali Indonesia
saat ini dilanda pandemi global Covid-19, termasuk di Bumi Tana Malai Tolung
Lingu.

 

Menurutnya, tema ini adalah jawaban dari komitmen bersama dalam
mendorong kemandirian dan kekhasan pesantren. “Saya yakin, jika santri dan
keluarga  besar pesantren sehat,  bisa melewati pandemi Covid-19 ini
dengan baik, insya allah negara kita juga akan sehat dan kuat,” jelasnya.

Saat ini, bahwa pesantren adalah entitas yang rentan dengan
persebaran Covid-19. Keseharian dan pola komunikasi para santri yang terbiasa
tidak berjarak antara satu dengan yang lainnya adalah model komunikasi islami,
unik dan khas, namun juga sekaligus rentan terhadap penularan virus.

“Akan tetapi tidak pula dapat dipungkiri, pengalaman beberapa
pesantren yang berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan
penanganan dampak pandemi covid-19 menjadi bukti nyata bahwa pesantren juga
memiliki kemampuan ditengah berbagai keterbatasan fasilitas yang
dimiliki,” jelasnya.

Lebih utama adalah tradisi kedisiplinan selama ini diajarkan
kepada para santri, keteladanan dan sikap kehati-hatian Kiai dan Pemimpin
pesantren, karena mereka tetap mengutamakan keselamatan santrinya dibandingkan
yang lainnya.

“Kita semua berikhtiar agar pandemi segera berlalu, keluarga
besar pesantren, santri, Masyarakat Indonesia dan warga dunia bisa melewati
pandemi ini dengan baik,” pungkasnya. 

Exit mobile version